Siraman GKR Hayu-KPH Notonegoro Gunakan Air dari Tujuh Sumber

GKR Hayu dan KPH Notonegoro
Sumber :
  • Kratonwedding.com
VIVAlife
Hasil Liga Champions: Borussia Dortmund Menang Tipis Lawan PSG
- Prosesi Royal Wedding GKR Hayu dengan KPH Notonegoro pada hari pertama, Senin 21 Oktober 2013 salah satunya adalah tradisi siraman.

Terpopuler: Nikita Mirzani Ngaku Dikekang Rizky Irmansyah, Siti Badriah Siap Hamil Anak Kedua?

Tradisi siraman pengantin wanita GKR Hayu yang rencananya dilakukan pada pukul 10.05 WIB terpaksa molor dan baru dilaksanakan pada pukul 10.50 WIB.
Waspada Cuaca Panas di Indonesia, Berikut 5 Tips untuk Menghadapi Cuaca Ekstrem


Prosesi siraman diawali dari ibunda GKR Hayu, GKR Hemas mengguyurkan dengan siwur (gayung yang terbuat dari kuningan) dengan menggunakan air yang berasal dari mata air atau dari sumur di Keraton Yogyakarta dan kembang setaman. Prosesi siraman untuk mempelai putri berlangsung di bangsal Sekar Kedaton.


Usai GKR Hemas menyiram GKR Hayu dilanjutkan dengan beberapa kerabat perempuan dari GKR Hayu. Tak lupa selama prosesi siraman doa-doa dipanjatkan agar calon pengantin usai siraman memancarkan rona kecantikan.


Usai seluruh kerabat perempuan memandikan GKR Hayu, prosesi siraman dengan memecah kendi yang dilakukan GKR Hayu. Dengan memecahkan kendi itu diharapkan memecah pamor sehingga GKR Hayu terlihat cantik.


Prosesi siraman hanya berlangsung tak lebih dari 20 menit. Sekira pukul 11.10 menit, prosesi siraman untuk GKR Hayu sudah selesai. GKR Hayu kemudian masuk ke Bangsal Sekar Kedaton untuk dirias.


Siraman calon pengantin pria KPH Notonegoro dilakukan di bangsal Kasatrian. Sedangkan air yang digunakan untuk siraman berasal dari mata air atau sumur yang didalamnya terdapat kembang setaman.


Prosesi siraman pengantin pria tak berbeda dengan prosesi siraman pengantin wanita. GKR Hemas menyiramkan air dari tujuh mata air dari keraton dan dilanjutkan dengan kerabat pengantin wanita. Dan pada akhirnya GKR Hemas bersama dengan Dukun manten memecahkan kendi secara bersama-sama.


Sebelum acara siraman, calon pengantin pria melaksanakan Nyantri di bangsal Kasatrian. Dalam prosesi Nyantri ini pengantin pria dijumput dari bangsal Mangkubumen ke Bangsal Magangan. Nyantri ini untuk memperkenalkan budaya keraton.


GKR Pembayun mengatakan dalam prosesi Nyantri ini berbeda dengan prosesi Nyantri yang dilakukan sebelum-sebelumnya.


"Ketika menikahkan putri Sultan yang lainnya, calon pengantin pria Nyantri bisa 1 hari 1 malam. Namun kali ini hanya beberapa jam karena prosesi Siraman hanya dilakukan beberapa jam setelah prosesi Nyantri selesai," katanya. (adi)
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya