Sumber :
- ANTARA/Sigid Kurniawan
VIVAlife - Jalanan di sepanjang Keraton Yogyakarta dan Malioboro dipadati ribuan warga. Seakan ikut menumpahkan suka cita, mereka ikut menyambut pasangan pengantin baru. GKR Hayu dan KPH Notonegoro. Keduanya akan diarak, untuk dikenalkan kepada seluruh warga.
Prosesi perarakan atau kirab ini dinamai 'Kirab Kereta Kencana'. Mengandung makna: bersatunya pemimpin dengan rakyat, atau dalam bahasa Jawa, "Manunggaling Kawulo Gusti".
Rute perarakan dimulai dari Keraton Yogyakarta menuju Bangsal Kepatihan dengan melewati titik nol kilometer. Selanjutnya bergerak ke utara, menuju Jalan Malioboro.
Baca Juga :
Tokoh Agama Papua: Jangan Ikut Ajakan Sesat Aksi Demo 1 Mei, Pihak Tidak Bertanggungjawab
Sebelumnya, sejumlah prajurit keraton sudah melakukan gladi kotor dan gladi bersih. Mereka berperan sebagai pengiring kirab, lengkap dengan 12 kereta kencana dan 68 kuda yang akan menarik 12 kereta kencana tersebut.
Salah satu warga yang turut hadir mengaku sudah datang sejak pukul 06.30 WIB. Padahal kirab baru dimulai pukul 09.00 WIB. Ia berangkat dari rumahnya di daerah Bantul. "Sayang kalau dilewatkan. Ini peristiwa langka dan mungkin terakhir kali karena seluruh putri Sri Sultan sudah menikah," ujar Fitri, nama warga tersebut.
Ditambahkannya, ia juga harus memarkir sepeda motornya lumayan jauh. Sekitar setengah kilometer karena ruas jalan yang akan dilalui kereta kencana sudah ditutup sejak pagi tadi.
Tak hanya Fitri, beberapa sekolah dari Sekolah Dasar hingga SMA yang ada di sekitar jalur kirab juga mengosongkan jadwal untuk memberi kesempatan pada siswanya menyaksikan kirab kencana. Hal ini terlihat dari puluhan siswa berseragam yang berada di pinggir jalur kirab.
"Kita diberi kesempatan untuk melihat kirab kereta kencana oleh para guru," kata Nita salah seorang pelajar SMA yang turut menantikan kirab kereta kencana di Jalan Malioboro.
Saking antusiasnya warga yang akan menyaksikan kirab ini, banyak yang lalu merangsek mendekati garis pembatas, mempersempit jalur kirab. Petugas keamanan pun segera meminta warga memberi ruang cukup untuk pergerakan kereta kencana.
Kegembiraan warga makin bertambah dengan disediakannya jajanan gratis oleh komunitas pedagang kaki lima di sepanjang Jalan Malioboro. Tak menunggu hitungan jam, jajanan itu ludes diserbu warga yang sudah berjaga sejak pagi. Pun air mineral yang juga disediakan. Hanya meninggalkan bungkus karena cuaca pagi di Yogyakarta saat ini cukup terik. (umi)
Baca Juga :
Halaman Selanjutnya
Salah satu warga yang turut hadir mengaku sudah datang sejak pukul 06.30 WIB. Padahal kirab baru dimulai pukul 09.00 WIB. Ia berangkat dari rumahnya di daerah Bantul. "Sayang kalau dilewatkan. Ini peristiwa langka dan mungkin terakhir kali karena seluruh putri Sri Sultan sudah menikah," ujar Fitri, nama warga tersebut.
