Waspadai, Gangguan Tidur Ini Picu Penyakit Jantung

Ilustrasi Gangguan Fase Terlambat Tidur
Sumber :
VIVAlife - Obstructive Sleep Apnea (OSA). Gangguan tidur kronis ini kerap terjadi kerena saluran napas tertutup, hingga tak ada udara yang bisa mencapai paru-paru. Akibatnya, orang terbangun atau malah tak bisa tidur karena sesak napas. 
Megawati Ajukan Amicus Curiae ke MK, Pakar Hukum: Upaya Intervensi Peradilan

Gangguan ini juga disebut sebagai pencetus cedera miokard subklinis, yang merupakan tanda awal kerusakan jantung. Studi dilakukan oleh Brigham and Women's Hospital di Boston, Amerika Serikat.
HUT Ke-61, Taspen Tegaskan Komitmen Genjot Kesejahteraan Masyarakat

Temuan ini dirumuskan setelah peneliti menganalisis 1.645 peserta. Semua peserta tidak memiliki penyakit jantung maupun gagal jantung. Peserta menjalani tes polisomnografi, yakni tes yang memonitor pola tidur seseorang. 
Asia Business Council 2024, Menko Airlangga Kasih Bukti Ketahanan Ekonomi Indonesia

Sampel darah peserta juga diambil. Kemudian mereka ditindaklanjuti hingga 21 tahun 4 bulan kemudian. Selama rentang waktu tersebut, terjadi 222 kasus kematian, 212 pasien mengidap jantung koroner, dan 122 peserta mengalami gagal jantung.

Dilansir Medical News Today, peneliti mengatakan, baik penyakit jantung koroner maupun gagal jantung, dapat diprediksi melalui protein yang ditemukan dalam otot jantung. Protein itu disebut Troponin T (hs - TnT).

Untuk mengendalikan efek buruk ini, Amil M. Shah dari Brigham and Women's Hospital menyarankan pasien untuk terus memantau kadar hs-TnT dalam tubuhnya.

Terapi yang bisa dilakukan: Continuous Positive Airway Pressure (CPAP). Yakni terapi menggunakan masker hidung yang terhubung ke mesin generator aliran udara. Dari mesin generator, udara dipompa melalui hidung atau mulut untuk memastikan bahwa saluran napas selalu terbuka sepanjang malam. (eh)
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya