Gairah Fashion Blogger Muda Kebanggaan Indonesia

Evita Nuh, fashion blogger Indonesia
Sumber :
  • http://www.jellyjellybeans.blogspot.com/
VIVAlife - Lampu-lampu mulai berpendaran. Masing-masing menerangi panggung putih yang awalnya temaram. Tak selang lama, dentum musik menghentak. Nyaris bersamaan dengan keluarnya model-model cantik yang melangkah penuh semangat.
Atasi El Nino, Menteri Pertanian: Pemerintah Siapkan Pompanisasi dengan Biaya Rp5,8 Triliun

Ekspresi datar, riasan natural. Kecantikan wajah memang tak ditonjolkan.
Polri Bongkar Kasus TPPO Modus Kirim Mahasiswa Magang ke Jerman, 5 Orang Jadi Tersangka

Model busana yang dikenakan, itulah poin utamanya. Potongan gaun-gaun cantik dengan aksen unik, begitu menyedot perhatian penonton. Salah satunya, seorang gadis berwajah Asia yang duduk di bangku depan. Matanya sibuk menjelajah setiap detai busana yang dipamerkan.
Lawan El Salvador dan Kosta Rika, Timnas Argentina Tanpa Lionel Messi

Di pangkuannya tergeletak undangan bertuliskan namanya: Sonia Eryka.

Orang awam mungkin menganggapnya remaja biasa. Tapi tidak dengan kalangan fesyen. Remaja berusia 2o tahun bernama Sonia ini setenar selebriti. Buktinya, ia diundang menyaksikan peragaan busana bergengsi: New York Fashion Week.

Untuk sampai kesana, Sonia tak mengeluarkan uang sepeserpun. Modalnya hanya menulis blog fesyen. Pada VIVAlife, gadis kelahiran 21 Juni 1993 menceritakan hobi menulis yang membawa namanya mendunia.

Menulis Lintas Benua

Sesungguhnya Sonia tak menduga, keseriusannya menulis soal fesyen di blog bisa membawanya sampai ke Amerika. Ia mulai menulis sejak usia SMP. Saat itu menulis di blog memang sedang tren. dan kebetulan juga, orang tuanya memberi fasilitas home schooling. Hingga ia punya banyak waktu untuk menuangkan idenya.

Awalnya ia hanya menuliskan soal musik dan kegiatan sehari-hari. Ia merasa menulis blog adalah cara merekam perjalanan hidup. Kelamaan, blognya diisi dengan tulisan fesyen. 

"Karena lebih banyak di rumah, jadi banyak kesempatan buat eksperimen fesyen. Aku coba foto-foto, dan hasilnya aku upload di blog,” tuturnya. 

Jatuh hati, Sonia pun memutuskan menekuni bidang fesyen. Ia menuliskan apapun soal fesyen melalui www.soniaeryka.blogspot.com.

Kebetulan ia sudah tertarik dengan  fesyen dari kecil. Sewaktu kecil, sang ibu sering mendandaninya dengan busana lucu. sampai akhirnya ia mahir memilih busana sendiri. Pilihannya: padu padan busana warna atraktif.

Selera fesyennya terasah tahun demi tahun. Saat kawan-kawan remajanya baru belajar berdandan, berbelanja, dan mix and match busana, Sonia sudah biasa bereksperimen dengan itu semua. "Aku juga punya hobi fotografi. Dari situ aku tertarik bereksperimen, mencampur fesyen dan fotografi pakai kamera lungsuran Mama," ceritanya.

Dari blog pribadinya, Sonia mulai dikenal. Akun twitter pun diikuti lebih dari 40 ribu orang. Sebelum menulis blog, Sonia tak menyangka bisa mengenal banyak orang dengan latar belakang berbeda-beda.

"Sekarang bisa punya teman banyak! Ada orang-orang hebat di bidangnya, seperti fashion designer, fashion stylist, dan sebagainya," ungkapnya. Ia merasa relasinya makin luas. 

Pun saat menghadiri New York Fashion Week, ia ditugaskan untuk menyiarkan peragaan kelas dunia itu melalui blognya. "Kalau bukan karena fashion blogging, rasanya susah buat dapat seperti itu,” ujarnya lagi.

Kesempatan yang tak kalah berkesan adalah, saat dirinya diundang bergabung dengan blogger dari Filipina dan Amerika menjelajah khasanah batik. Mereka mengunjungi daerah-daerah penghasil batik di Pulau Jawa, belajar membatik, dan turut menyaksikan peragaan busana dari desainer batik ternama. 

Tak hanya itu yang ia dibanggakan. Namanya juga mendunia. Ia diliput media-media internasional seperti Teen Vogue. Juga Company Magazine yang malah mendapuknya sebagai 20 Best Fashion Blogs Worldwide.

Untuk usianya yang masih 20 tahun, itu pencapaian luar biasa. Dari blog itu juga, ia tengah melakoni bisnis fesyen online dengan merek RIOTOUS. 

Muda Berpengaruh

Sonia bukan satu-satunya fashion blogger muda yang menorehkan prestasi sampai ke ranah dunia. Ada pula Evita Panca Ludwina Nuh. Nama populernya Evita Nuh. Ia malah lebih muda dari Sonia. Usianya baru14 tahun.

Tak heran, sejak kecil Evita juga sudah punya ketertarikannya pada dunia fesyen. "Menurut keluargaku sih aku mulai memilih pakaianku sendiri di umur 5 atau 6 tahun," katanya.

Saat itu, ia sama sekali tak mau keluar rumah tanpa pakaian bagus. Orang tuanya pun membebaskan Evita memilih pakaian sendiri. Ia girang. "Mungkin aku memang pecinta hal-hal cantik. Dan fesyen penuh dengan kecantikan. Aku suka sekali memadupadankan busana, dan aku hobi mendesain baju," ungkapnya dengan mata berbinar.

Sementara teman-temannya bermain bongkar pasang busana dengan Barbie, ia menjadikan dirinya sendiri sebagai 'manekin hidup'.

Soal ketertarikannya menulis blog fesyen ia punya cerita sendiri. kala itu, tahun 2008, saat usianya masih 9 tahun, Evita mulai tahu apa itu blog. Hampir setiap hari ia menjelajah dunia maya. Dibukanya blog-blog orang lain sampai akhirnya ia tersangkut ke sebuah blog yang menurutnya keren. Tak hanya soal isi, tetapi juga desain. Evita berpikir: kenapa tidak membuat blog sendiri?

Ia lakukan. Lalu mengunggah foto-foto soal eksperimen padu padan busananya, ke halaman www.jellyjellybeans.blogspot.com. Tak disangka, namanya melejit. Penggemarnya membludak. Akun twitter-nya menampung hampir 10 ribu followers.

Dari blog itu Evita dinobatkan oleh sebuah surat kabar nasional sebagai perempuan muda paling berpengaruh di Indonesia. Namanya juga wara-wiri di media asing. New York Times dan majalah Perancis Nouvel Observateur memprofilkan dirinya.

Di majalah Perancis itu, ia disejajarkan dengan empat remaja lain yang dianggap berprestasi di bidangnya. Evita tentu saja mendapat porsi soal fesyen. Ia dimasukkan dalam daftar 10 blogger muda paling berpengaruh versi laman Babble.

"Membaca nama ‘Evita Nuh from Indonesia’ di majalah atau website luar negeri, adalah momen paling membanggakan bagiku," tuturnya.

Tak hanya Evita, kedua orang tuanya pun berbangga. Terutama almarhum ayahnya, yang meninggal beberapa waktu lalu. Bagi Evita, sosok ayah lah yang menjadi inspirasinya selama ini. Ia menyebut, semasa hidupnya, ayah adalah pendukung terbesar sekaligus kritikus terhebat.

"Aku selalu berusaha membuat segala sesuatu dengan pemikiran, ‘Apakah Papa akan menyukainya?’. Aku tahu Papa punya taste luar biasa. Dia selalu berkata, ‘Kalau kamu menginginkannya, berbuatlah sesuatu untuk itu!’,” katanya lagi.

Termasuk proyek besar yang sedang ia jalani bersama beberapa ilustrator Indonesia favoritnya. Ia menyebut bahwa proyek itu merupakan impiannya selama ini. Sayang, Evita tak mau menjelaskan secera rinci peroyeknya itu.

Kita tunggu,,,
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya