- iStockphoto
"Terlebih pada keluarga miskin. Orang tua tak tahu cara berkomunikasi yang tepat, cara menjelaskan tentang seks, karena mereka merasa risih. Ketika anak hanya terus-terusan dimarahi, anak akan melarikan diri dari rumah, kemudian terjebak narkoba, rokok dan seks bebas," kata Baby Jim Aditya, Kamis, 7 November 2013.
Dalam penelitian yang dilakukan pada 200 pelajar SMP di Jakarta Utara, Baby mendapat hasil yang mengejutkan. Sekitar 95 persen pelajar SMP sudah pernah menyaksikan film porno, bahkan beberapa dari mereka sudah pernah melakukan hubungan seks. Hasil penelitian tersebut disampaikan kepada walikota Jakarta Utara dan komite sekolah, untuk ditindak lanjuti.
"Saya juga mensurvei orang dewasa terhadap seksualitas, hasilnya pun sama saja. Mereka masih penasaran dengan tubuh lawan jenis. Jadi mereka marah-marah kepada anak, padahal mereka sendiri juga menonton film porno," lanjut Baby.
Peran orang tua semakin menyempit, dilanjutkan Baby, mayoritas anak hanya berkomunikasi pada orang tua untuk meminta uang. Justru saat memasuki masa pubertas seperti mimpi basah, anak enggan bercerita, padahal peran orang tua sangat penting di sini.
Orang tua kerap menganggap diri mereka makhluk suci yang tidak mau tau soal seks. Anak adalah refleksi dari apa yang didapat di rumah dan di lingkungan tempat tinggal.
"Jadi, kalau orang tua sedang memprotes prilaku anak, berarti mereka sedang memprotes prilaku mereka sendiri," lanjut Baby.
Yang tak kalah penting, seks bebas di bawah umur dipengaruhi minimnya peran ayah yang kuat. Dalam disertasi, Baby meneliti narapidana-narapidana laki-laki. Ternyata, mereka adalah sosok bermasalah yang tidak dibesarkan dengan peran ayah minim sejak masa kecilnya. Tidak hanya laki-laki yang butuh sentuhan ayah, begitupun perempuan.
"Kalau anak tidak bisa cerita tentang menstruasi pertama kali dengan ayah, bagaimana mereka bisa dapat pelajaran untuk menghindari 'predator-predator' di luar sana?" tambah Baby.