Studi: Paru-paru Perokok Berat Aman untuk Transplantasi

Ilustrasi orang merokok
Sumber :
  • REUTERS/Toru Hanai

VIVAlife - Mendapatkan organ untuk transplantasi bukan perkara mudah. Tak jarang, pasien harus mengantre untuk mendapatkan organ. Itupun belum tentu tepat. Masih harus dipertimbangkan soal kecocokan dan kualitas.

Mikel Arteta Menolak Panik, Yakin Arsenal Bakal Bangkit

Salah satu organ yang sangat sulit didapat adalah paru-paru. Maraknya gaya hidup merokok membuat paru-paru seseorang sering dianggap tidak cocok untuk menjadi organ transplantasi.

Namun, studi terbaru menyatakan, seseorang yang mengisap sebungkus rokok setiap hari selama 20 tahun masih bisa menjadi donor transplantasi paru-paru. Itu dibuktikan oleh analisis data tranplantasi paru Amerika Serikat antara tahun 2005 sampai 2011.

Pemain Bintang Jakarta Pertamina Enduro Tampil di Laga Persahabatan Lawan Red Sparks

Menurut Dr. Sharven Taghavi, ahli bedah cardivascular Temple University Hospital di Philadelphia, selama ini masyarakat awam tak banyak mengetahuinya. Sebab, setiap pasien bertanya soal pendonornya, dokter hanya memberikan informasi terbatas.

Mengutip laman NBC News, sekitar 13 persen donor transplantasi paru-paru di Amerika Serikat memiliki sejarah perokok berat. Data itu telah dipresentasikan Taghavi di pertemuan tahunan Society of Thoracic Surgeons, minggu lalu.

Unas Bentuk Tim Pencari Fakta Usut Dugaan Plagiat Prof Kumba Digdowiseiso

Ia dan koleganya menganalisis hampir enam ribu prosedur transplantasi paru-paru dewasa yang berasal dari database United Network of Organ Sharing atau UNOS di Amerika Serikat.

Studi itu lantas membantah pendapat sebelumnya yang menyebutkan bahwa paru-paru perokok berat sebaiknya tidak digunakan karena akan memicu penyakit lain. Menurut Taghavi, banyak pasien yang hidup sehat setelah mendapatkan paru-paru perokok berat.

Namun, ia melanjutkan, itu juga harus mempertimbangkan pemeriksaan organ untuk transplantasi. Rokok mampu memicu berbagai macam penyakit paru-paru atau penyakit lainnya. Penyakit-penyakit itulah yang harus diperiksa dengan baik.

“Selain itu, keputusan untuk menerima organ tersebut kembali pada pasien. Apakah mereka mau menerima paru-paru dalam keadaan apapun,” ujarnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya