Penyakit Misterius, Tubuh Menderita Terus-Menerus

Ilustrasi wanita mengalami sakit pada kaki.
Sumber :

VIVAlife - Suatu pagi, Alexandra Annaloro terbangun dengan kesakitan. Kaki kanannya mendadak tak bisa digerakkan. Ia merasa sangat lemas. Kondisi itu bertahan selama lebih dari 10 menit.

PDIP Bisa jadi Oposisi, Bantu Pemerintah Mengkoreksi Bukan Saling Berhadapan

Terkadang, kakinya bergetar hebat. Bersamaan dengan itu, nyeri yang ia rasakan berkali-kali lipat. “Ini sangat sulit. Ada hari-hari di mana saya terus-terusan menangis,” ujarnya, seperti dikutip Daily Mail.

Annaloro bukan satu-satunya yang menderita. Daphne Cuebas juga merasakan hal yang sama. Saking sakitnya, ia sampai tak bisa makan dan tidur. Tubuhnya seakan tak berfungsi.

Viral Emak-emak di Taput Dituduh Curi Ketang Dihukum Telanjang, Begini Kata Polisi

“Sampai-sampai saya pernah berpikir untuk mengakhiri hidup,” katanya mengungkapkan.

Apa yang dialami Annalaro dan Cuebas, membingungkan para dokter dan peneliti di Inggris. Sakit ekstrem yang mereka derita belum ditemukan cara penyembuhannya.

BYD Pajang Mobil Konsep Ocean-M di Auto China 2024

Penyakit itu disebut dengan Sufferers of Complex Regional Pain Syndrome (SCRPS). Penderitanya akan terbangun dengan rasa sakit ekstrem berkepanjangan. Biasanya, itu menghinggapi lengan atau kaki.

Terkadang, ditandai dengan sedikit memar. Namun, lebih sering nyeri datang tanpa gejala dan tak bisa diidentifikasi. Dokter dan peneliti belum bisa mendiagnosa penyebab pastinya.

Yang jelas, itu berkaitan dengan masalah saraf. Ada saraf tertentu yang mengirim sinyal sakit terus-menerus ke otak. Umumnya, itu memburuk dari waktu ke waktu. Ia bahkan dapat menyebar ke area lain di tubuh.

Bisa menyerang siapa saja, di mana saja, serta kapan saja. Wanita diklaim dua kali lebih mungkin terkena penyakit itu dibanding pria. Ironisnya, belum ada obat yang tepat untuk meredakan, apalagi menyembuhkannya.

Saat diperiksa melalui pengukur rasa sakit McGill Pain Index, ternyata nyeri yang dialami mendapat peringkat sangat tinggi. Dari angka tertinggi 50, skornya mencapai 42. Itu lebih tinggi dari rasa nyeri yang dialami seseorang saat persalinan maupun amputasi anggota tubuh.

Sejauh ini, penderita SCRPS melalui perawatan yang berbeda-beda. Mulai dari suntikan botoks intramuskular, stimulator saraf tulang belakang, sampai berbagai psikoterapi dan hipnosis.

Belum ada laporan soal keberhasilan penanggulangannya. Namun, belum diketahui pula bisa sampai separah apa SCRPS itu. (umi)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya