Diciptakan, Jantung Transplantasi dengan Cetak 3D

Kesehatan jantung
Sumber :
  • istockphoto

VIValife - Sepuluh tahun lagi, manusia tak perlu khawatir soal sakit jantung. Sebab, di masa itu, para ilmuwan menargetkan pencetakan jantung manusia secara 3D sudah bisa dilakukan. Cetak 3D itu bisa digunakan untuk transplantasi jantung pada tiap manusia.

Heru Budi Didesak Segera Bangun Proyek Pengelolaan Sampah Sunter yang Mangkrak 5 Tahun

Saat ini, teknologi itu tengah dikembangkan oleh Dr Stuart Williams dan timnya dari University of Louisville. Perkembangan terakhir, mereka telah membuat koroner arteri dan cetak 3D dari pembuluh darah-pembuluh darah kecil yang ada dalam jantung.

“Studi ini telah mencapai tahap pra klinis lanjutan. Akan ditunjukkan, bagaimana cetak 3D dari pembuluh darah kecil akan terhubung kembali dengan jaringan penerima. Selanjutnya, itu akan menciptakan aliran darah baru di jaringan yang dicetak,” kata Williams, seperti dikutip Daily Mail.

BNI Bakal Terbitkan Global Bond US$500 Juta, Jadi Incaran Investor Asing

Yang hendak dikembangkan dalam waktu dekat, adalah mesin pencetak 3D khusus untuk jantung buatan. Selama ini, para ilmuwan mencetak bagian komponen jantung secara satu per satu. Namun, mereka percaya, seluruh organ lengkap bisa dicetak hanya dalam waktu tiga jam.

Pencetakan 3D itu termasuk komponen otot jantung, pembuluh darah, katup, dan jaringan-jaringan. Namun, Williams menjelaskan masih ada bagian-bagian yang perlu ‘dirakit’ setelah jantung tercetak. Misalnya, beberapa bagian dari pembuluh darah dan katup. Itu tak bisa dilakukan oleh teknologi.

Arus Mudik di Aceh Diprediksi Meningkat 9 Persen pada 2024

Setelah seluruh jantung tercetak dan terakit sempurna, butuh waktu sekitar seminggu untuk ‘tumbuh matang’. Setelah itu, baru aman diberikan pada penerima transplantasi.

“Konstruksi akhir akan dicapai dengan bioprinting dan penempatan strategis katup serta pembuluh darah di tubuh penerima,” kata Williams lagi, menerangkan. Sebelum itu, penerima harus melalui sebuah operasi. Terutama, untuk pengangkatan jaringan seperti lemak.

Jaringan itu merupakan penghasil sel regeneratif. Sel-sel itu kemudian akan digabungkan dengan sesuatu agar bisa dimasukkan ke dalam mesin pencetak sehingga bisa digunakan mencetak jantung. “Dengan demikian, tubuh penerima tidak akan menolak transplantasi karena dibuat dari selnya sendiri,” lanjut Williams.

Agar tidak terjadi masalah, ilmuwan mendorong sel-sel penerima untuk menyatu secara alami dengan pembuluh darah yang dicetak. Itu penting, agar aliran darah terjalin dan organ jantung yang dicetak bisa hidup dalam tubuh.

Williams membayangkan, satu dekade lagi mesin-mesin pencetak jantung 3D bisa menjadi hal biasa di rumah sakit. Mungkin, nantinya ia akan selayak mesin pemindai X-Ray di era ini.

Teknologi ini bukan mustahil. Di University of Kentucky, teknologi yang sama sudah digunakan untuk menumbuhkan tulang kelinci. Williams dan timnya, juga telah berhasil mencetak jantung untuk tikus. (adi)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya