Wajib Tahu, 5 Masalah Seksual Akibat Merokok

Ilustrasi Rokok
Sumber :
  • istockphoto

VIVAlife - Jika peringatan kanker tak cukup membuat Anda berhenti merokok, mungkin dampak-dampak ini bisa membuat jera. Rokok, juga berdampak pada kesehatan seksual serta gangguan reproduksi.

Pengakuan Pelatih Yordania Jelang Laga Lawan Timnas Indonesia U-23

Dua hal itu, seperti impotensi dan gangguan janin, memang tertulis sebagai peringatan di bungkus rokok. Namun, mereka tak lebih tenar dibanding risiko kanker paru-paru dan penyakit kronis lain.

Padahal, ada banyak masalah seksual dan reproduksi yang diakibatkan rokok. Mengutip laman Bustle, berikut lima gangguan yang jarang disebut. Mungkin ini bisa membulatkan tekad Anda untuk berhenti merokok.

3 Orang Tewas Imbas Longsor dan Banjir Lahar Dingin di Wilayah Gunung Semeru

Sulit hamil

Penelitian American Society of Reproductive Medicine menyebutkan, merokok mempercepat hilangnya sel telur. Komponen asap rokok juga mengganggu kemampuan sel ovarium untuk membuat estrogen. Asap rokok juga memperbanyak telur dengan kelainan genetik.

Nikita Mirzani Beberkan Pemicu Kandasnya Jalinan Asmara Hingga Soal Kesetiaan

Sulit ereksi

Rokok menyebabkan aliran darah yang buruk pada organ intim pria. Penelitian menunjukkan, non-perokok dapat berereksi lima kali lebih kuat dibanding perokok. Seperti yang dipublikasikan pada British Journal of Urology International, nikotin lah yang menyebabkan masalah ereksi.

Pramenstruasi

Ini kerap terjadi pada wanita setiap bulan, tapi lebih mungkin bagi perokok. Dalam sebuah studi yang dituliskan pada American Journal of Epidemiology, perokok dua kali lebih mungkin memiliki gejala pramenstruasi, terutama sakit punggung, kembung, nyeri payudara, dan jerawat.

Membunuh sperma

Pria perokok memiliki jumlah sperma yang lebih rendah. Sperma juga "berenang" lebih lambat. Kelainan lain yang menyangkut bentuk dan fungsi sperma juga bisa dialami perokok. Semua temuan tersebut telah diteliti oleh American Society of Reproductive Medicine.

Mempercepat menopouse

Penelitian dari University of Hong Kong memaparkan, wanita perokok mengalami menopouse lebih awal dari non-perokok, yakni di usia 43 sampai 50 tahun. Sementara itu, wanita non-perokok mengalaminya antara usia 46 sampai 51 tahun. Menopause dini berisiko osteoporosis, diabetes, dan Alzheimer. (art)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya