Menguak Pola Kerja "Gila" Karyawan Perusahaan Periklanan

Wanita stres
Sumber :
VIVAlife
Batalkan Aksi Relawan Turun ke Jalan Jelang Putusan Sengketa Pilpres di MK, Prabowo Tuai Pujian
- Kabar meninggalnya Mita Diran, seorang
copywriter
Terekam CCTV Cabuli Gadis Panti Asuhan, Ketua PSI Gubeng Surabaya Dicokok Polisi 
Indonesia, mengejutkan banyak pihak. Sebab, ia dikabarkan
Indonesia All Star Diisi Pemain Terbaik Guna Hadapi Red Sparks

Pekerja kreatif memang menuntut kerja keras dan tanggung jawab besar. Situs web Creative Pool menjabarkan tanggung jawab yang harus dimiliki oleh pekerja kreatif. Dalam situs tersebut tertulis, seorang copywriter dituntut untuk bekerja mulai Senin hingga Jumat, dan dapat diperpanjang hingga malam hari dan akhir pekan.


Hal itu diakui juga oleh A, salah seorang desain grafis di salah satu perusahaan periklanan di Jakarta. Ia menuturkan, bekerja di sebuah perusahaan periklanan, biasanya memang tidak memiliki jam kerja baku.


Saat harus mengerjakan sebuah proyek, dalam satu hari mereka bisa bekerja selama 10 hingga 11 jam. Padahal dalam satu hari saja, ia bisa mengerjakan dua hingga tiga proyek.


"Itu lebih ke tanggung jawab sama perusahaan dan merek yang kita pegang juga. Karena
kerjaan
kita
kan
kejar target," ujarnya saat dihubungi
VIVAlife
, Senin, 16 Desember 2013.


Dari jam kerja yang panjang itu, ia mengaku hanya menggunakan waktu istirahat selama satu jam. Bukan hanya jam kerja yang panjang, A juga mengatakan bahwa jika proyek yang dikerjakan sudah mendekati
deadline
, akhir pekan pun ia gunakan untuk bekerja. 


Rasa lelah yang berlebihan dan pola makan yang tidak teratur, menjadi hal yang biasa bagi para pekerja kreatif. Tak heran, jika berbagai penyakit seringkali menghampiri dirinya. Diakui A, ia baru saja keluar dari rumah sakit karena penyakit maag yang dideritanya.


Meski demikain, bekerja di perusahaan periklanan tetap memiliki suka duka. Sebagai pekerja kreatif, ia memang lebih senang menghabiskan waktu lebih lama untuk bekerja, agar dapat memiliki waktu yang lebih lama juga untuk berlibur.


"Jadi misalnya targetnya dua minggu, itu dikerjain buru-buru. Ternyata dalam satu minggu bisa selesai, sisa satu minggunya, bisa santai-santai," ujarnya.


Hal senada juga diungkapkan seorang mantan karyawan di sebuah perusahaan periklanan, Wulan. Ia menuturkan bahwa tidak ada jam kerja di dunia iklan. Meski perusahaan menerapkan jam kantor, namun kenyataannya para karyawan tetap bekerja hingga malam.


"Bahkan kalau
pitching
bisa tidak pulang 1-2 hari. Sabtu dan Minggu juga masih kerja. Jadi dikejar terus biar cepat selesai," ucap Wulan.


Ia menjelaskan, untuk satu proyek biasanya diberikan waktu hingga dua pekan. Pekan pertama, karyawan akan melakukan
brainstorming
dan menyusun target. Pekan kedua baru mengeksekusi proyek.


Pekerjaan akan lebih berat ketika memasuki bulan puasa. Saat itu, karyawan bisa bekerja dari pukul 9 pagi hingga 4 subuh keesokan harinya.


"Rekan kerja saya sampai masuk rumah sakit karena tifus," katanya.


Menurut Wulan, pola kerja ini terjadi karena atasan  tidak bisa menolak dengan tegas keinginan atau tawaran klien. Akibatnya, karyawan harus menanggung beban kerja yang besar.


"Kami ditekan dari klien dan akhirnya karyawan yang harus bekerja keras," ucap Wulan. (eh)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya