"Hamil Hantu," Wanita Ini Mengaku Kehilangan Bayi

Ilustrasi Wanita Hamil
Sumber :
  • iStockphoto

VIVAlife - Seorang wanita mendatangi sebuah rumah sakit bersalin di Sao Paulo, Brasil Tenggara, dengan heboh. Ia mengeluhkan nyeri tajam di perutnya dan banyak kehilangan darah.

Meyakini Kebangkitan Marc Marquez di MotoGP Spanyol 2024

Ia mengaku, dirinya tengah hamil 41 minggu. Itu dibuktikan dengan riwayat pemeriksaan kandungan.

Dokter langsung bertindak. Mereka memeriksa perut wanita itu, dan tidak menemukan detak jantung janin di dalamnya. Suasana makin heboh. USG tak sempat lagi. Dokter memutuskan operasi.

Viral! Oknum Polisi Diduga Aniaya Istrinya, Ini Kata Polda Sumatera Utara

Namun betapa terkejutnya mereka saat mendapati perutnya kosong. Sama sekali tak ada janin di dalamnya. Peristiwa itu langsung diklaim sebagai kehamilan hantu atau palsu.

Menurut suaminya, ini merupakan “kehamilan” kedua Sang Istri tahun ini. Sebelumnya, ia juga merasa kehamilannya bermasalah dan mendatangi rumah sakit. Ia lalu mengaku kehilangan bayinya. Namun, tak bisa menunjukkan sertifikat kematian.

Sama-sama dari Luar Kota, Anies-Cak Imin Baru Silaturahmi Lebaran di H+6 Idul Fitri

Itu disebut sebagai kasus langka, ketika seorang wanita yang tidak hamil meyakinkan dirinya untuk hamil. Ia bahkan sering menunjukkan gejala klasik kehamilan, seperti mual dan muntah.

Itu merupakan kelainan psikologis. Wanita itu pun akhirnya dirujuk menjalani perawatan kejiwaan.

Dipicu Trauma

Mengutip Daily Mail, kelainan psikologis itu disebut pseudocyesis. Itu kerap menyerang wanita usia akhir tiga puluhan atau awal empat puluhan. Sebab, mereka sangat menginginkan anak dan tak kunjung mendapatkannya.

Wanita yang pernah kehilangan anak, juga rentan akan kelainan psikologis itu. Penyebabnya bisa karena trauma atau ketidakseimbangan hormonal.

Semua gejala ketidaknyamanan kecil dianggap sebagai tanda kehamilan. Misalnya, terlambat datang bulan, mual dan muntah, serta pembesaran payudara.

Hal pertama yang akan mereka lakukan adalah menemui dokter kandungan. Jika hasilnya tak memuaskan, mereka tetap bersikukuh dirinya hamil.

Untuk menangani mereka, dokter kandungan harus ekstra sabar saat menjelaskan bahwa hasil tes urine mereka negatif. Selain itu, juga dibutuhkan simpati, perhatian, dan dukungan penuh dari keluarga.

Sebab, gangguan emosional parah akan menyertai mereka. Penanganan medis saja tak cukup. Perawatan psikologis lebih dibutuhkan. (ren)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya