Bocah 12 Tahun Ini Sukses Jadi Bos Perusahaan Dasi

Moziah Bridges
Sumber :
  • Facebook

VIVAlife - Sekira tahun 1890-an, tren menggunakan dasi kupu-kupu melanda dunia. Item fesyen itu biasa dipadukan dengan kemeja berkerah, jas, ataupun suspender. Para pria memakainya untuk menghadiri acara resmi.

Meli Joker Tewas Bunuh Diri Sambil Live di Instagram, Psikolog Soroti Hal Ini

Belakangan, tren dasi kupu-kupu hidup kembali. Ia identik dengan gaya retro, yang juga kembali muncul di kalangan masyarakat perkotaan. Tak hanya populer di kalangan dewasa, anak-anak pun gandrung mengenakannya.

Salah satunya Moziah Bridges, seorang bocah negro yang tinggal di Tennessee, Amerika Serikat. Hampir setiap hari ia mengenakan dasi kupu-kupu. Apapun gayanya, tetap berdasi kupu-kupu. Mo, sapaan akrabnya, berani bergaya berbeda. Padahal, usianya baru 12 tahun.

Di Tengah Konflik Perang, Tiongkok Dukung Upaya Palestina Jadi Anggota Penuh PBB

Saking gandrungnya, Mo ingin punya berbagai dasi kupu-kupu dengan motif sesuai keinginan pribadi. Sang Nenek kemudian mengajarinya menjahit bahan. Lama kelamaan, Mo mulai mahir. Dasi yang sudah jadi, tak hanya ia kenakan sendiri. Beberapa di antaranya dijual.

Ternyata, banyak yang menyukai karyanya. Sampai akhirnya, Mo mendirikan usaha dasi kupu-kupu yang diberi nama Mo’s Bows. Ia bahkan punya gerai dasi sendiri.

Menkominfo Sebut Pemerintah Segera Bentuk Satgas Atasi Darurat Judi Online

Berbagai dasi dipamerkan di sana, dan pengunjung bebas memilih. Mo sering tampak hadir dan berinteraksi dengan mereka.

Moziah Bridges

Ada karakter unik di setiap hasil karya Mo. Ia selalu menyelipkan karakter anak-anak. Alhasil, dasinya berwarna-warni lucu dan ceria. Motifnya pun bervariasi, seperti kartun, garis, kotak, not balok, dan huruf-huruf besar.

Mo pun menamai dasi-dasinya dengan sebutan yang lucu, seperti GI Bo. Desain milik Mo membutikan, dasi kupu-kupu tak hanya serasi dikenakan orang dewasa, tapi juga cocok untuk anak-anak.

Hanya membuat dasi, rupanya tak membuat Mo puas. Ia juga berniat membuka usaha di bidang fesyen lainnya. “Saya berencana kuliah di Parsons School of Design di New York City dan ingin memiliki perusahaan retail pada usia 20 tahun,” ucapnya percaya diri, seperti dilansir Up Town Magazine. (eh)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya