Studi: Jumlah Pria Perokok di Indonesia Terbanyak Kedua di Dunia

Ilustrasi Rokok
Sumber :
  • istockphoto
VIVAlife - Meski sejumlah negara memperlihatkan penurunan rasio, angka prevalensi kebiasaan merokok di Indonesia memperlihatkan kecenderungan peningkatan dari tahun 1980 hingga 2012. Hal ini terungkap lewat studi terbaru dari Institute for Health Metrics and Evaluation (IHME) di University of Washington.
Banjir dan Tanah Longsor Mematikan di Kenya, 179 Orang Tewas

Dalam rilis yang diterima VIVAlife, jumlah pria perokok di Indonesia meningkat sebanyak dua kali lipat sejak tahun 1980 dan prevalensinya tercatat  sebagai kedua tertinggi di dunia. Saat ini diperkirakan sebanyak 52 juta orang merokok di seluruh dunia. Indonesia merupakan salah 12 negara yang menyumbangkan angka sebanyak 40 persen dari total jumlah perokok dunia.
Catat, Surat Konfirmasi Tilang Kini Dikirim Lewat WA!

“Ini merupakan fakta yang menyedihkan yang dapat memberikan dampak negatif pada kondisi kesehatan serta biaya kesehatan di negara kita," ujar Dr. Nafsiah Mboi, Menteri Kesehatan Republik Indonesia, Kamis, 9 Januari 2014.
Harga Emas Hari Ini 2 Mei 2024: Global dan Antam Meroket Lagi

Namun, menurutnya fakta tersebut akan terus membuat Kemenkes terus berkomitmen dalam melakukan tindakan nyata dalam mengurangi angka tersebut di Indonesia untuk kepentingan seluruh masyarakat, dan membantu mengurangi angka penyakit yang disebabkan oleh tembakau di seluruh dunia.

Studi yang bertajuk Smoking Prevalence and Cigarette Consumption in 187 Countries, 1980-2012 diterbitkan pada tanggal 8 Januari 2014 di Journal of the American Medical Association dalam edisi khusus yang didedikasikan untuk membahas masalah tembakau.

Secara global, prevalensi merokok berdasarkan usia sudah menunjukkan penurunan sebanyak 42 persen di kalangan wanita dan 25 persen di kalangan pria, antara tahun 1980 dan 2012.

Di Indonesia, prevalensi merokok sangat bervariasi antara pria dan wanita. Pada tahun 2012, 57 persen pria Indonesia digolongkan sebagai perokok aktif, dan tercatat sebagai kedua tertinggi di dunia. Sedangkan wanita Indonesia, memperlihatkan prevalensi merokok sebanyak 3,6 persen menempati posisi keenam tertinggi di dunia.

Sementara China, Taiwan, Vietnam dan negara-negara lain di Asia Timur dan Asia Tenggara memperlihatkan kecenderungan yang sama, antara kebiasaan merokok antara pria dan wanita.

“Walaupun banyak kemajuan pesat dalam hal pengawasan tembakau, masih banyak yang harus dilakukan,” ucap Direktur IHME, Dr. Christoper Murray.

Menurut angka-angka terbaru dari studi Global Burden of Disease (GBD) yang dikoordinasikan bersama IHME, di Indonesia, penggunaan tembakau menyebabkan hampir 200.000 kematian, 9,1 persen berkurangnya usia, dan 7,2 persen masalah kesehatan. Estimasi ini tidak termasuk berbagai penyakit sebagai efek dari perokok pasif.

Prakiraan IHME tersebut berdasarkan sumber data yang sangat luas, termasuk survei di setiap negara, statistik pemerintah, serta data dari Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO). Perkiraan yang sering ada sebelumnya, umumnya berdasarkan sejumlah data saja.
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya