Sumber :
- Fajar Sodiq
VIVAlife - Rabu malam, halaman Benteng Vestenburg, Solo dipadati pengunjung. Mereka datang karena penasaran. Apa jadinya jika 1.000 lampion dilepaskan di langit mendung, sebagai puncak acara Solo Imlek Festival 2014.
Tak pelak, langit yang sebelumnya gelap berganti taburkan sinar dari lampion.
Ini cara warga menyambut tahun baru China atau Imlek. Pelepasan lampion ini ditularkan oleh tradisi perayaan Waisak yang setiap tahunnya digelar di Candi Borobudur.
Sebelum prosesi pelepasan dimulai, Walikota Solo Fx. Hadi Rudyatmo hadir di panggung utama, mengajak warga yang hadir menyanyikan lagu kebangsaan, Indonesia Raya, lalu berdoa bersama.
Selanjutnya, walikota bersama perwakilan tokoh masyarakat keturunan Tionghoa turun dari panggung untuk mengawali prosesi pelepasan lampion. Mereka masing-masing membawa satu lampion, menyalakan api, dan menerbangkannya.
Ratusan pengunjung pun mengikuti. Mereka secara serentak menyalakan dan melepaskan lampion.
Saking banyaknya pengunjung, panita membagi dalam beberapa kelompok. Masing-masing kelompok diberikan waktu 30 menit untuk melepaskan lampion. Salah satu pengunjung Fava Lia Maria rela membeli delapan lampion untuk dilepaskan pada malam ini. Menurutnya, berdasarkan keyakinan dari masyarakat Tionghoa, dengan melepas lampion diharapkan doa-doa serta harapan bisa sampai kepada Tuhan .
"Doa yang saya panjatkan ada delapan. Keselamatan keluarga, diri sendiri, keselamatan bangsa, doa supaya bencana alam yang melanda segera berakhir, dan harapan lainnya."
Panitia Bersama Imlek 2014, Sumartono Hadinoto mengatakan pihak panitia telah menyiapkan sekitar 1.000 lampion, dan habis.
"Antusiasme pengunjung untuk ikut meramaikan pelepasan lampion luar biasa. Kita juga puas acara pelepasan lampion berjalan lancar," katanya. (umi)
Baca Juga :
Halaman Selanjutnya
Selanjutnya, walikota bersama perwakilan tokoh masyarakat keturunan Tionghoa turun dari panggung untuk mengawali prosesi pelepasan lampion. Mereka masing-masing membawa satu lampion, menyalakan api, dan menerbangkannya.