Memaksa Anak Makan Picu Obesitas

Ilustrasi balita bayi anak makan
Sumber :
  • iStock

VIVAlife - Ucapan, "Nanti nasinya nangis loh," seolah menjadi senjata ampuh bagi para ibu saat si kecil tidak ingin menghabiskan makanannya. Kebiasaan tersebut, ternyata berdampak buruk bagi kesehatan anak. Sebuah penelitian mengungkap, ibu yang memaksa anak-anaknya menghabiskan makanan, terutama saat makan malam dapat membuat anak menderita obesitas saat dewasa.

Bikin 2 Gol ke Gawang Korsel, Begini Kata Rafael Struick

Tidak hanya itu, memaksa anak untuk mengikuti kebiasaan tertentu, menghukum atau tidak mendengarkan masalah mereka, juga dapat menyebabkan stres pada anak dan membuat mereka lari ke makanan untuk mengatasinya. Akhirnya, ketidaknyamanan yang dirasakan anak memicu masalah emosional dan obesitas di kemudian hari.

Anies Buka Peluang Maju Pilgub Jakarta: Saya Baru Satu Periode

Penelitian yang dilakukan oleh Profesor Kelly Bost, dari University of Illinois di Amerika Serikat ini juga menemukan, anak-anak yang makan di depan orang tua yang suka memerintah, cenderung lebih memilih makanan enak yang tidak sehat. Lain dengan mereka yang diajak berdiskusi untuk memilih makanan yang mereka sukai.

Profesor Kelly menjelaskan, jika seorang ibu lebih sering mengabaikan kemarahan, kecemasan atau kesedihan anak daripada berempati dan mencarikan solusi, maka perlakuan itu akan terus melekat pada pikirannya. Bukan tidak mungkin anak akan menerapkan hal yang sama ketika mereka jadi orangtua nanti.

Mengenali Tanda-Tanda Tantrum Tidak Normal pada Anak, Orang Tua Harus Merespons dengan Cermat

"Anak yang tidak diajari bagaimana mengatur emosinya kemungkinan akan mengembangkan pola makan yang membuatnya berisiko jadi obesitas," ujar Profesor Kelly, seperti dikutip Daily Mail.

Penelitian ini melibatkan 497 orang tua yang memiliki anak berusia dua dan tiga tahun. Mereka diminta untuk mengisi kuesioner. Fungsinya untuk mengetahui sedekat apa hubungan emosional mereka dengan anak. Mereka juga diminta untuk menjawab pertanyaan bagaimana mengatasi emosi negatif sang anak, apakah mereka memaksakan pola makan tertentu, mengobrol saat makan dan seberapa sering menonton TV setiap harinya.

Dalam penelitian terungkap juga bahwa ibu yang mengabaikan kesedihan anaknya, atau lebih buruk lagi, menghukumnya, akan membuat anak lebih sering lari ke makanan cepat saji, camilan mengandung garam tinggi dan minum minuman tinggi gula untuk mendapatkan rasa nyaman. Selain itu, terungkap juga bahwa menyuruh anak untuk menghabiskan makanan atau berkata, 'ayo makan tiga suap lagi dan kamu boleh makan kue nanti', adalah pola asuh yang salah. (eh)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya