Pria Ini Terlahir dengan "Ekor Monyet"

Populasi Monyet di India
Sumber :
  • msn

VIVAlife - Ada sekelompok orang yang mengekor setiap kali Chandre Oraon berjalan. Padahal, ia bukan selebriti. Oraon hanya seorang pemetik teh di Alipurduar, India.

Kasus Temuan Mayat Bayi Tanah Abang, Polisi Tangkap Orang Tua

Lantas, apa yang membuat pria 35 tahun itu istimewa?

Rupanya, orang-orang Hindu percaya, Chandre merupakan Dewa Monyet alias Hanoman. Itu lantaran ia memiliki ekor tepat di atas pantatnya.

Saudi Arabia Permits All Types of Visas to Perform Umrah

Ekor berbulu itu menjuntai panjang sampai sekitar 14,5 inci atau 37 sentimeter, membuat Chandre seperti Sun Go Kong.

Berbondong-bondong, orang-orang dari penjuru India mendatangi rumahnya. Mereka berharap bisa menyentuh ekornya dan mendapatkan berkah.

3 Faktor Cegah Operasi Intelijen Siber, Jangan Terbalik

Monika Lakda, misalnya. Mengutip Huffington Post, ia mengaku datang ke Chandre untuk menyembuhkan keponakan kesayangannya.

“Kami sudah memberinya obat, tapi tidak berhasil. Jadi kami datang ke sini untuk mencari berkat-Nya. Kami percaya Chandre reinkarnasi dari Hanoman,” ungkapnya.

Bukan sekadar ekor yang membuat Chandre dipercaya sebagai makhluk istimewa. Disebut-sebut, ia lahir pada hari Hanoman Kudus. Selain itu, Chandre bisa memanjat pohon dengan lihai seperti monyet.

Namun, tak semua percaya mentah-mentah Chandre adalah dewa. Mengutip Indian Express, Chushan Chakraborty, seorang petugas medis yakin Chandre hanya manusia biasa.

“Dia memanjat pohon, berperilaku seperti monyet, bahkan seorang vegetarian. Tapi, dia bukan Tuhan. Kondisinya hanya cacat bawaan,” ujarnya.

Yang dialami Chandre, dalam dunia medis disebut sebagai spina bifida. Tulang belakangnya tidak menutup sempurna semua jalan ke bawah.

Menurut Dr Scott Meyer, ahli saraf dan tulang di Morristown Medical Center, New Jersey, orang-orang dengan kondisi itu akan mengembangkan pertumbuhan di bagian punggung. Terkadang, dijumpai rambut di sana.

“Kombinasi dari kantong membran dan seberkas rambut, bisa menghasilkan sesuatu yang mirip ekor monyet,” Meyer menjelaskan. Biasanya, dokter menyarankan “ekor” itu untuk dioperasi.

Chandre bukan tak pernah melakukannya. Ia menyebut, sang ibunda pernah berupaya memotong ekornya saat masih kecil. Namun, ia jadi demam tinggi. Chandre bahkan sakit keras sampai nyaris meninggal.

“Sejak itu, semua orang mengatakan saya harus memeliharanya. Saat saya sakit, keluarga saya tahu itu tanda bahwa ekor ini dari Ilahi,” ucap Chandre.

Diakuinya, hidup dengan ekor tidak mudah. Sekarang mungkin ia diagung-agungkan, tapi masa kecilnya penuh hinaan dan celaan. Hingga kini, ia pun miskin. Rumahnya sangat sederhana.

Soal wanita, Chandre juga tak beruntung. Ia ditolak oleh lebih dari 20 wanita dalam hidupnya. Sampai akhirnya, ia bertemu Maino yang kini menjadi istrinya. Sejak itu ia bahagia.

Fenomena ekor monyet di India, bukan hanya terjadi pada Chandre. Ada pula Arshid Ali Khan, bocah 12 tahun di Chandigarh. Ia punya ekor sepanjang tujuh inci atau 18 sentimeter.

Seperti Chandre, ia pun dipuja-puja dan dianggap Dewa Monyet. Juga seperti “seniornya”, Ali tak ingin ekornya dipotong. Ia mengaku sangat menyayanginya dan menganggapnya hadiah dari Tuhan.

“Saya merasa istimewa,” ungkapnya bangga. (art)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya