Kacamata Cerdas untuk Mendeteksi Kanker

Kacamata Untuk Kanker
Sumber :
  • Dailymail

VIVAlife - Para dokter bedah selama ini cukup kesulitan menemukan sel-sel kanker di dalam tubuh seseorang. Hal inilah yang menyebabkan beberapa sel kanker tertinggal di dalam tubuh, meski sudah dilakukan operasi.

Parkir Cuma Sebentar, Mobil Ini Ditagih Rp48 Juta di Tangerang

Namun kini, para dokter bedah tidak lagi perlu merasa khawatir akan menyisakan sel kanker di dalam tubuh saat operasi, karena para peneliti dari Washington University of Medicine di St.Louis telah mengembangkan sepasang kacamata pintar yang dapat membantu ahli bedah melihat sel-sel kanker secara langsung.

Dilansir dari Dailymail, melalui kacamata berteknologi tinggi itu, sel kanker akan terlihat mengeluarkan sinar berwarna biru sehingga memudahkan dokter bedah saat membedakan sel-sel kanker dengan sel-sel yang sehat. Selain itu juga membantu memastikan tidak ada sel-sel tumor liar yang tertinggal selama operasi.

Teknologi ini digunakan pertama kalinya dalam sebuah operasi minggu ini. Namun kacamata tersebut masih harus melewati serangkaian uji klinis lainnya sebelum dapat digunakan secara luas.

Operasi gebrakan dengan kacamata pintar itu dilakukan di Alvin J. Siteman Cancer Center di Barnes-Jewish Hospital dan Washington University School of Medicine oleh dokter bedah payudara Dr Julie Margenthaler.

"Kami berada di tahap awal penggunaan teknologi ini, dan akan dilakukan lebih banyak pengembangan dan pengujian. Tetapi tentu, kami terdorong oleh potensi manfaatnya untuk pasien," ungkap Dr Margenthaler, seperti dilansir Daily Mail.

Selama operasi, dokter bedah akan menyingkirkan tumor dari jaringan tubuh. Mereka juga akan mengambil sampel kecil jaringan di sekitar tumor yang mungkin merupakan sel kanker. Sel-sel tersebut kemudian dikirim ke laboratorium patologi dan diteliti dengan mikroskop untuk mengetahui ada tidaknya sel kanker.

Jika ditemukan sel kanker dalam jaringan itu, maka pasien harus menjalani operasi lanjutan untuk menyingkirkan jaringan-jaringan yang terinfeksi. Prosedur ini akan terus dilakukan hingga jaringan tubuh pasien benar-benar bersih.

"Bayangkan apa artinya jika kacamata ini dapat menghapuskan kebutuhan untuk dilakukannya operasi lanjutan, serta rasa sakit, ketidaknyamanan, sekaligus kecemasan yang dialami," tambah Dr Margenthaler.

Sebagai contoh, Dr Margenthaler mengatakan bahwa 20 hingga 25 persen pasien kanker payudara yang telah menjalani operasi pengangkatan benjolan harus menjalani operasi kedua. Hal itu disebabkan karena teknologi saat ini tidak bisa menunjukkan seberapa luas sel kanker telah menginfeksi jaringan tubuh.

Namun dengan kacamata pintar itu, kebutuhan untuk melakukan operasi kedua bisa dikurangi. Manfaat yang ditawarkan kacamata itu termasuk mengurangi tekanan yang dialami pasien, serta waktu dan biaya yang harus dikeluarkan.

Akhir bulan ini, Dr Ryan Fields, dokter bedah yang merupakan asisten profesor bedah di Universitas Washington, berencana untuk memakai kacamata pintar itu dalam operasi pembuangan tumor melanoma. (eh)

[dok. SKK Migas]

SKK Migas: Komersialisasi Migas Harus Prioritaskan Kebutuhan Dalam Negeri

Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) berkomitmen untuk terus meningkatkan komersialisasi minyak dan gas bumi (migas) di Tanah

img_title
VIVA.co.id
29 Maret 2024