The Raid 2, Perang Gengster di Antara Kepentingan

Sumber :
  • tumblr

VIVAlife – Andi (Donny Alamsyah) meninggal. Ia ditembak persis di kepala oleh Bejo (Alex). Penyebabnya sepele, ia memilih mengabdi pada Bangun (Tio Pakusadewo) ketimbang Bejo.

Melihat Sang Kakak diperlakukan demikian, amarah Rama (Iko Uwais) bergejolak. Dendamnya membara. Ia rela melakukan apapun, asal bisa membalaskan kematian Andi.

Maka saat Bunawar (Cok Simbara) memintanya memukuli seorang anak menteri yang juga pemasok dana terbesar ke Bejo, Rama menyanggupi.

Sebenarnya tujuan (Cok) hanya satu: menangkap polisi korup. Ia lalu menghapus identitas asli Rama, memasukkannya ke penjara demi mendekati Uco (Arifin Putra), anak Bangun.

Tak ada lagi Rama, namanya berubah menjadi Yuda. Ia juga bukan lagi polisi baru yang masih polos namun bisa bela diri. Kepribadian Yuda lebih kompleks dan kuat.

Mendapat kepercayaan Uco dan Bangun pun tak sulit baginya. Dua tahun dipenjara, saat keluar ia langsung mendapat sambutan mewah dari salah satu pentolan gengster itu.

Yuda pun menjadi anggota baru kelompok Bangun. Ia bahkan lebih dipercaya ketimbang Uco sendiri. Tugasnya membayang-bayangi Uco, melapor pada Bangun jika ada tindak-tanduk yang mencurigakan.

Sebab, Bangun mengenali aroma pemberontakan dalam diri putranya. Ia khawatir, demi ambisi kekuasaan pribadi, Uco bisa membelot.

Alih-alih melaksanakan misi, Yuda jadi terseret dalam konflik dan intrik antar gengster. Apalagi, kemampuannya bela diri begitu mencuri perhatian.

Kematangannya mengayunkan pukulan dan tendangan seiring dengan karakternya yang kian rumit. Yuda harus menghadapi tuntutan menuntaskan misi soal polusi korup, memastikan keluarganya aman, meyakinkan Bangun bahwa dirinya setia, dan membalaskan dendam Andi.

Berhasilkah, sementara ia benar-benar seorang diri menghadapi semuanya?

Kompleks

BUMI Resources Cetak Laba Bersih US$117,4 Juta di Tahun 2023

Dibanding The Raid pertama, film kedua ini jauh lebih matang, kompleks, dan rumit. The Raid 2: Berandal tidak terbatas pada penyerangan rahasia ke gedung penuh mafia.

Rama alias Yuda harus menghadapi masalah yang lebih besar, disertai perselisihan kepentingan yang lebih mencuat. Di dunia gengster saja, ada tiga pentolan yang meraja dan saling berkonflik.

Menariknya, masing-masing punya jagoan yang amat sebanding dengan Rama. Itu membuatnya harus lebih memamerkan kemampuan silat. Pertarungannya dengan trio jagoan: hammer girl (Julie Estelle), baseball bat man (Very Tri Yulisman), dan the assassin (Cecep Arif Rahman)  membuat penonton menahan napas.

Banyak karakter baru yang memang ditambahkan sutradara Gareth Evans dalam film The Raid 2: Berandal. Selain tiga jagoan baru yang menonjol itu, masih ada Prakoso (Yayan Ruhian), Bemi (Zack Lee), dan Eka (Oka Antara). Masing-masing memegang peran yang tak kalah penting.

Dengan banyaknya karakter itu, konflik pun terasa lebih raksasa. Lebih banyak pihak yang terlibat dalam perebutan kekuasaan. Lebih banyak kepentingan yang bergesekan.

Film The Raid 2: Berandal mengingatkan penonton pada The Godfather yang diadopsi dari buku karya Mario Puzo. Konflik ayah-anak antara Bangun dan Uco, terlihat sama persis. Hasrat Uco yang begitu emosional dan ambisius untuk berkuasa, sangat mirip dengan Michael dalam film itu.

Sadisitis

Untuk ukuran film laga, The Raid 2: Berandal tergolong sadis. Film ini “berlumuran darah”. Dalam setiap adegan pertarungan yang begitu intens, tampak jelas efek cedera yang diakibatkan.

Hasil penusukan pisau, penembakan pistol, pemukulan palu dan tongkat baseball, semua dipertontonkan secara gamblang. Ini bukan film untuk mereka yang takut darah dan ciut pada adegan ekstrem.

Sebab, Anda akan melihat kulit teriris, wajah terbelah, tubuh terkoyak, dan sebagainya. Gareth mewanti-wanti, jangan membawa anak-anak menonton The Raid 2: Berandal.

Efek kerusakan bendanya pun tak main-main. Patut diacungi jempol karena begitu luar biasa. Produksi tak ragu membuat film yang melibatkan mobil-mobil mewah dan fasilitas umum.

Kering drama

Arus Mobil saat Mudik 2024 Meningkat, Astra Infra Siapkan Hal Ini

Sayang, film ini hanya menonjol soal aksi laga dan efek sadistis yang ditimbulkannya. Tampaknya memang itu yang inign ditonjolkan Sang Sutradara.

Selain ceritanya yang mirip kisah film mafia Italia, film ini juga kurang terasa menyentuh dari segi drama. Penonton tidak dibuat teraduk-aduk oleh kekhawatiran Rama akan keselamatan diri dan keluarganya. Ia memang lebih garang soal karakter, tapi miskin soal pendalaman drama.

Selain itu, penonton juga dibuat kurang nyaman dengan potongan-potongan latar cerita yang dijejalkan pada 30 menit pertama dalam film berdurasi 148 menit itu. Terasa terlalu singkat, padat, dan dipaksakan.

Akibat adegan yang berlompatan itu, penonton jadi sedikit mengalami disorientasi waktu. Hingga akhirnya bertemu di satu titik mula dan kisah berlanjut, baru alurnya bisa dipahami.

Soal teknik kamera yang continuous di beberapa adegan, hasilnya sempurna. Seperti tak ada pemotongan dan syuting dibiarkan secara natural. Hanya saja, ada beberapa detail yang agak membingungkan.

Salah satunya, setting lokasi. Adanya salju di salah satu scene, memastikan lokasi bukan di Indonesia. Namun tidak ada kejelasan tempat soal itu. Lagipula, lokasi lain sepertinya seluruhnya ditempatkan di dalam negeri.

Di luar itu semua, yang jelas The Raid 2: Berandal berhasil mencuri perhatian dunia. Ia mendapat sambutan positif di Sundance Film Festival, juga disanjung di beberapa media asing. Film ini akan tayang di bioskop Indonesia pada 28 Maret 2014 mendatang.

Persib Bandung vs Bhayangkara FC

1 Poin dari Markas Persib Cukup Membuat Bhayangkara FC Bersyukur

Persib Bandung berbagi poin dengan Bhayangkara FC dalam laga lanjutan Liga 1 2023/2024. Duel digelar di Stadion Si Jalak Harupat, Kabupaten Bandung, Kamis 28 Maret 2024.

img_title
VIVA.co.id
29 Maret 2024