Taman Ini Tetap Subur Meski Tak Tersentuh Air

Taman Botol Berusia 54 Tahun
Sumber :
  • BNPS

VIVAlife - Menyiram adalah salah satu cara untuk membuat tanaman tumbuh subur. Tanaman bergantung pada kadar air dan nutrisi yang bisa didapatkannya dari tanah tempatnya bertumbuh. 

Respons Albertina Ho Usai Dilaporkan ke Dewas oleh Pimpinan KPK

Namun, tidak demikian halnya dengan taman botol milik David Latimer, pria asal Cranleigh, Surrey, Inggris. Taman hijau berkonsep swadaya itu tetap tumbuh subur, meski sudah tidak disiram alias tidak tersentuh air selama 40 tahun. 

Indonesia Jadi Penghasil Sugar Daddy Terbanyak ke-2 di Asia Tenggara

Taman mungil milik Latimer itu hanya diletakkan begitu saja di bawah tangga, menjadi bagian dari dekorasi ruangan. 

Apa yang dilakukan Latimer hingga taman botolnya bisa mandiri? Semua bermula lewat sebuah eksperimen pada tahun 60an. Pada waktu itu, Latimer memutuskan untuk membuat sebuah taman mungil dalam botol. Apalagi pada waktu itu, taman botol tengah trendi. 

BI Bolsters Rupiah Stability with Interest Rate Hike to 6.25 Percent

Dia pun kemudian membeli botol bulat besar berukuran 10 galon, menuang campuran kompos di dasar botol dan dengan bantuan kawat memasukkan benih-benih tanaman berupa perdu rambat berjenis Tradescantia. Sebagai sentuhan akhir, Latimer menambahkan sedikit air untuk membasahi tanah. 

Awalnya, Latimer mengaku rajin merawat taman botolnya. Kemudian melupakannya dan membiarkan taman botol itu begitu saja.

Latimer mengatakan, dia terakhir menyiram taman itu pada 1972. Hebatnya lagi, botol tersebut tertutup rapat, yang sekaligus membuat taman tersebut kedap udara. David hanya sesekali menaruhnya di tempat yang terkena Matahari.

Tapi, tak dinyana, taman tersebut terus hidup dan subur selama 54 tahun.

"Tanpa sadar saya menciptakan taman botol dengan perawatan paling minimalis," paparnya, dilansir Oddity Central.

Lalu, apa yang sebenarnya terjadi dalam taman botol milik Latimer? Secara biologi, "keajaiban" tersebut terjadi karena tanaman dalam botol telah membentuk ekosistemnya sendiri yang memungkinkan tanaman terus hidup tanpa bantuan dari luar. 

Air yang ditambahkan Latimer dalam botol membentuk siklusnya sendiri, menguap saat terkena Matahari, yang kemudian menempel pada dinding botol dan mencipta "hujan" buatan lewat tetesan uap yang kembali diserap oleh tanaman. 

Sementara itu, proses fotosintesis yang dilakukan tanaman, menciptakan iklim penuh oksigen di siang hari dan karbondioksida di malam hari, yang berguna mempertahankan kelangsungan hidup tanaman. 

Selain itu, ketika daun-daun yang tua jatuh berguguran ke dasar, mereka membusuk dan menciptakan pupuk sekaligus menutrisi tanah yang membuat taman tetap subur.

Taman botol Latimer meraih popularitas ketika disebutkan di acara radio BBC, di mana Latimer bertanya kepada ahli pertamanan apa yang membuat taman botolnya bisa bertahan begitu lama.

"Apa yang terjadi dalam taman botol David Latimer adalah contoh tanaman bisa mendaur ulang diri sendiri, yang merupakan bukti siklus kehidupan," papar ahli pertamanan Chris Bradshaw.

Ditambahkan Bradshaw, proses siklus hidup dan daur ulang tanaman itu menjadi salah satu alasan lembaga antariksa AS, NASA, membawa tanaman ke luar angkasa.

"Tanaman akan menjadi makhluk hidup pionir yang bisa membersihkan udara dan membuat luar angkasa bisa dihuni manusia suatu saat nanti," tuturnya. (art)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya