Sumber :
- ANTARA FOTO/ Teresia May
VIVAlife
- Demi Indonesia Communication Center (DICC) menerima pengaduan dari sekelompok orang yang gagal menyaksikan film
Sepatu Dahlan
. Film inspiratif itu mendadak hilang dari pasaran.
Eko Pardede, Koordinator DICC menyayangkan hal itu. Sebab, menurutnya Sepatu Dahlan merupakan film wajib tonton bagi masyarakat Indonesia, terutama anak-anak.
Eko Pardede, Koordinator DICC menyayangkan hal itu. Sebab, menurutnya Sepatu Dahlan merupakan film wajib tonton bagi masyarakat Indonesia, terutama anak-anak.
“Film itu sangat positif dan menginspirasi, sayangnya sekarang tidak diputar lagi di Jabodetabek,” kata Eko. Baginya, masa pemutaran film kurang lama, padahal
Sepatu Dahlan
amat diminati.
Baru seminggu setelah dirilis, film itu sudah hilang dari jaringan bioskop. Padahal, kata Eko, film laris seharusnya bisa bertahan diputar di bioskop sampai tiga minggu. Sepatu Dahlan, menurutnya, tidak kalah laris dibandingkann
The Raid 2: Berandal
yang fenomenal.
Eko lantas mengutip data jumlah penonton film itu dari situs
Film Indonesia
. Tercatat, pada hari pertama rilis, 10 April 2014 lalu jumlah penonton Sepatu Dahlan mencapai lebih dari 50 ribu orang.
Eko lantas menduga ada sesuatu di balik pemutusan tayang film itu.
“Kami tidak bermaksud menuduh jika ada pihak tertentu yang memboikot film ini. Hanya saja, kami menyayangkan tingginya antusiasme masyarakat yang ingin menyaksikan film ini tapi tidak terakomodasi,” katanya.
Baca Juga :
Halaman Selanjutnya
“Film itu sangat positif dan menginspirasi, sayangnya sekarang tidak diputar lagi di Jabodetabek,” kata Eko. Baginya, masa pemutaran film kurang lama, padahal