Dampak Ponsel Terhadap Otak Anak Segera Terungkap

Ilustrasi anak pakai ponsel
Sumber :
  • iStock
VIVAlife
Beri Selamat ke Prabowo-Gibran, Perindo Sampaikan 4 Sikap
- Selama ini studi mengenai dampak gelombang radio dari ponsel lebih difokuskan pada orang dewasa dan potensi risiko kanker otak.

Peringati Hari Kartini, Peran Perempuan dalam Industri 4.0 Jadi Sorotan di Hannover Messe 2024

Di sisi lain, peneliti tidak yakin apakah perkembangan otak anak lebih rentanĀ  terhadap ponsel dibandingkan orang dewasa. Pasalnya, sistem saraf anak-anak masih berkembang.
Amnesty International Sebut Pelanggaran HAM di RI Semakin Buruk, Aparat Paling Banyak Terlibat


Berangkat dari hal tersebut, para ilmuwan akan melakukan penelitian terbesar di dunia untuk menyelidiki apakah penggunakan ponsel dan
gadget
nirkabel lainnya mempengaruhi perkembangan otak anak.


Proyek yang dinamakan Study of Cognition, Adolescents and Mobile Phones (SCAMP) ini akan fokus meneliti fungsi kognitif, seperti memori dan perhatian yang terus berkembang hingga masa remaja atau usia dimana remaja mulai memiliki dan menggunakan ponsel pribadi.


"Bukti ilmiah yang ada sampai saat ini memperlihatkan bahwa tidak ada keterkaitan antara paparan gelombang frekuensi radio dari penggunaaan ponsel dengan kanker otak pada orang dewasa dalam jangka pendek--kurang dari 10 tahun penggunaan," ujar Direktur Centre for Environment and Health Imperial College London sekaligus pemimpin penelitian, Paul Elliott, seperti dilansir kantor berita
Reuters
.


Elliott dan peneliti utama dari studi ini, Mireille Toledano, akan merekrut sekitar 2.500 anak-anak sekolah usia 11 hingga 12 tahun dan mengikuti perkembangan kognitif mereka selama dua tahun. Pada periode itu, peneliti juga mengumpulkan data mengenai seberapa sering dan berapa lama anak-anak itu menggunakan ponsel dan perangkat nirkabel lainnya.


Sementara itu, orangtua dan siswa yang setuju ambil bagian dalam studi tersebut juga akan menjawab pertanyaan seputar penggunaan ponsel dan teknologi nirkabel oleh anak-anak serta gaya hidup. Selain itu, siswa akan melakukan tes komputerisasi berbasis kelas untuk mengetahui kemampuan kognitif di balik fungsi memori dan perhatian.


"Kognisi pada dasarnya adalah bagaimana kita berpikir, membuat keputusan, memproses dan mengingat informasi," ujar Toledano.


Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO) mengatakan bahwa sejumlah besar penelitian telah dilakukan selama dua dekade terakhir untuk mengetahui apakah ponsel menimbulkan potensi risiko kesehatan dan hingga saat ini tidak ada efek kesehatan yang merugikan.


Meski demikian, medan elektromagnetik yang dihasilkan ponsel diklasifikasikan International Agency for Research on Cancer sebagai "kemungkinan karsinogenik bagi manusia". Mereka pun menyatakan pentingnya penelitian lebih lanjut terhadap masalah ini.


Adapun pedoman kebijakan kesehatan Inggris menyebut bahwa anak-anak di bawah 16 tahun harus didorong menggunakan ponsel hanya untuk keperluan penting saja dan apabila memungkinan menggunakan
earphone
atau mengirim pesan.


Toledano menilai bahwa pedoman itu dibuat karena tidak adanya bukti yang tersedia. Bukan karena terdapat bukti bahwa ponsel memiliki efek berbahaya. (umi)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya