KONSULTASI: Bau Mulut Bisa Jadi Tanda Gigi Infeksi

sikat gigi
Sumber :
  • istockphoto

VIVAlife - Sekilas, gigi memang tampak kuat. Tetapi organ pengunyah itu punya banyak saraf penting. Jika salah satunya bermasalah, rasa sakitnya luar biasa. Sakit gigi membuat hari dan suasana hati buruk.

Seorang pembaca VIVAlife bermasalah dengan gigi yang patah setelah kecelakaan. Simak tanya jawabnya dengan dr Ruby dari MeetDoctor, soal gigi yang infeksi dan perawatannya agar tak berakibat fatal.

Tanya:

Saya mengalami kecelakaan mobil sampai salah satu gigi seri patah setengah. Setelah itu, saya sering mengalami ngilu dan gusi berdarah. Gigi saya juga sering gemeretak karena merasakan denyut nadi.

Tidak hanya itu, saya juga mengeluarkan cairan aneh yang mengakibatkan bau mulut. Kelamaan, warna gigi saya juga tidak putih seperti normal. Warnanya memudar dan menghitam.

Padahal selama gigi patah, saya sudah berusaha sebaik mungkin untuk merawatnya. Saya berniat menyambung atau mengganti gigi, tapi ragu karena menurut informasi rasanya sakit luar biasa.

Menyambung atau mengganti gigi juga harus rajin periksa ke dokter serta hati-hati dalam menyikat gigi.

Pertanyaan saya, dengan kondisi seperti itu lebih baik saya menyambung atau mengganti gigi? Lalu, apakah benar rasanya akan sakit dan serba terbatas jika ingin merawat gigi palsu tetap baik?

Saya tunggu penjelasan Dokter, terima kasih.

Aza, 18 tahun

Jawab:

Dear aza,

Terima kasih atas pertanyaannya. Sebenarnya saya ingin bertanya, setelah gigi patah setengah bagian Aza menggantinya dengan tambalan atau hanya membiarkannya apa adanya?

Usia 18 tahun, kamar pulpa atau ruang saraf dalam anatomi giginya masih besar. Apabila mahkota gigi patah setengah, sudah bisa langsung kena saraf. Jika kena saraf, rasanya sakit dan ngilu sekali.

Tetapi, kelamaan gigi tersebut akan nonvital atau mati, sehingga mahkota sisa gigi berubah warna menjadi lebih gelap atau keabu-abuan. Mungkin ini terjadi pada gigi Aza, yang warnanya tak lagi putih.

Gigi yang sarafnya terbuka bisa infeksi. Tandanya, ada rasa sakit berdenyut spontan dan bernanah. Benturan menyebabkan gusi trauma. Ruang pula yang terbuka pun bisa membuat gigi berdarah.

Prinsipnya, perawatan untuk gigi dengan keadaan saraf terbuka ada dua: mempertahankan gigi atau tidak. Sebaiknya, gigi asli dipertahankan semaksimal mungkin.

Apabila masih mau mempertahankan dan kondisi gigi memang masih bisa dipertahankan, akan dilakukan prosedur perawatan saluran akar atau root canal treatment.

Setelah itu selesai, masuk ke tahap rehabilitasi dengan menggunakan gigi palsu selongsong atau crown. Crown penting karena tambalan saja lebih mudah lepas, karena gigi asli sudah patah separuh.

Pilihan kedua, apabila gigi sudah rusak terlalu parah dan tidak dapat dipertahankan lagi, harus dilakukan pencabutan . Untuk mengganti gigi yang hilang bisa menggunakan gigi palsu lepasan ataupun cekat.

Pada gigi palsu cekat atau fixed, terdapat dua pilihan: implant gigi atau gigi palsu jembatan (crown atau bridge). Soal rasa sakit, tidak sepenuhnya benar. Itu dapat diminimalisasi dengan SOP yang benar.

Namun, perawatan memang perlu. Sebaiknya 3-6 bulan kontrol ke dokter gigi.

Semoga jawaban ini dapat membantu Aza. Terima kasih.

drg. Ruby Kusnadi

MeetDoctor

Suzuki Siapkan 66 Bengkel Siaga Dukung Mudik Lebaran 2024

Anda memiliki masalah dan pertanyaan seputar kesehatan? Kirim pertanyaan Anda ke konsultasi@viva.co.id.

Masalah Anda akan dijawab oleh dokter ahli. Pertanyaan yang dikirim sebaiknya ditulis dengan bahasa jelas, ringkas, dan sopan. Tim redaksi akan menyortir terlebih dahulu pertanyaan yang masuk. Pertanyaan pembaca yang dijawab, akan ditampilkan melalui artikel di VIVAlife. (ms)

Ilistrasi moisturizer

Wajah Sering Kena Matahari Jangan Abaikan Penggunaan Moisturizer

Moisturizer telah lama menjadi bagian dari rutinitas perawatan kulit. Moisturizer atau pelembap telah terbukti dapat meningkatkan kadar air di stratum korneum.

img_title
VIVA.co.id
29 Maret 2024