Menimbang Manfaat Tabir Surya untuk Kulit

Ilustrasi tabir surya
Sumber :
  • iStockphoto
VIVAlife
Menyelami Dampak Negatif FOMO pada Pengguna Media Sosial
- Bila Anda menganggap krim tabir surya bisa menghindari kanker kulit, pikir ulang. Sebab, ilmuwan sudah berkali-kali mengingatkan krim itu tak bisa diandalkan untuk mencegah kanker kulit.

Beri Selamat ke Prabowo-Gibran, Perindo Sampaikan 4 Sikap

Sebuah studi mengenai serangan radiasi sinar UV menemukan, kerusakan jangka panjang pada kulit tidak bisa dihentikan hanya dengan tabir surya. Krim dengan kandungan SPF hanya dapat menghentikan kulit terbakar dan efek jangka pendek dari berjemur.
Peringati Hari Kartini, Peran Perempuan dalam Industri 4.0 Jadi Sorotan di Hannover Messe 2024


Kulit yang terpapar sinar Matahari terus-menerus, tetap berisiko terkena kanker.


Para ilmuwan di Universitas Manchester dan London Institute of Cancer Research melakukan studi molekuler pertama di dunia. Bentuk kanker kulit paling mematikan adalah melanoma ganas.


Temuan yang diterbitkan dalam Journal Nature itu mengungkap, kelas tertinggi tabir surya dengan SPF 50 sekalipun, masih memungkinkan radiasi UV. Itu bisa merusak DNA sel-sel pigmen kulit.


Dr Julie Sharp dari Cancer Research Inggris yang mendanai studi itu mengatakan, orang cenderung berpikir; karena sudah memakai krim, ia menghabiskan waktu lebih lama di bawah sinar Matahari.


Padahal, itu meningkatkan paparan mereka secara keseluruhan terhadap sinar UV.


“Penelitian ini menambah bukti penting yang menunjukkan bahwa tabir surya memang memiliki peran, tapi jangan mengandalkannya untuk melindungi kulit Anda,” katanya dalam
Daily Mail
.


Dr Chris Flower, direktur salah satu perusahaan kosmetik pun mengatakan, krim anti-Matahari memang tidak bisa menghentikan kanker.


“Tidak bisa mengatakan perlindungan total 100 persen. Pertahanan pertama adalah menghindari Matahari, kedua dengan topi, celana panjang, baru setelah itu tabir surya,” ia menyebutkan. (art)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya