Ketika Fesyen dan Energi Terbarukan Berkolaborasi

Wearable Solar
Sumber :
  • paulinevandongen.nl/projects/wearable-solar/Mike Nicolaassen
VIVAlife
FOTO: Sajian Unik, Mi Instan Sesuai Tampilan Bungkusnya
- Kini, fesyen tak melulu soal penampilan. Selain sebagai pembalut tubuh, pakaian memiliki fungsi lain: penghasil energi.

Menguak Persiapan Pernikahan Mewah Raffi Ahmad

Saat ini, sejumlah rumah desain mengeksplorasi bagaimana energi terbarukan, seperti sinar matahari, angin, dan bahkan energi kinetik dipadukan dengan mode. Seperti apa? Simak selengkapnya seperti dilansir laman
Dituduh Pukuli Kekasih, Ini Pengakuan Aktor Korea
The Guardian.

Solar textile

Meg Grant dan Aniela Hoitink, Marina Teeters, Ralf Jacobs, dan Profesor Derek Schlettwein dari Giessen University menggagas Solar Fiber atau serat solar.


Ide di balik
Solar Fiber
ini adalah serat
photovoltaic
fleksibel yang mampu mengubah energi sinar matahari menjadi energi listrik melalui benang yang dapat dibuat menjadi segala jenis kain. Prototipe terbaru mereka adalah
solar shawl
atau selendang surya yang bisa menampilkan jumlah energi yang dihasilkan secara
real-time.


Grant menuturkan, proyek ini 100 persen dibuat paruh waktu, sukarela, dan
open source
. Selain itu, prototipe yang dibuat saat ini hanya mampu menghasilkan sejumlah kecil energi.


"Kami
open-source
karena kami percaya bahwa teknologi semacam ini bisa berpotensi mengubah hasil keseluruhan sehingga harus dalam domain publik," ucap Grant.


Selain Grant, lulusan ArtEZ Institute of the Arts, Belanda, Pauline van Dongen juga fokus mengembangkan
solar textile.
Ia dan timnya bahkan memiliki lini busana wanita yang disebut Wearable Solar.


Desainnya termasuk mantel dan gaun yang dibuat dari wol serta kulit. Kedua busana tersebut mampu menghasilkan energi lewat sel surya yang terintegrasi.


Ketika dipakai di bawah sinar matahari penuh selama dua jam, keduanya mampu menghasilkan energi yang cukup untuk mengisi ulang baterai
smartphone
hingga 100 persen.


"Wearable Solar adalah jawaban berkelanjutan terhadap peningkatan permintaan untuk energi dan konektivitas, sambil mengantisipasi pesatnya perkembangan pasar teknologi siap pakai," ucap van Dongen.


Energi kinetik


Damon Ahola, lulusan School of Visual Arts tengah menggarap sebuah proyek yang dinamakan Harvest. Proyek tersebut bertujuan untuk memanfaatkan energi kinetik dalam kehidupan manusia.


Pergerakan sehari-hari manusia ditransformasikan menjadi energi yang dapat diukur melalui proses elektromagnetik. Energi kemudian disimpan dalam sebuah
pod,
atau baterai lithium-ion mikro yang bisa diisi ulang.


Pod ini bisa ditanam di dalam sepatu, dilekatkan pada sepeda, hingga disimpan dalam kantong baju. Penggunanya bisa menyambungkan
smartphone
mereka ke
pod
untuk mengecek metrik dengan menggunakan aplikasi Harvest.


Meski saat ini Harvest masih berupa konsep, namun ke depannya diharapkan bisa bekerja sama dengan perusahaan sepatu dan sepeda. Uniknya, pengguna Harvest juga bisa menyimpan energi yang telah mereka hasilkan di
green energy bank
atau bank energi ramah lingkungan. (art)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya