Studi: Kerja Sif Terkait dengan Risiko Diabetes

Ilustrasi kerja lembur atau shift malam
Sumber :
  • iStock

VIVAlife - Banyak penelitian memperlihatkan bahwa bekerja di malam hari buruk bagi kesehatan. Menurut hasil penelitian terbaru, pegawai dengan sif malam, atau terus-menerus berganti sif cenderung mengembangkan penyakit diabetes tipe 2 dibandingkan pekerja non-sif.

"Kerja sif, sangat umum dalam masyarakat modern," ujar salah seorang peneliti, Zuxun Lu, kepada kantor berita Reuters.

Menurut Lu, selama satu dekade terakhir ada beberapa studi epidemiologi yang meneliti hubungan antara kerja sif dan diabetes mellitus. Namun, hasilnya tidak konsisten.

Han So Hee vs Hyeri: Drama Cinta Segitiga Ryu Jun Yeol Kembali memanas!

Hal tersebut, membuat Lu dan timnya melakukan studi yang ditulis dalam jurnal Occupational and Environmental Medicine ini. Mereka mengombinasikan dan menganalisis ulang data dari 12 studi sebelumnya, yang melihat keterkaitan antara kerja sif dan risiko mengembangkan diabetes.

Studi-studi yang dipublikasikan antara tahun 1983 dan 2013 itu melibatkan total 226.652 partisipan dan 14.595 penderita diabetes. Berdasarkan analisis peneliti, risiko diabetes meningkat sembilan persen untuk pekerja sif secara keseluruhan dibandingkan mereka yang tidak pernah terkena kerja sif.

Lebih spesifik, pekerja sif pria memiliki risiko 28 persen lebih besar terkena diabetes ketimbang pekerja perempuan. Kemudian, pekerja yang terkena perputaran sif memiliki risiko 42 persen lebih besar terkena diabetes dibandingkan dengan pekerja non-sif.

Meski demikian, tidak diketahui berapa jam kerja partisipan yang terlibat dalam penelitian. Hal tersebut, pada akhirnya membatasi kemampuan peneliti untuk menginterpretasikan hasil studi.

Selain itu, analisis terbaru tidak menyodorkan bukti bahwa kerja sif menyebabkan diabetes, atau bagaimana hal tersebut bisa terjadi.

Namun, peneliti berspekulasi bahwa kerja sif mungkin menganggu pola makan, pola tidur, serta ritme sirkadian.

"Beberapa penelitian memperlihatkan bahwa kurang tidur dan tidur dengan kualitas yang buruk bisa mengembangkan atau memperburuk resistensi insulin," ucap Lu.

Untuk diketahui, resistensi insulin adalah suatu kondisi di mana tubuh tidak menggunakan insulin dengan benar untuk memproses gula darah. Kondisi ini juga terkadang disebut dengan pra-diabetes.

Sebagai tambahan, studi sebelumnya menunjukkan bahwa kerja sif terkait dengan penambahan berat badan, peningkatan nafsu makan, dan lemak tubuh, yang merupakan faktor risiko utama diabetes.

Sementara itu, Dr. Peter Butler yang tidak terlibat dalam studi tersebut menjelaskan bahwa menghindari perputaran sif merupakan gagasan yang baik bagi mereka yang memiliki sejarah diabetes di keluarganya. Namun, mereka yang berisiko dan terpaksa bekerja sif masih bisa mengurangi kemungkinan terkena diabetes.

"Ada banyak risiko yang ikut bermain dan ritme sirkadian hanya salah satunya. Tetapi, jika dilawan dengan olahraga teratur dan pola makan yang baik, Anda akan mengurangi risiko yang sangat substansial," ujar Butler. (asp)

Cuan di Bulan Ramadan, BRI Bayarkan Dividen Tunai Rp35,43 Triliun
Bea Cukai gagalkan peredaran kokain cair

Joint Operation Bea Cukai dan Polri Gagalkan Peredaran Kokain Cair dan Serbuk MDMA

Joint operation Bea Cukai dan Direktorat Reserse Narkoba (Ditresnarkoba) Polda Metro Jaya ungkap dua kasus tindak pidana narkotika jaringan internasional.

img_title
VIVA.co.id
29 Maret 2024