33 Tahun Beroperasi, Restoran Anjing di Korea Gulung Tikar

Ilustrasi anjing
Sumber :
  • iStock
VIVAlife –
Declan Rice: Rodri Salah Satu Pemain Terbaik di Dunia
Ada jargon lokal di Korea Selatan yang menyebut jika belum ke Daegyo, maka Anda belum sah berkunjung ke Korea Selatan. Restoran yang khusus menjual daging anjing ini, sudah beroperasi selama 33 tahun bahkan menjadi langganan dua mantan presiden Korea Selatan.

Otto Hasibuan Sebut Gugatan Sengketa Pilpres Anies dan Ganjar Sebuah Kemunduran

Namun, dalam waktu dekat, Daegyo, akan ditutup.
MIND ID Pastikan Beri Manfaatan Bagi Daerah Wilayah Kerja, Begini Caranya


Alasannya, konsumen daging anjing di Korea Selatan terus menurun. Hal tersebut berkaitan dengan persepsi warga Korea Selatan yang kini menganggap anjing sebagai hewan peliharaan ketimbang sumber protein.


Selama berabad-abad, anjing merupakan salah satu kuliner eksotis yang menjadi bagian dari tradisi masyarakat Negeri Ginseng tersebut. Uniknya, pemerintah Korea Selatan tidak pernah secara resmi melakukan pendataan mengenai industri daging anjing di negaranya.


Umumnya, daging anjing didapatkan dari peternak yang dijual langsung ke restoran dan kemudian ke konsumen.


“Masyarakat Korea Selatan sudah ratusan tahun memakan daging anjing. Tapi sekarang, kebiasaan itu berubah,” kata Pemilik Daegyo, Oh Keum-il, dilansir
Daily Mail
.


Mengenang masa jaya Daegyo, Oh mengungkapkan keluarganya mencari resep rahasia dari seluruh negeri. “Kami mengumpulkan resep masakan anjing dari seluruh penjuru Korea,” ucap Oh, yang bahkan berkunjung ke Pyongyang, Korea Utara.


Dari riset tersebut, Oh berhasil menciptakan sup daging anjing yang menjadi hidangan populer di restorannya. Selain itu, Oh juga menyajikan hidangan tradisional Korea Selatan yang dia modifikasi menggunakan daging anjing.


Pada masa itu, lanjut Oh, Daegyo biasa menjual hingga 700 mangkuk sup anjing setiap harinya. Sementara jumlah anjing yang dikonsumsi per tahun di Korea Selatan bisa mencapai 2-25 juta ekor.


Tapi, generasi muda masa kini punya pandangan berbeda dengan Oh. Anjing bukan lagi merupakan bahan makanan, melainkan hewan peliharaan.


“Akibatnya, permintaan daging anjing menurun,” kata Oh.


Padahal sebelumnya, daging anjing dianggap sebagai kuliner kesehatan bagi masyarakat Korea Selatan. “Daging anjing memberi kekuatan dan menambah stamina,” tambah Oh.


Meskipun begitu, Daegyo, tetap diingat banyak konsumennya sebagai tempat bersejarah.


“Daegyo akan selalu ada di hati masyarakat Korea sebagai restoran legendaris yang menyajikan makanan enak,” kata Moon Jesuk, 32, salah seorang pelanggan Daegyo.


Saat ini, hanya sedikit restoran khusus daging anjing yang tersisa di Korea Selatan. Sebelumnya, jumlahnya lebih dari 1.500 restoran. Kini, mengerucut hingga lebih dari setengahnya. (ms)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya