Icip-icip di Restoran Resolusi Konflik di London

Conflict Kitchen London
Sumber :
  • facebook.com/niki.psarias
VIVAlife
Kementan Lepas Ekspor Komoditas Perkebunan ke Pasar Asia dan Eropa
- Restoran di London ini tidak hanya menyajikan makan malam biasa. Lebih dari itu, Conflict Kitchen London ingin menjadi restoran dengan "rasa" berbeda.

Cole Palmer Jadi Pusat Perhatian Jelang Man City vs Chelsea

Restoran bertema
Mayat Wanita 'Open BO' Ditemukan di Pulau Pari, Polisi Teliti Penyebabnya Lewat Cara Ini
pop-up tersebut diluncurkan menjelang hari perdamaian internasional pada 21 September 2014 mendatang. Di sana disediakan makanan tradisional dari Myanmar, Yordania dan Peru untuk mendorong diskusi tentang prospek perdamaian di negara tersebut.


Lebih dari 100 orang datang di pekan pertama di Monikers, salah satu tempat di Timur London. Percampuran makanan dari Burma, negara yang kini bernama Myanmar begitu terasa. Pengunjung bisa merasakan masakan khas Myanmar seperti hincho, sup pedas dan ayam kelapa kari yang disajikan dengan mi telur.


Tiga hidangan di sana dihargai dengan US57 atau Rp627ribu. Para tamu bisa berbicara tentang segala sesuatu tentang Myanmar. Seperti kasus pemimpin oposisi, Aung San Suu Kyi, yang menghabiskan waktu sebagai tahanan rumah.


Pengunjung juga bisa memesan tema koktail dengan Negroni dengan nama lain "Rangooni", setelah nama asli ibukota Myanmar diganti dengan Yangon.


Debbie Riehl, koki dan seniman kelahiran Myanmar ini mengatakan bahwa restoran melayani sejumlah kebutuhan. "Orang bisa membicarakan tentang isu global, gagasan, pikiran, sudut pandang, apapun saat di meja makan," katanya seperti dilansir kantor berita
Reuters
.


Debat akan jauh dari kaku bila dilakukan di sini. Satu meja dengan percakapan yang begitu panas bisa beralih ke topik referendum Skotlandia dan pendidikan musik di Inggris.


Di kesempatan lain, beberapa orang membahas bahwa mereka tidak pernah menghadiri acara seperti ini. Biasanya mereka hanya berbagi makanan di beberapa Vihara di ibukota.


"Banyak orang Myanmar yang datang dan sangat antusias karena kebayakan dari mereka tidak peduli dengan konflik yang terjadi di Burma," ujar Debbie.


Dekorasi yang kreatif dibuat agar pengunjung bisa terbawa oleh suasana isu dunia. Papan tulis besar terlihat menguraikan sejarah Myanmar sebagai infografik yang unik. Selain itu ada meja yang alas piringnya dibuat dengan gambar peta dunia.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya