Kontras Model London dan Milan

Giorgio Armani di Milan Fashion Week 2014
Sumber :
  • REUTERS/Alessandro Garofalo
VIVAlife –
Ambisi Tim Bulutangkis Indonesia Raih Juara Piala Thomas dan Uber 2024
Urusan berat badan model di panggung mode tidak pernah tuntas dibahas. Setiap tahunnya, para pengamat mencermati ratusan model yang melenggang di atas
catwalk
Khofifah: Alumni UNAIR Harus Tingkatkan Kualitas SDM untuk Bangun Indonesia
, mereka berusaha menjauhkan isu bulimia dan anoreksia yang masih lekat dengan industri mode.
Timnas Indonesia U-23 Tak Gentar dengan Rekor Mengerikan Korea Selatan

Mengamati pekan mode yang baru saja digelar, London Fashion Week serta Milan Fashion Week, terlihat perbedaan yang begitu kontras.

Desainer London rupanya lebih memilih barisan model bertubuh plus. Salah satunya, brand Evans. Peritel tersebut menutup panggung mode London dengan model bertubuh
chubby.
Hal ini berkaitan dengan debut koleksi busana berukuran plus dari Evans.


Tidak hanya itu, Evans juga menangkap celah pasar yang ditawarkan London, dengan meningkatnya konsumen berukuran tubuh 16 ke atas.


“Catwalk ini menunjukkan bahwa selera fashion tinggi milik semua orang,” ujar perwakilan Evans, dilansir
Women’s Wear Daily
.


“Fakta bahwa ada konsumen pemakai busana besar memang nyata, jadi buat apa ditutupi. Kita justru harus menerimanya. Jadi mengapa parade busana wanita berbadan besar harus dibedakan dari yang kecil?” tutur Sir Philip Green, Pemimpin Arcadia Grup, pemilik Evans.


Bertabur kritik


Kontras dengan London, desainer Milan rupanya masih berpegang teguh pada kebiasaan lama menggunakan model berukuran tubuh nol alias kurus nyaris kerempeng.


Desainer yang dimaksud adalah Giorgio Armani. Untuk koleksi lini sekundernya, Emporio Armani, dia menghadirkan barisan model bertubuh sekurus papan. Akibatnya, kritik pun bertaburan di media sosial.


Banyak yang mengecam pilihan Armani, meskipun masih tetap memuji koleksi busananya. Sebut saja penyanyi sekaligus penulis lagu Kyle Rankin.


“Saya menyukai desain Anda, akan selalu menyukainya. Tapi, tolong, biarkan model Anda makan. Mereka sangat kurus dan tidak enak dilihat,” cuitnya melalui
Twitter.


Pengguna
Twitter
lainnya, Phoebe Davis menulis, “Seharusnya asosiasi mode melarang penggunaan model yang terlihat sebagai pengidap anoreksia. Kenapa mereka membiarkan ini terjadi?”


Tahun 2006, dunia mode mendapat sorotan setelah model asal Uruguay, Luisel Ramos, meninggal secara tragis karena jatuh dari catwalk. Tubuhnya yang sangat kurus tidak lagi mampu mendukung berat badannya. Dokter menyatakan, Ramos meninggal akibat gagal jantung karena diet ketat yang dia jalaninya.


Berkaca dari hal tersebut, industri mode menetapkan standar indeks massa tubuh bagi model minimum sebesar 18. Selain itu, mereka juga melarang model berusia di bawah 16 tahun untuk berjalan di catwalk atau melakukan pemotretan majalah.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya