Indonesia Mendunia Lewat Folklore 2014 di Bulgaria

Absolute World Champion of Folklore 2014
Sumber :
  • Dok. Pribadi

VIVAlife - Grup tari Gantari Gita Khatulistiwa (GGK) Jakarta pimpinan Leo Mokodompit menoreh prestasi menakjubkan di ajang “IV World Championship of Folklore: World Folk 2014” di Bulgaria 21-31 Agustus 2014.

Di malam penutupan di kota Sveti Vlas, GGK meraih trofi Golden Grand Prix Orpheus dan dinobatkan sebagai Absolute World Champion of Folklore 2014  (Juara Dunia Utama) oleh dewan juri yang diketuai Prof. Nikolay Kravtsov dari Universitas Negeri Seni Budaya St. Petersburg, Rusia.

Predikat prestisius itu melengkapi tiga penghargaan yang diperoleh GGK sebelumnya lewat  vokal Leo Mokodompit yang meraih medali emas di kategori Penampilan Individual (Individual Performance), medali emas untuk kategori Kelompok Tari Rakyat Profesional (Professional Folk Dance Group) dan medali emas untuk kelompok musik Garuda Muda Folk Music Ensemble pada kategori Ensembel Musik Rakyat (Folk Music Ensemble).

“Ini persembahan kami bagi  bangsa Indonesia yang sedang memperingati suasana kemerdekaan ke-69. Semoga upaya kami dapat menginspirasi generasi muda agar terus aktif mempelajari dan menampilkan seni budaya tradisi Indonesia yang kaya dan beragam, serta membantu upaya diplomasi Indonesia melalui pertukaran budaya dan persahabatan,” ujar Leo Mokodompit.

Ajang “IV World Championship of Folklore: World Folk 2014” adalah salah satu kompetisi folklore terbesar di dunia yang baru diikuti Indonesia sejak tahun 2013. Kompetisi berlangsung di kota Nessebar, Sveti Plas, Burgas, Sunny Beach, dan Obzor, lima kota eksotis yang berhadapan dengan Laut Hitam (Black Sea), yang berjarak sekitar enam jam perjalanan darat dari ibu kota Sofia.

Kompetisi yang diselenggarakan oleh World Association of Folklore Festivals  (WAFF) ini selalu mengeluarkan peringkat dunia yang disebut World Rank List of Folklore (WRLF) pada akhir kompetisi. Pada kompetisi tahun pertama (2011), urutan tiga besar dari 47 grup peserta ditempati oleh Slovakia, Rusia dan tuan rumah Bulgaria.

Kompetisi tahun kedua menarik partisipasi 77 grup dengan hasil akhir tiga teratas diraih oleh Malaysia, Bulgaria dan Turki.  Pada kompetisi tahun lalu, jumlah peserta terus bertambah menjadi 83 grup dengan tiga tim terbaik disabet oleh Mongolia, Indonesia dan Georgia. Tahun ini kompetisi diikuti  90 tim peserta dari 21 negara dengan melibatkan lebih dari 3.000 penari dan pemusik tradisional.

Para penampil GGK yang berjumlah 59 orang berasal dari tiga kelompok yakni Gantari Gita Khatulistiwa Youth Folk, tim seni Angsana Prabala Fakultas Teknik Universitas Indonesia, dan Duta Seni Budaya SMA Labschool Cibubur. Ketiga tim digembleng latihan intensif selama empat bulan oleh Tim Artistik GGK, yaitu para pelatih tari Cheelvy, Donny Yoshinda dan Wilbrordus Wolo Mayng, serta pelatih musik Mehdy Marsidiast, Abdul Azis dan Dede Supriyatna. Dalam tim GGK terdapat pula penampil cilik berbakat yaitu Gandara Eram Jiwani (4 tahun) sebagai pemusiknya, dan adiknya Jadira Narda Adelina (3 tahun) yang menari.

Komposisi tari yang dibawakan GGK adalah Tari Saman Gayo (formasi 40 penari), Tari Greget Dingke (Betawi), Tari Katong Parampuang (Papua), Tari Ta’mananai (medley dari tiga tari Minang: Indang, Randai dan Tempurung), dan Tari Gantar Talu (Kalimantan Timur) yang menampilkan hudok, topeng Dayak, pada awal tarian.  Adapun  Garuda Muda Folk Music Ensamble menampilkan  medley musik dan lagu tradisional seperti Bungong Jeumpa (Aceh), Sigulempong (Batak), Tak Tong Tong (Minangkabau), Ondel-Ondel (Betawi), dan Janger (Bali).

Tim tari lain dari Indonesia yang ikut dalam kompetisi ini adalah Unit Kesenian Mahasiswa (UKM) Seni Tari Universitas Hasanuddin, Makassar, Sulawesi Selatan yang berhasil meraih peringkat kedua umum berkat komposisi tari Bugis, Makassar, Mandar dan Toraja yang mereka bawakan.  Keberhasilan Indonesia meraih peringkat pertama dan kedua dalam ajang ini  mendapat pujian khusus dari Presiden WAFF Kaloyan  Nikolov.

“Saya benar-benar kagum terhadap keragaman dan keindahan budaya Indonesia lewat penampilan dua kelompok dalam festival ini. Semoga generasi muda Indonesia bangga dan melestarikan kekayaan budaya mereka dengan tampil lebih sering lagi di pentas internasional,” katanya.

Sementara Duta Besar Republik Indonesia untuk Bulgaria, Bunyan Saptomo dan istri Lia B. Saptomo, yang hadir pada malam penutupan, menyampaikan sambutan dalam tiga bahasa yakni Indonesia, Inggris, dan Bulgaria. Sambutan dalam bahasa Indonesia ditujukan bagi GGK dan Tim Tari Unhas berisi kebanggaan beliau atas prestasi gemilang kedua tim, yang kemudian diterjemahkannya sendiri lebih singkat ke dalam bahasa Inggris untuk hadirin internasional.

BMKG Sebut Gelombang hingga 2,5 Meter Bakal Terjadi di Perairan Indonesia, Ini Lokasinya

Sementara dalam sambutan bahasa Bulgaria, beliau menyampaikan terima kasih kepada panitia yang sudah bekerja keras untuk menyelenggarakan acara yang memperkuat ikatan emosional sebagai sesama warga dunia yang mau berbagi keindahan warisan budaya masing-masing.

Usai malam penutupan, rombongan tim Indonesia langsung melanjutkan perjalanan ke ibu kota Sofia, mendapatkan pelayanan dan jamuan dari KBRI Sofia serta menghabiskan waktu semalam dalam suasana kekeluargaan yang hangat di lingkungan KBRI.

Aksi panggung Reza Artamevia dalam Soul Intimate Concert 2.0

Ajak Bernostalgia, Dewa 19 hingga Reza Artamevia Guncang Panggung Soul Intimate Concert 2.0

Dewa 19, Reza Artamevia dan Maliq & D'Essentials hibur penonton dengan deretan hits ngetop di panggung Soul Intimate Concert 2.0.

img_title
VIVA.co.id
20 April 2024