Orangtua Modern Fleksibel Terhadap Film Kekerasan?

ilustrasi keluarga menonton
Sumber :
  • iStock
VIVAlife -
Kunjungan ke Luar Negeri, Prabowo Subianto Akan ke China dan Bertemu Xi Jinping
Survei membuktikan, para orangtua di Amerika Serikat, saat ini lebih memercayai apa yang mereka lihat dalam
teaser
Health Minister Ensures Hospitals Ready to Handle Dengue Patients
(cuplikan) sebuah film, ketimbang rating yang dibuat MPAA (Motion Picture Association of America), demikian dikutip dari Hollywood Reporters
Respons Nagita Slavina Saat Tyas Mirasih Ingin Jual Tas demi Biaya Pengobatan
, Minggu, 19 Oktober 2014.

Penelitian ini membuktikan, saat pertama kali orangtua melihat sebuah film menampilkan adegan seks, insting pertama mereka langsung berkata, film ini tak layak disaksikan anak di bawah usia 17. Sedangkan untuk film dengan adegan kekerasan, mereka nyatakan tidak cocok untuk anak di bawah 16.


Namun setelah mereka berkali-kali diminta menonton film yang banyak mengandung adegan seks dan kekerasan, opini mereka berubah. Mereka menganggap, film kekerasan dan seks bisa ditonton oleh anak usia 14 tahun ke atas, demikian hasil penelitian yang diungkap Annenberg Public Policy Center of the University of Pennsylvania.


Penelitian ini dilakukan pada 1.000 orangtua dari anak usia 6-17 tahun, yang diminta menonton film dengan berbagai rating, mulai dari rating R: khusus untuk dewasa, hingga rating PG 13: harus dengan pengawasan orangtua. Film-film itu adalah
8 Mile
(2002, rating R);
Casino Royale
(2006, rating PG-13);
Collateral
(2004, rating R);
Taken 2
(2012, rating PG-13);
Die Hard
(1988, rating R);
The Terminator
(1984, rating R); dan
Terminator Salvation
(2009, rating PG-13).


Penelitian ini, kemudian ditayangkan dalam journal 
Pediatrics
. Hasil penelitian ini juga mengungkap fakta, bahwa film-film yang beberapa dekade lalu diberi rating R oleh MPAA (lembaga yang berhak memberi rating film di Amerika Serikat) kini dirasa lebih halus, ketimbang film-film modern yang mendapat rating PG-13.


Menanggapi hasil survei ini, pihak MPAA tampaknya kehabisan kata-kata. “Jujur kami terkejut tentang menurunnya kepekaan orangtua zaman sekarang, terhadap  adegan kekerasan sebuah film,” ujar Dan Romer, juru bicara MPAA.


Sementara itu, sebuah artikel di jurnal
Pediatrics
menyatakan, anak-anak sangat dipengaruhi oleh hal-hal yang mereka lihat dan dengar. Dan memang ada korelasi, antara tontonan yang mereka lihat dengan sikap agresi yang mereka lakukan di lingkungan. Jurnal ini kemudian menyarankan MPAA untuk mengevalusasi cara kerja mereka, agar rating yang dikeluarkan dapat bersifat lebih objektif.


Hingga kini, MPAA belum pernah mengungkap jati diri pihak-pihak yang ikut bersama mereka, memberi penilaian akan sebuah film. Namun dijelaskan bahwa sebagian dari mereka, adalah orangtua yang memiliki anak usia 5 - 15 tahun, dan masing-masing pemberi rating tamu itu, tidak pernah ada yang bekerja untuk mereka lebih dari tujuh tahun.


Lebih lanjut, jurnal Pediatrics menyebut salah satu sebab banyak orangtua lebih lentur terhadap adegan kekerasan di film, karena tekanan kerja yang mereka alami sendiri di lingkungan kantor.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya