Ketika Berat Badan Jokowi dan SBY Dibandingkan

Jokowi Tiba di Istana Negara
Sumber :
  • VIVAnews/Ikhwan Yanuar
VIVAlife-
Cara Taspen Perkuat Srikandi Jadi Penggerak Finansial
Indonesia kembali memiliki pemimpin baru. Sejak 20 Oktober 2014 lalu, Joko Widodo resmi dilantik sebagai presiden Republik Indonesia periode 2014-2019.

Mengenal Tradisi Hantaran di Indonesia, Simbol Rasa Syukur dan Kasih Sayang

Apapun yang dilakukan Jokowi-- sapaan akrab Joko Widodo kini selalu menjadi pusat perhatian. Bahkan soal penampilannya yang kurus jadi perbincangan. Berat badan Jokowi pun dibanding-bandingkan dengan berat badan mantan presiden Susilo Bambang Yudhoyono.
Wakil Ketua KPK Dilaporkan ke Dewas Terkait Pelanggaran Etik


Sejak berkarier menjadi presiden, berat badan SBY terus melonjak. Dan kini, masalah ini menimbulkan pertanyaan, akankah berat badan Jokowi bertambah selama menjalani tugas sebagai pemimpin negara RI?


Peneliti tingkah laku dan konsultan penurunan berat badan juga pendiri klinik  Light House, dr Grace Judio-Kahl, MSc mengamati dan membandingkan penampilan tubuh SBY dan Jokowi.


Seperti diketahui, selama dua periode menjabat sebagai presiden, penampialn SBY semakin gemuk. Bahkan, SBY sempat diminta diet untuk menjaga penampilannya, namun gagal.  Grace pun mengungkapkan, ada beberapa faktor yang bisa mempengaruhi perubahan berat badan pria, salah satunya karena karier dan jabatan.


“Pada laki-laki biasanya perut menjadi ‘karier meter,’ semakin sukses dalam berkarier, semakin maju pula perutnya,” ujar dr. Grace.


Karena hal ini pula, berat badan Jokowi pun dipertanyakan. Akankah selama menjabat sebagai presiden, bobot tubuhnya melonjak?


Saat ini Jokowi sendiri memiliki berat badan 54 kilogram dan mengaku sudah makan banyak tapi tetap langsing. Untuk itulah, Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan, Megawati Soekarnoputri sebagai pengusung Jokowi saat pemilu presiden menginginkan agar berat badan pemenang pilpres ini naik 10 kilogram.


Tapi di balik itu semua, banyak yang menyarankan agar Jokowi tetap langsing. Mengapa?


"Alasan pertama tentunya sehat. Menjaga tubuh tetap fit dan sehat akan sangat membantu Jokowi menjalankan tugasnya sebagai presiden untuk 5 tahun ke depan," ujar Grace lagi.


Tekanan politik akan lebih kuat karena sebagai pemegang peran eksekutif, Jokowi tidak memiliki pendukung yang cukup di kursi legislatif. Tekanan ini tentunya dapat menimbulkan stres yang bisa berujung pada naiknya tekanan darah. Bila kondisi ini tidak didukung dengan pola makan yang sehat, maka risiko gangguan kesehatan akan meningkat.


Yang kedua, gaya blusukan Jokowi perlu mendapatkan stamina yang pria. Ini, sudah menjadi ciri khas Jokowi yang senang mengunjungi warganya perlu ditunjang dengan bentuk tubuh yang sesuai. Kelebihan berat badan hanya akan mengganggu aktivitasnya.


Yang ketiga, lanjut Grace, untuk menjaga citra. Belakangan ini muncul citra lain dari perut buncit. Bukan hanya ukuran kesuksesan, tapi juga identik dengan korupsi. "Tentunya Jokowi ingin menjauhkan diri dari citra semacam itu. Selain itu perut buncit juga mengesankan orang yang ingin dilayani, citra yang bertentangan dengan gaya Jokowi yang ingin melayani masyarakat."


Pengamatan dr. Grace tersebut berdasarkan pengalamannya menangai pasien dari berbagai golongan, termasuk politisi.
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya