Studi: Kacang Walnut Solusi Alzheimer

kacang walnut
Sumber :
  • iStock
VIVAlife -
Timnas Indonesia U-23 Mengganas di Piala Asia, Marc Klok: Masa Depan Cerah
Alzheimer adalah penyakit otak yang banyak diderita lansia. Hingga kini, salah satu jenis penyakit demensia atau hilang ingatan belum ditemukan obatnya. Namun sebuah studi yang belum lama ini dilakukan, menunjukkan fakta bahwa kacang walnut mampu menurunkan risiko dan mencegah Alzheimer.

Mendag Zulhas Sebut Kenaikan Harga Bawang Merah Akibat Banyak Pedagang Belum Mulai Berjualan

Dikutip dari
Konsumen Bisa Jajal Langsung Wuling Cloud EV di PEVS 2024
Huffington Post , studi yang dilakukan pada hewan itu dilakukan di New York State Institute for Basic Research in Developmental Disabilities. Dipimpin Dr Abha Chauhan, studi memfokuskan diet kacang walnut pada tikus, dan menemukan adanya peningkatan signifikan dalam hal kemampuan belajar, daya ingat, pengembangan motorik, dan penurunan kecemasan jika dikonsumsi teratur.


Chauhan mengatakan, temuan ini mampu membantu studi manusia di masa datang untuk menemukan cara terbaik mencegah Alzheimer. “Grup studi memeriksa efek diet pada tikus dengan 6 atau 9 persen yang setara dengan 1 - 1,5 ons walnut per hari," ujar Chauhan.


1 ons setara dengan 1/4 cangkut atau segenggam kacang walnut. Para peneliti percaya, bahwa kandungan antioksidan dan asam lemak omega-3 yang tinggi dalam walnut, mampu menjaga fungsi otak.


Studi itu juga menambahkan beberapa manfaat kesehatan kacang walnut seperti meningkatkan kesehatan jantung. Sementara itu, para peneliti di Harvard Medical School sebelumnya pernah melaporkan, bahwa mengkonsumsi kacang-kacangan, termasuk walnut, secara rutin mampu menurunkan risiko menderita penyakit kardiovaskular.


Dalam hal demensia, kacang walnut dan beberapa makanan tertentu termasuk brokoli, telah terbukti signifikan mampu menurunkan risiko mengidap demensia dan beberapa jenis penyakit otak lain.


Perlu diketahui, saat ini lebih dari 5 juta masyarakat Amerika Serikat menderita Alzheimer. Penyakit tersebut juga merupakan penyebab kematian keenam di sana. Para ahli mengatakan, di 2050 nanti jumlah orang berusia 65 tahun ke atas yang menderita Alzheimer, diprediksi akan meningkat tiga kali lipat. (ita)


Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya