CEO Matrade: Malaysia Bisa Jadi Destinasi Mode Asia

CEO Matrade Datuk Dr Wong Lai Sum
Sumber :
  • Dok. Matrade

VIVAlife - Intrade & Malaysia Fashion Week 2014 dibuka secara resmi pada Senin malam, 20 Oktober 2014. Acara seremonial inagurasi pekan mode terbesar di Malaysia tersebut, dihadiri Wakil Perdana Menteri Malaysia YAB Tan Sri Dato' Haji Muhyiddin Yassin.

Perhelatan akbar yang baru pertama kali digelar tersebut, menggabungkan pameran dagang produk mode, aksesori, kosmetik, juga perabot dekorasi rumah tangga serta pergelaran mode yang diikuti 65 desainer dari 15 negara.

"Intrade & Malaysia Fashion Week (MFW) 2014 menghadirkan 413 partisipan dari 25 negara, juga 300 buyer internasional," ujar CEO Matrade Datuk Dr Wong Lai Sum, yang juga menjabat sebagai Chairman Malaysia Fashion Week.

Selain itu, MFW 2014 juga dihadiri oleh kru media dari berbagai negara, di antaranya Indonesia, Singapura, Tiongkok dan Hong Kong, Vietnam, serta Jepang.

Dalam sesi wawancara khusus bersama Datuk Wong, VIVAlife berkesempatan bertanya lebih dalam mengenai pekan mode akbar di Negeri Jiran tersebut.

Apa yang menjadi dasar digelarnya Intrade & Malaysia Fashion Week 2014?

Kami melihat perkembangan yang cukup signifikan dalam industri mode juga desain di Malaysia selama 10 tahun terakhir. Tentu saja, ada banyak fashion show dan pekan mode sebelum Malaysia Fashion Week. Namun, dengan acara ini kami ingin menjadikan Malaysia sebagai the next fashion destination, tidak hanya di Asia Tenggara atau Asia, tetapi juga dunia.

Apakah yang menjadi visi dan misi Intrade & Malaysia Fashion Week 2014?

Malaysia Fashion Week 2014
merupakan event pertama yang menggabungkan pameran dagang dan pekan mode. Sebab itu, kami sangat bersemangat dengan event ini, kami ingin menjadikan Malaysia sebagai platform, sebagai sebuah wahana, tidak hanya bagi desainer Malaysia tapi juga mereka yang datang dari ASEAN dan Asia untuk bersama-sama berkembang dan menjadikan Asia sebagai pusat perhatian dunia.

Bagaimana Anda melihat posisi Asia Tenggara dalam dunia desain dan mode, dibandingkan dengan Eropa dan Amerika Serikat?

Tidak bisa dimungkiri Asia, termasuk di dalamnya Asia Tenggara, punya banyak potensi dan kreativitas. Terutama, di bidang desain, fashion juga tekstil, yang ternyata menjadi fokus industri.

Jangan Asal Obati, Ini Cara Membedakan Antara Jerawat Purging dan Breakout

Selain itu, sekarang ini fashion tidak hanya berasal dari Paris, Milan, atau New York. Semakin banyak kota di Asia menjadi pusat mode dan gaya. Sebut saja Tokyo dan Seoul. Jadi, saya berpikir, kenapa Kuala Lumpur tidak bisa menjadi salah satunya?

Lalu, usaha apa yang dilakukan Matrade sebagai perwakilan Pemerintah Malaysia untuk mewujudkan mimpi Kuala Lumpur sebagai destinasi mode?

Yang menjadi permasalahan di Malaysia adalah, kami punya potensi dan talenta, desainer kami pun tidak kalah kreatif, namun mereka kurang dikenal. Hal itulah yang harus kami perbaiki, membawa desainer Malaysia dan karya mereka lebih dikenal secara global.

Caranya, tentu dengan mengadakan event internasional seperti ini, di mana kami mengundang buyer dan media internasional yang akan memberikan ekspose lebih luas.

Asia semakin berkembang dalam bidang mode, dibuktikan dengan semakin banyak bermunculannya kota-kota mode baru yang saling bersaing menjadi yang terbaik. Bagaimana Malaysia menyikapi hal tersebut?

Bagi saya kompetisi bukan hal yang negatif, justru menjadi dorongan positif untuk terus maju dan melakukan inovasi baru. Kompetisi juga menjadi pembangkit semangat yang baik bagi para desainer dan pengusaha mode muda untuk melahirkan sesuatu yang berbeda dan menjadikan mereka unik.

5 Makanan yang Bisa Menurunkan Kadar Gula Darah untuk Penderita Diabetes

Untuk itu, kita harus terus berkompetisi agar kita bisa tumbuh bersama-sama. Itulah yang kami lakukan, kami tidak melarang negara lain untuk ikut berpartisipasi, kami justru mengajak mereka untuk ikut dan bersaing secara sehat yang akan melahirkan ide-ide baru.

Terkait desainer dan pengusaha mode Malaysia, bagaimana cara Matrade membantu mereka untuk lebih berkembang?

Satu hal yang kami tidak lakukan adalah memberi mereka bantuan secara finansial. Namun, kami membuka jalan dengan memfasilitasi mereka dalam pameran internasional dan memperluas jangkauan mereka di liga global. Kami juga memfasilitasi mereka dalam hal kredit dan bantuan modal, sehingga mereka bisa mandiri tanpa tergantung pada pemerintah.

Seperti yang tadi saya katakan, desainer Malaysia punya talenta dan kreativitas, namun mereka belum begitu dikenal. Sebab itu, sebagai pemerintah, kami membantu mereka menciptakan identitas agar mereka bisa lebih terkenal.

Bagaimana dengan hubungan antara Indonesia dan Malaysia, khususnya dalam bidang mode?

Malaysia dan Indonesia selalu bersahabat baik dalam hubungan perdagangan. Nilai perdagangan antara Malaysia dan Indonesia pun selalu bertambah setiap tahun. Contohnya sepanjang Januari – Agustus 2014, nilai perdagangan Malaysia–Indonesia di bidang mode dan tekstil mencapai 14,3 miliar ringgit, atau tumbuh sekitar 13,4 persen dibanding periode yang sama tahun sebelumnya.

Begitu pula dengan angka ekspor-impor Indonesia-Malaysia untuk produk fashion dan tekstil yang tumbuh sebesar 11,1 persen untuk impor dan 15,2 persen untuk ekspor. Hal itu menunjukkan bahwa Indonesia dan Malaysia punya hubungan kuat dalam bidang fashion. (asp)

Persib vs Bhayangkara FC Imbang, Begini Komentar Bojan Hodak
Sekjen Gerindra Ahmad Muzani di Jalan Kertanegara 16, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan pada Senin 5 Februari 2024

Sekjen Gerindra Sebut Prabowo "The New Sukarno"

Sekretaris Jenderal Gerindra mengatakan kemenangan Prabowo Subianto bukan akhir dari perjuangan melainkan awal perjuangan untuk mewujudkan cita-cita proklamasi.

img_title
VIVA.co.id
29 Maret 2024