Permintaan Terakhir Gadis Kanker Otak: Bisa Bertanding Basket

Lauren Hill 1
Sumber :
  • istimewa

VIVAlife - Kira-kira, apa permintaan terakhir Anda, jika oleh dokter Anda dinyatakan mengidap kanker, dan hanya memiliki waktu hidup tinggal beberapa minggu.

Aplikasi Ini Bisa Bikin Penumpang Terhibur di Pesawat

Mungkin Anda akan berkata: “Saya mau pergi jalan-jalan ke Jepang, atau mewujudkan mimpi menikmati indahnya ombak di pantai Hawaii.”

Namun, tidak demikian bagi Lauren Hill, 19 tahun. Begitu dokter menyatakan dirinya terkena kanker otak, dengan kondisi akut dan hanya bisa hidup selama beberapa minggu, gadis itu hanya menangis sejenak. Setelah itu, ia bergegas menuju ke kampus dari rumah sakit.

Ia datang ke kampus bukan untuk belajar, karena hari itu, orangtuanya sudah meminta izin, agar Lauren bisa libur untuk menemui dokter. Ia datang ke sana, untuk menemui pelatih tim basketnya.

Ada Luka Tembus Pelipis Anggota Satlantas Polresta Manado yang Ditemukan Tewas di Mampang

Kepada sang pelatih, ia katakan hasil diagnosa dokter tadi bahwa umurnya tinggal beberapa minggu, dan permintaan terakhirnya sebelum wafat adalah diberi kesempatan bertanding basket untuk mewakili kampusnya, Universitas Mount St Joe, yang ada di Ohio, Amerika Serikat.

Mendengar penjelasan ini, pelatih Dean Benjamin, sosok pria bertubuh besar, botak, dan berwajah keras, yang biasanya galak di lapangan, perlahan menitikan air mata. Sisi kemanusiaan pria itu tersentuh.

“Dengan tangan gemetar, saja ajukan tangan saya untuk bersalaman dengannya. Namun, gadis itu menolak, karena ia malah langsung memeluk saya. Saya benar-benar tak kuasa, gadis ini meluluhkan hati saya yang keras,” ujar Dean, kepada Abc News, Jumat 24 Oktober 2014.

Dean kemudian menerangkan bahwa Lauren adalah mahasiswi baru di kampus Mount Saint Joe. Saat semua orang diharuskan memilih kegiatan ekstrakulikuler, gadis berpipi tembam itu memilih basket wanita.

Arema FC Semakin Jauh Dari Zona Degradasi

Sayangnya, 49 hari setelah ia bergabung dengan tim, dokter menyatakan bahwa Lauren mengidap DI PG, sebuah kanker otak yang tidak bisa disembuhkan.

Kini, setelah sang gadis yang akan berpulang, maka tidak mungkin bagi pelatih itu untuk tidak mengabulkan permintaan terakhirnya. Kepada Dean, Lauren katakan alasan mengapa ia ingin bertanding basket. Karena, ia merasa sudah menjadi bagian keluarga di tim itu.

Bahwa, ia juga sangat mencintai basket, dan untuk itu, walau hanya sekali, ia minta diperbolehkan untuk bertanding. Karena Lauren ingin merasakan, bagaimana sensasi memasukkan si kulit bundar ke ring dan mendapat tepuk tangan penonton.

Hari-hari terakhir menuju pertandingan


Selama wawancara antara Abc News dan Dean terjadi, pria berkumis dan berjanggut itu, tiada henti menitikan air mata. Ia katakan, walau baru sebentar mengenal Lauren, permintaan terakhir gadis ini sebelum wafat, benar-benar menyentuh hatinya. Dan, sebagai seorang pelatih baskes, ia merasa terhormat, bisa menjadi orang yang bisa mewujudkan keinginan gadis itu.

Jika mau mengikuti peraturan yang berlaku, sebenarnya Lauren belum diperbolehkan ikut bertanding. Karena, ia masih ada di level junior, di mana seharusnya masih harus banyak belajar, sampai akhirnya diperbolehkan berlomba mewakili kampus. Namun, karena ini adalah sebuah permintaan khusus, pelatih Dean bersedia melanggar aturan itu demi sang anak didik.

Tidak hanya itu, Dean, bahkan maju ke dewan penyelenggara lomba basket wanita antar kampus, NCAA, untuk meminta agar jadwal pertandingan yang dilakukan kampusnya dipercepat. Meski awalnya pihak panitia menolak, setelah Dean menceritakan alasannya, dewan NCAA bisa mengerti dan bersedia mempercepat pertandingan itu. Yang seharusnya pertandingan dilakukan di akhir November, akhirnya dimajukan ke 2 November 2014.

Jadi dapat dipastikan, dalam hitungan beberapa hari lagi, Lauren akan menjalani pertandingan basket pertamanya, dan kemungkinan juga adalah pertandingan terakhirnya.

“Kami akan bermain maksimal dan memberi yang terbaik untuk 22 (nomor baju yang dikenakan Lauren),” ujar Dean. Tidak hanya sang pelatih, kawan-kawan satu tim Lauren juga tersentuh dengan permintaan tersebut. Lauren, adalah bukti nyata kecintaan seorang anak manusia kepada olahraga basket.

Lauren Hill 2

Lauren Hill 3



(asp)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya