Halloween, Festival Pagan yang Jadi Pesta Kostum

Ilustrasi Halloween
Sumber :
  • iStock

VIVAlife - Pada penghujung bulan ini, seluruh dunia akan merayakan malam Hallowewen yang jatuh pada tanggal 31 Oktober. Festival yang identik dengan hadirnya lentera labu tersebut sebenarnya memiliki sejarah panjang yang dimulai sejak abad kedelapan di dataran Irlandia.

Bangsa celtic dianggap sebagai komunitas pertama yang memulai tradisi tersebut. Namun, sebenarnya hari yang kini sering dirayakan dalam bentuk pesta kostum itu merupakan tradisi Pagan yang dihelat untuk merayakan akhir musim panas.

Menurut laman sejarah History.com, tradisi Halloween bermula dari Samhain di era Irlandia kuno. Pada waktu itu, Samhain merupakan perayaan untuk menyambut datangnya musim dingin seusai panen raya. Saat Samhain, penduduk Irlandia berpesta pora, mereka menggelar pesta kembang api juga sesaji bagi arwah leluhur.

Penulis buku "The Stations of the Sun: A History of the Ritual Year in Britain", Ronald Hutton menjelaskan, masyarakat Irlandia kuno percaya awal musim dingin, merupakan momen ajaib, dimana pembatas antara dunia supranatural dan dunia nyata menipis dan mereka bisa kembali bertemu dengan arwah leluhur.

Di era pertengahan, dipercaya bahwa Halloween merupakan kependekan dari all hallow’s eve, yaitu malam sebelum hari raya umat katolik yang dikenal dengan nama all saints holy day. Hari raya yang diselenggarakan pada tanggal 1 November ini dimulai pada abad ke-8 untuk menghormati para santo dan santa yang tidak memiliki perayaan khusus.

Pada hari ini diadakan misa kaum suci (hallow). Perayaannya sengaja ditentukan bertepatan dengan Festival Pagan, yang juga dikenal sebagai hari raya para arwah (day of the dead). Mereka percaya hari itu merupakan saat di mana Dewa Kematian melepaskan arwah orang yang mereka cintai kembali ke bumi dan mereka merayakannya dengan pesta api unggun di malam hari.

Seiring dengan arus migrasi, perayaan halloween pun ikut berpindah dan tersebar hingga jauh ke benua Amerika, yang saat itu menjadi tanah harapan bagi bangsa Eropa. Tradisi yang lebih kental diperkenalkan di Amerika Utara oleh bangsa Irlandia dan Skotlandia, yang kemudian berkembang seperti halloween yang kita kenal sekarang.

Di Indonesia, halloween bukanlah sebuah tradisi keagamaan layaknya Lebaran ataupun Natal. Meskipun begitu, perayaannya tak urung tetap dilakukan, biasanya dalam bentuk pesta kostum. Untuk membuat suasana halloween semakin kental, seringkali ditambahkan dekorasi yang identik dengan festival itu, layaknya lentera labu, warna hitam dan oranye, apel, berbagai panganan manis, serta permen.

Kegiatan lain yang identik dengan festival halloween adalah acara trick-or-treat bagi anak-anak kecil. Dalam kegiatan ini, orang dewasa memiliki kewajiban membagi-bagikan permen atau cokelat pada anak-anak yang memakai kostum menyeramkan ala halloween, seperti penyihir, vampir, orang-orangan sawah, maupun makhluk yang identik dengan kegelapan. Namun, simbol utama dari festival ini adalah labu berukir berisi lampu atau lilin yang dikenal dengan nama jack-o’-lantern.

Kebiasaan ini ternyata menjadi hal yang menarik bagi sebagian warga Indonesia. Salah satunya komunitas Kemang Dalam yang telah melakukannya selama sepuluh tahun. Ratusan anak terlihat antusias mengikuti tradisi asal Britania ini. Menariknya, bukan hanya anak-anak yang tampil atraktif dengan berbagai kostum khas Halloween, para orangtua yang terlibat pun tak mau kalah tampil gaya. Mereka juga ikut menggunakan kostum yang hadir lebih variatif dengan kreativitas masing-masing.

Nadja misalnya, anak ke-3 dari pasangan Ine Hakim dan Nato Prabu Tohir ini, memilih kostum Mak Lampir. Lucunya murid kelas 4 Sekolah Cita Buana ini, justru tidak mengenal tokoh yang kostumnya dipakai. “Aku nggak tahu, yang aku tahu Mak Lampir itu seram dan dia tokoh jahat," jawabnya.

Halloween memang kegiatan menyenangkan bagi anak-anak, tidak hanya bagi Nadja tapi juga bagi kedua kakaknya, Rafi dan Azzahra. “Aku senang, habis banyak temannya dan seru,” terang siswa kelas 8 Global Jaya ini.

Sementara Tafarrel, anak lain yang ikut berpartisipasi, mengatakan Halloween melelahkan, meskipun menyenangkan. “Capek karena harus keliling dari rumah ke rumah, tapi seru karena banyak teman-teman,” tuturnya polos.

Salah satu orangtua peserta, Ine, mengungkapkan, acara tersebut telah menjadi kebiasaan bagi para warga Kemang Indah. “Kita sudah melakukan ini selama sepuluh tahun,” ujarnya. Menurutnya, acara trick-or-treat itu bisa menjadi ajang sosialisasi dan silaturahmi para warga. “Ini malah bagus, kita yang biasanya susah ketemu, bisa ramai-ramai dalam trick-or-treat,” sambungnya.

Tahun lalu, sebanyak 250 anak terlibat dalam kegiatan ini. Ine mengatakan, panitia penyelenggara sebelumnya mendata para anak yang tertarik untuk ikut serta, begitu juga dengan rumah yang terlibat.

Membetulkan Bodi Mobil Berstandar Pabrik Cuma Butuh Waktu 8 Jam

“Mereka semua kita kasih tanda, anak-anak kita kasih badge sedangkan rumah yang ikut berpartisipasi ditempel tanda labu halloween. Jadi mereka tidak sembarangan masuk ke rumah orang,” terangnya.

Ajang silaturahmi hingga bisnis

Bagi masayarakat Indonesia, halloween memang bukan perayaan keagamaan yang menjadi tradisi. Namun gemanya ternyata bisa menjadi sisi positif. Seperti kegiatan trick-or-treat di kawasan Kemang Indah yang justru dijadikan ajang silaturahmi.

Memang, pemeran utamanya adalah anak-anak yang berjalan di sepanjang kompleks dengan mengenakan kostum, melakukan aksi door-to-door untuk mengumpulkan permen, coklat, maupun goodie bag dari para penghuni.

Anak-anak pun mengakui kegiatan tersebut sangat menyenangkan. Namun bagi para orangtua yang mendampingi mereka, kegiatan tersebut sontak menjadi sarana sosialisasi. “Warga sini kebanyakan pengusaha sehingga kami jarang bertemu, dengan adanya kegiatan ini, justru kami jadi bisa bersilaturahmi,” ungkap Ine.

Bahkan, menurutnya, kegiatan itu bisa menjadi sarana yang tepat untuk berkenalan dengan tetangga. “Lucunya, kita sering ketemu orang yang kita kenal dan ternyata rumahnya di sekitar sini (Kemang Indah) juga,” tuturnya.

Istimewanya, bagi anak-anak pun kegiatan ini, selain menjadi ajang perkenalan dengan teman baru juga merupakan sarana tepat untuk beramal. “Satu anak bisa dapat banyak sekali permen dan coklat, biasanya setelah itu mereka bagikan pada teman-temannya atau pada masyarakat sekitar yang kurang mampu,” jelas Ine.

Masalah kostum pun jadi bagian yang tidak boleh dilewatkan. Bagi Ine, hal itu justru menjadi daya tarik kegiatan. Menurutnya, setiap anak bebas berkreasi menciptakan kostum sesuai imajinasi mereka. Bukan hanya anak-anak, orangtua pun boleh ambil bagian. “Seru jadinya, kita keliling kompleks dengan kostum yang bermacam-macam,” sebutnya.

Ketika malam datang, para orang dewasa melanjutkannya dalam bentuk pesta. Namun menurut Ine, hal ini hanya dilakukan segelintir orang. “Tidak semuanya, kadang-kadang ada beberapa yang melanjutkan acara dengan berkumpul di rumah salah satu partisipan,” tambahnya.

Pesta kostum memang menjadi sarana yang tepat untuk bersosialisasi sambil bersenang-senang. Hal ini ternyata menjadi agenda rutin Pusat Bahasa Atmajaya yang dikemas dalam acara Halloween Fiesta.  Tidak seperti pesta biasa, acara ini menyiapkan banyak hal menarik, salah satunya aturan wajib bagi para tamu untuk mengenakan kostum menyeramkan sesuai imajinasi masing-masing.

Ketua Panitia Halloween Fiesta, Vita, menyebutkan, pesta kostum itu yang membuat acara semakin meriah. “Setiap tahun, peserta berdandan habis-habisan untuk terlihat menyeramkan,” ujarnya.

Namun, yang menjadi favorit tetaplah kostum nenek sihir, iblis, dan drakula. Meskipun begitu, kostum ala hantu lokal seperti kuntilanak tidak ketinggalan. Tetapi tidak semuanya berkostum hantu, beberapa hanya menggunakan pakaian serbahitam tanpa aksesoris dan tanpa make up.

Acara umumnya dibuka dengan tarian setan yang selalu menjadi “ritual” utama. Diikuti dengan berbagai perlombaan menarik, termasuk pumpkin carving alias mengukir labu. Namun, karena sulit mencari labu yang sesuai, bahan utamanya pun diganti menjadi kelapa. Meskipun begitu, hasilnya tidak kalah menarik. Selain itu ada juga lomba teka-teki silang berbahasa Inggris dan scary story telling yang bayak diminati peserta.

Selain sebagai ajang sosialisasi, di Indonesia, pesta halloween pun populer sebagai ajang bisnis. Terlihat dari maraknya cafe, club, dan restaurant di Jakarta yang menggelar acara dengan tema halloween. Para pengusaha pun rupanya menikmati hal ini. Mereka datang dengan mengenakan kostum horor dan memperluas relasi sembari mengobrol dengan undangan lainnya.

Bukan hanya itu, pundi-pundi uang pun bisa diraup dari usaha penyewaan kostum yang mendadak marak di akhir Oktober. Apalagi kalau bukan demi memenuhi hasrat tampil seram di malam halloween.

Hal serupa terjadi di Jepang, dimana jalanan utama kota Tokyo akan dibanjiri para warga berkostum seram yang mengikuti festival halloween. Festival yang sebenarnya lahir dari tradisi kaum kristen ini ternyata bertepatan dengan perayaan tradisional Jepang yang jatuh pada tanggal 31 Oktober, yakni Obon.

Jack-O-Lantern

Berbicara mengenai Halloween, pasti yang pertama kali tersirat dalam benak adalah tampilan labu kuning besar yang diukir layaknya wajah dengan lilin ataupun lampu di dalamnya. Lentera labu yang lebih dikenal dengan sebutan Jack-O-Lantern ini memang merupakan simbol utama Halloween.

Seperti juga tradisinya yang dimulai sejak berabad-abad lalu, lentera labu ini pun punya cerita tersendiri, yang merupakan urban legend bagi rakyat Irlandia. Ceritanya berawal dari seorang laki-laki bernama Jack yang pemabuk dan penipu. Suatu hari, ia membujuk setan untuk naik ke atas pohon. Setelah si setan naik, Jack mengukir salib di batang pohon tersebut, yang membuat si setan terjebak dan tidak bisa kembali turun.

Ketika Jack meninggal, dia tidak bisa masuk surga karena hidupnya yang penuh dosa dan setan pun menghalanginya masuk neraka untuk membalas dendam. Akhirnya, arwah penasaran Jack terus berkeliling dengan membawa lentera untuk mencari peristirahatan terakhirnya.

Oleh karena itu, orang percaya Jack-O-Lantern berasal dari ‘Jack of the lantern’ yang berarti Jack yang membawa lentera. Versi lain cerita labu ini berasal dari sebutan penjaga malam yang bertugas dengan membawa lentara pada pertengahan abad ke-17.

Namun, penggunaan labu kuning sebagai tempat lilin maupun lampu itu baru dimulai di Amerika Utara pada awal abad ke-19. Alasannya pun simpel, labu lebih mudah diperoleh dan bersifat lunak sehingga gampang diukir. Padahal awalnya, masyarakat Irlandia menggunakan lobak putih besar sebagai tempat lilin.

Selain lentera labu, simbol lain yang identik dengan perayaan Halloween adalah penggunaan warna serba hitam, karena festival ini memang identik dengan kegelapan, dewa kematian, serta para penyihir. Hal itu juga yang menginspirasi masyarakat Eropa dan Amerika untuk menggunakan kostum menyeramkan, layaknya penyihir jahat, mumi, vampir, monster, tengkorak, ataupun hantu.

Apel, permen dan cokelat

Setiap festival, terlebih yang berhubungan dengan tradisi, pasti memiliki jenis makanan khas. Begitu juga dengan halloween. Meskipun seringkali dihubungkan dengan segala macam ilmu sihir maupun kematian, makanan yang disajikan saat festival ini berlangsung sangat jauh dari kesan menyeramkan.

Permen dan coklat menjadi incaran utama anak-anak saat halloween tiba. Mereka mengumpulkannya dari rumah ke rumah dengan mengucap password, “trick or treat”, setelah mengetuk pintu.

Selain itu, buah apel menjadi makanan wajib yang harus ada untuk merayakan festival 31 Oktober ini. Hanya tentu tidak dalam bentuk buah, melainkan berupa apple stick atau buah apel yang dilumuri sirup gula maupun coklat. Di samping itu, pie apel adalah makanan yang umumnya tersedia di rumah warga Irlandia saat halloween.

Namun, satu makanan khas yang menjadikan halloween di Irlandia terasa lengkap adalah “barmbrack” yakni fruit cake panggang yang di dalamnya disisipkan sebuah cincin. Konon, barang siapa yang memakan bagian kue dengan cincin di dalamnya akan bertemu dengan belahan jiwanya dan hidup bahagia selamanya. Tradisi ini tetap dipercaya hingga kini dan menjadi salah satu objek wisata Irlandia.

Makanan lain yang kerap ditemui saat halloween adalah permen jagung serta colcannon di Irlandia. Sementara warga Inggris tidak pernah lupa menyediakan permen berbentuk kembang api dan tongkat untuk dibagikan saat acara trick-or-treat. Di Australia, permen apel menjadi makanan wajib yang ditemani cuka apel dan arak saat mengonsumsinya

Industri Facility Manajemen Indonesia di Atas Vietnam dan Kamboja
Sekretaris Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran, Nusron Wahid

Sindir PDIP yang Gugat KPU ke PTUN, Nusron: Silakan, Tidak Berdampak Apa-apa

PDIP minta KPU agar menunda penetapan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka sebagai Presiden dan Wakil Presiden RI terpilih.

img_title
VIVA.co.id
24 April 2024