Gunung Emas Almayer, Film Kolaborasi Indonesia-Malaysia

Gunung Emas Almayer
Sumber :
  • Facebook.com/EmasAlmayer

VIVAlife- Indonesia dan Malaysia kembali berkolaborasi melahirkan karya baru di dunia film. Film Gunung Emas Almayer yang diproduksi atas kerjasama rumah produksi Tanah Licin Malaysia dan Media Desa Indonesia akan tayang di Asia Tenggara dan Malaysia.

Film ini diadaptasi dari novel klasik Joseph Conrad tahun 1985 yang berjudul Almayers Folly. Bercerita tentang seorang pedagang asal Belanda yang terobsesi menemukan gunung emas.

Kisah lengkapnya, tentang Kaspar Almayar, seorang arkeolog dan pedagang senjata terpandang asal Belanda yang mencari Gunung Emas di Selat Malaka pada abad ke 19. Usahanya kerap dihalangi oleh berbagai tantangan baik dari pedagang Arab (Alex Komang), manuver politik ketua suku adat setempat (El Manik), ancaman tentara Kolonial Inggris dan Bajak laut.
 
Pangeran Malaka yang tampan bernama Daen Maroola membeli bubuk mesiu dari Almayer. Ketika Daen melihat Nina, putri Almayer, Daen pun jatuh cinta.
 
Daen mengetahui letak gunung emas yang Almayer inginkan dan ngin membantu Almayer menemukan Gunung Emas tersebut, tetapi Almayer harus membantunya mendapatkan bubuk mesiu yang ia butuhkan.
 
Almayer pun menyanggupi. Tanpa sepengetahuan Almayer, bubuk mesiu digunakan Daen untuk berperang melawan pasukan penjajah Inggris yang pada saat itu menguasai Malaka.

Sekjen PKS: Kalau Pak Prabowo Datang Kita Akan Beri Karpet Merah Sebagai Presiden Pemenang

Daen pun dianggap bajak laut pemberontak oleh Inggris dan ditetapkan menjadi  buronan. Akankah Almayer menemukan Gunung Emasnya? Apakah Daen selamat dari teror militer Inggris yang terus memburunya. Akankah hubungan Nina dan Daen berlanjut?

Kisah film ini, bisa mulai disaksikan di bioskop, 6 November 2014. Menariknya, film ini disetting sedemikian rupa dengan latar belakang hutan Malaka tahun 1830. Menggambarkan pemukiman di pinggir sungai dengan perahu yang lalu lalang sebagai moda transportasi.

Gunung Emas Almayer hadir dari tangan produser yang membuat trilogi Merah Putih. Film yang diproduseri oleh Rahayu Saraswati ini menggaet sutradara internasional U Wei.

Bagi Rahayu, film kolosal ini memiliki proses yang detail dan panjang. "Film ini sangat menantang bagi saya. Proses produksinya pun memakan biaya yang tidak sedikit," kata Rahayu yang juga berperan sebagai Tamimah.

Selain diperankan oleh Alex Komang, El Manik dan Rahayu Saraswati, film ini juga diperankan oleh aktris Melayu berdarah Betawi Sofia Jane.

Edukasi Media Center Haji 1445 H/2024

Bawa Kabar dari Tanah Suci, Peran Media Optimalkan Penyelenggaraan Ibadah Haji

Mulai persiapan penyelenggaraan ibadah haji, tata cara, hingga kesehatan serta keselamatan selama di Tanah Suci dapat disebarkan secara luas dan cepat melalui media.

img_title
VIVA.co.id
26 April 2024