Fakta, Orang Lajang Cenderung Boros

Ilustrasi wanita pakai ponsel saat belanja
Sumber :
  • iStock

VIVAlife - Para produsen barang mesin cuci, makanan kemasan, hingga produk hewan peliharaan di Korea Selatan, menargetkan konsumen yang masih single sebagai pembeli utama.

Konon, orang yang masih lajang cenderung menghabiskan pengeluaran pada hal-hal konsumtif, seperti makanan dan barang lainnya. "Dibanding dengan teman-teman yang sudah menikah, saya banyak menghabiskan uang pada konsumsi makanan, belanja barang, dan menekuni hobi baru," kata Lee, seorang penyanyi profesional yang tinggal di distrik Gangnam, Seoul, seperti dilansir kantor berita Reuters.

Populasi di Korea Selatan, didominasi orang-orang lanjut usia. Sedangkan orang-orang muda di sana cenderung menunda menikah atau bahkan tidak sama sekali. Rata-rata usia pernikahan di Korea Selatan, ada di angka 32 tahun untuk pria, dan 29 tahun pada wanita.

Tren demografis itu telah terjadi di banyak negara maju, tetapi karena pertumbuhan ekonomi di sana terbesar keempat di Asia, maka banyak perusahaan di sana yang kreatif memenuhi kebutuhan konsumen penduduk yang masih lajang.
 
Salah satu terobosan kreatif dilakukan perusahaan Samsung Electronics pada Agustus lalu, yang meluncurkan lemari es "Slim Style" dengan target konsumen penduduk Korea Selatan yang lajang. Lemari es tersebut lebih slim dan lebih tinggi dari ukuran lemari es biasa, dan dioptimalkan penggunaannya untuk gaya hidup para lajang, demikian dijelaskan Koo-Yeun Choi, wakil presiden senior Samsung.

Lain halnya dengan CJ Cheiljedang Corp, produsen makanan terbesar di Korea Selatan. Mereka memperluas strategi pemasaran untuk konsumen yang masih lajang, dengan meluncurkan bisnis makanan cepat saji. "Kami mengadakan promosi dan kelas memasak untuk lajang, terutama untuk pekerja kantor dan mahasiswa," kata Kim Tai-joon, wakil presiden eksekutif CJ Cheiljedang.

Kapan Bumi Kiamat?

Perubahan gaya hidup

Korea Selatan sedang mengalami pergeseran demografis yang sama dialami Jepang dalam beberapa tahun terakhir, di mana konsumsi rumah tangga orang-orang lajang mencapai 31,5 persen pada 2011, atau naik 27,9 persen dari 10 tahun sebelumnya, demikian data menurut Euromonitor.

Kondisi Gaza Jauh Lebih Hancur Dibanding Kota di Jerman Pada Perang Dunia II

LG Electronics dan Dongbu Daewoo Electronics Corp telah aktif menargetkan pasar rumah tangga bagi para lajang, sejak tahun 2013 dengan memproduksi peralatan rumah tangga, seperti mesin cuci kecil, vacuum cleaner, dan TV portabel.

Hal yang sama juga dilakukan perusahaan kosmetik, seperti Amorepacific Corp dan Cosmax Inc, yang siap untuk mendapatkan pangsa pasar wanita lajang. Bahkan industri layanan hewan peliharaan, adalah bisnis yang cepat tumbuh di Korea, karena masyarakat yang masih lajang di sana, banyak memelihara anjing dan kucing, dan memperlakukan mereka sebagai anggota keluarga pengganti pasangan.

"Di masa lalu, jarang warga Korea Selatan menghabiskan uang pada layanan hewan peliharaan. Namun sejak terjadi peningkatan rumah tangga ala para lajang, terjadi pengeluaran terhadap perawatan hewan peliharaan," kata Han Chi-soo, presiden Pet Korea Club Shop.

Banyaknya penduduk Korea Selatan menunda menikah, merupakan fenomena yang kini masih terjadi Negeri Ginseng. "Pernikahan berarti utang bagi saya," katanya. "Saya ingin menikmati masa mewah ini, hidup single untuk sementara waktu," ucap Lee, salah satu penduduk Korea Selatan yang belum menikah.

Sinyal PKB Merapat ke Prabowo, Presiden PKS: Kita Hormati Keputusan Pak Muhaimin
Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) DKI Prasetyo Edi Marsudi.

Ketua DPRD Minta Pemprov DKI Perbaiki Kualitas APBD, Singgung Permukiman Kumuh

Ketua DPRD DKI menilai RKPD tahun 2025 tidak fokus.

img_title
VIVA.co.id
25 April 2024