Industri Tekstil Dukung Desainer Muda

Pabrik Bellini
Sumber :
  • VIVAnews/Lesthia Kertopati
VIVAlife
Rapikan Kabel Fiber Optik Semrawut di Tangsel, Ini 5 Titik yang jadi Sorotan Pemkot
- Industri mode Tanah Air semakin menunjukkan tajinya. Salah satunya terlihat dari semakin kuatnya sinergi antara pemerintah dan pengusaha mode dalam memajukan industri dari segala segi.

Eks Sespri Sekjen Ungkap BAP KPK Bocor ke Pejabat Kementan

Bila dulu mode dianggap hanya merupakan area garapan para desainer, kini mode adalah milik semua orang. Industri mode bergerak secara sinergis, dari hulu hingga hilir, dari penyedia tekstil hingga para desainer yang menggarap tren.
Siswa SMP Dibacok dan Dibegal Saat Pulang Sekolah Sendirian


Sinergi itu juga terlihat dari dukungan yang diberikan industri tekstil kepada para perancang mode muda. Salah satunya adalah PT Trisula Textile Industries, produsen kain polyester merek Bellini.

Selama dua tahun berturut-turut, Bellini ikut ambil bagian dalam pesta mode akbar Jakarta Fashion Week (JFW). Seperti juga tahun lalu, di JFW 2015, Bellini kembali menggelar kompetisi desain seragam bagi para desainer muda dengan tajuk "
Style at Work".


Selain itu, Bellini juga mengajak siswa sekolah mode ESMOD untuk melakukan kunjungan pabrik dengan tujuan mengenalkan siswa sekolah mode mengenai proses pembuatan tekstil dan mendapatkan wawasan yang lebih luas mengenai tekstil.


VIVAlife
bersama-sama dengan siswa sekolah mode ESMOD berkesempatan mengunjungi pabrik Bellini di Cimahi, Jawa Barat, untuk melihat proses produksi kain, dari benang mentah hingga menjadi kain siap pakai.


Dalam kunjungan tersebut,
VIVAlife
dipandu oleh Marketing Manager PT Trisula Textile Industries, Lukas Ginting.


"Tujuan kami mengajak siswa sekolah mode ESMOD berkunjung ke pabrik adalah agar para desainer muda bisa lebih mengenal tekstil lokal, salah satunya Bellini, dan bersama-sama kita bisa mengembangkan tekstil dan mode di Indonesia," ujar Lukas.


Dari benang jadi kain


Seperti layaknya semua kain, Bellini juga diproduksi lewat untaian benang. Memasuki gudang pertama, rombongan diajak melihat dan menginspeksi jutaan gulungan benang yang tertumpuk rapi dalam gudang.


Benang-benang tersebut harus melalui proses
texturizing
agar hasil akhir kain menjadi lebih lembut dan nyaman digunakan. "Benangnya harus dibuat lebih bertekstur sehingga nantinya kain jadinya tidak kaku," ucap Lukas.


Sayangnya, Lukas mengatakan, Indonesia masih mengimpor benang mentah untuk produksi kain. "Untuk benang, kami mengimpor dari Jepang dan Thailand," paparnya.


Dari gudang pertama, benang-benang yang telah diproses kemudian diberi kanji agar lebih mudah dianyam. Setelah itu, benang digulung dalam roda besar dan masuk ke mesin penganyam. Namun, sebelumnya, benang-benang tersebut diberi corak tertentu yang dikerjakan secara manual.


"Kami punya 100 corak berbeda di Bellini," ucap Lukas, yang menambahkan kapasitas produksi Bellini adalah 1,1 juta
yards
per bulan dengan jenis kain polyester dan campuran polyester dengan viscose dan tencel.


Selesai dianyam, kain-kain mentah melalui proses seleksi pertama. "Disinilah kenapa Bellini bisa terus bertahan. Kami mengutamakan
quality control
," ujar Lukas. Kain-kain yang lulus seleksi, kemudian masuk mesin pencuci untuk melepaskan kanji kemudian diwarnai.


"Sekali masuk mesin pewarna, minimal 600
yards
. Dari situlah minimun order kami berasal," kata Lukas.


Usai diwarnai, kain dikeringkan dan kemudian, sekali lagi masuk ruang pemeriksaan untuk mengeliminasi cacat pada kain. Jika lolos seleksi, kain kemudian dikemas dan dimasukkan ke gudang untuk dikirimkan pada pemesan.


Umumnya, pemesan kain Bellini adalah perusahaan besar yang menggunakan kain tersebut untuk seragam. Lainnya, Bellini mengerjakan permintaan ekspor dari Malaysia, Jepang, Australia, Singapura, Spanyol dan Amerika Selatan.
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya