Seorang Wanita 30 Tahun Tersiksa karena Orgasme

Ilustrasi Orgasme
Sumber :
  • iStock
VIVAlife -
Erick Thohir Buka suara soal Dugaan Pemain Naturalisasi Dibayar Bela Timnas Indonesia
Menjadi suatu kenikmatan dan kepuasan tersendiri jika saat melakukan kegiatan bercinta, pasangan bisa merasakan orgasme. Namun ternyata, orgasme justru membat wanita bernama Anaya Carlis (30) tersiksa.

Kronologi 3 Anggota Keluarga Tercebur ke Sumur, 1 Meninggal Dunia

Tanpa melakukan hubungan intim, ia bisa merasakan kenikmatan seksual. Yang lebih parahnya lagi, dalam waktu dua jam, dia bisa mengalami orgasme 180 kali. Karena kondisi aneh ini, ia mengeluh menderita. Apalahi katanya, kondisinya tersebut sulit disembuhkan.
Viral! Rumah Mewah Mantan Panglima TNI Andika Perkasa Seperti Istana Pangeran Dubai


Ia pun mengaku, orgasme itu bisa dialaminya saat ia berada di tempat tak terduga seperti supermarket, di jalanan, bahkan di sekolah.

Seperti dilansir Daily Mail, Carlis mengaku, awalnya ia bisa bertahan hingga enam jam untuk menahan timbulnya orgasme. Namun belakangan, hanya dalam dua jam dia bisa memiliki lebih dari 180 kali orgasme.

Wanita asal  Arizona ini pun sadar, kondisi yang dialaminya cukup langka yang menyebabkan gelombang intens kesenangan. Ia pun menganggap hal ini justru merusak hidupnya. Karena orgasme itu, dia sulit melakukan aktivitas di luar rumah.


Dia pun mengaku, didiagnosis dengan gangguan gairah kelamin persisten tiga tahun lalu dan menjadi sosok yang tertutup setelah orgasme spontan di supermarket, di jalanan dekat sekolah dan bahkan di taman bermain.


Carlis, yang memiliki seorang putra berusia 10 tahun-- Merrick dengan suaminya Tony, sekarang menghindari berada di ruang terbuka dan terlalu malu untuk mengatakan pada orang jika ia menderita kondisi aneh tersebut.


"Ini memalukan dan membingungkan," katanya.


"Ketika Anda berada di sekitar anak-anak Anda merasa hal ini memalukan."


Carlis pun mengaku, saat orgasme itu akan timbul ia bergegas masuk ke dalam mobil, dan berdiam diri untuk menutupinya hingga kenikmatan yang menyiksa itu terasa berhenti.


"Ini telah menghancurkan keterlibatanku dengan kehidupan anak-anak karena saya merasa terlalu kotor untuk menjadi bagian dari itu. Kami ingin anakku menjadi anak normal, tetapi pada saat yang sama ia tidak dapat memiliki teman karena ibunya memiliki kondisi ini."


"Yang terburuk adalah saya tidak bisa menjelaskan kepadanya karena dia terlalu muda."


Carlis bercerita, ia sempat kaget manakala kondisi ini tiba-tiba terjadi saat ia berbelanja tiga tahun yang lalu.


Saat berjalan melalui toko, ia tiba-tiba menemukan dirinya terangsang oleh segala sesuatu yang dilihatnya, dicium dan disentuhnya.


Dia mengatakan, kondisi langka ini menyebabkan gelombang intens kesenangan tapi ini merusak hidupnya.


Sejak didiagnosis dengan gangguan gairah kelamin persisten tiga tahun lalu ia pun menjadi wanita penyendiri. Ia bahkan sering panik saat gairah seksnya mulai terasa saat ia berbelanja di sebuah toko. Ia sampai jatuh ke lantai dan merasakan orgasme beberapa kali.


"Itu salah satu orgasme paling intens yang pernah saya miliki dan itu tanpa bantuan," katanya.


"Aku takut dan bingung, aku berlari keluar dari toko dan saat aku pulang aku terus merasakan orgasme."


"Ini adalah pertama kalinya dan itu enam jam konstan aku rasakan. Aku sangat ketakutan. "


Karena kondisi ini ibu sata anak ini pun mengaku hubungannya dengan sang  suam, Tony menjadi lebih tegang saat ia sangat membutuhkan perhatian.


Dia telah mencoba segalanya untuk menyembuhkan kondisinya termasuk mandi air es, mengubah diet dan meningkatkan olahraga. Tapi, semua cara yang dilakukan tak membuahkan hasil.


Hingga kini, ia terus belajar untuk mengendalikan orgasmenya. Tapi katanya, hal itu benar-benar dapat mempengaruhi kesejahteraan mentalnya.


"Beberapa hari-hari ketika itu benar-benar buruk saya hanya ingin menutup tirai dan tidak pernah bangun."


Ahli medis pun telah mengidentifikasi kondisi ini, dan kemungkinan, tidak dapat disembuhkan. Bahkan yang lebih parahnya, kondisi ini bisa menyebabkan dehidrasi, cedera lutut dan pergelangan kaki dan akhirnya kelelahan karena kurang tidur.


Karena kondisi tersebut, Carlis tidak mampu untuk memakai sepatu hak tinggi, karena ia tidak pernah tahu, kapan serangan orgasme itu terjadi.


Kondisi ini, katanya,  juga telah memberikan tekanan pada pernikahannya saat ia sangat membutuhkan kasih sayang, keintiman dan kontak fisik karena jumlah hormon dalam tubuhnya.


"Kami masih melakukan hubungan seks tetapi dapat menjadi sangat frustasi bagi kami berdua karena saya selamanya terangsang," katanya.


Dr David Goldmeier, seorang ahli pengobatan seksual di Imperial College di London mengatakan, "Gangguan gairah kelamin persisten adalah kondisi yang baru dikenal, di mana penderitanya mengeluh jangka waktu stimulasi genital yang tidak berhubungan dengan hasrat seksual."


Gairah ini bisa bertahan selama berjam-jam, berhari-hari atau bahkan lebih lama. "Ini bisa sangat menyedihkan bagi seorang wanita dan meskipun sudah upaya untuk meringankan dengan aktivitas seksual atau orgasme, ini sering tidak membantu atau dapat memperburuk gejala."


"Saya melihat sekitar 20 wanita per tahun menderita kondisi ini, mungkin yang biasa seperti satu dari 100, kita tidak tahu."


Kadang-kadang, masalah ini kata David bisa diatasi sendiri. Namun, tidak ada obatnya. "Tapi ada beberapa cara untuk mengelola gejala seperti meditasi dan latihan dasar panggul bersama dengan obat penghilang rasa sakit bagi pasien." (ren)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya