Komunitas Gay: Jangan Pandang Kami Sebelah Mata

Ilustrasi Gender Pria
Sumber :

VIVAlife - Data Yayasan Igama menyebutkan bahwa hingga 2014, sebanyak 5.022 gay dan LSL (Laki Suka Laki) sudah terdata resmi di wilayah Malang Raya. Jumlah itu bisa meningkat, karena yayasan yang fokus terhadap pembinaan para gay serta kelompok Lesbian, Gay, Bisexsual dan Transgender (LGBT) ini hingga kini masih terus melakukan pendataan.

Mayat Wanita 'Open BO' Ditemukan di Pulau Pari, Polisi Teliti Penyebabnya Lewat Cara Ini

Andi S., Ketua Yayasan Igama, menuturkan bahwa saat ini, Yayasan Igama sedang memgubah citra mengenai status gay yang masih dianggap negatif oleh masyarakat umum. Padahal, kata dia, banyak kaum gay di Malang Raya yang memiliki bakat dan kontribusi untuk pengembangan budaya, serta berjuang dalam pencegahan HIV AIDS di masyarakat. 

"Kita banyak memiliki berbagai program kesehatan, dengan menggandeng beberapa pihak yang kompeten," kata Andi, Minggu 23 November 2014. 

Apple Hapus Aplikasi WhatsApp dari App Store

Salah satu program rutin yang dilakukan oleh kelompok Gay adalah melakukan cek kesehatan untuk HIV/Aids dan Infeksi Menular Seksual rutin setiap minggu sekali di sejumlah klinik VCT, seperti di RSU Dr Saiful Anwar Malang. Komunitas juga rajin melakukan sosialisasi dan pengembangan kemampuan anggota setiap satu minggu sekali.

“Kami rutin mengadakan pertemuan komunitas setiap satu minggu sekali, pertemuan tidak dalam bentuk formal, bisa di taman kota, atau alun-alun. Sekaligus untuk mendata anggota dan mengetahui kabar kawan-kawan,” katanya.

Bhayangkara FC Resmi Terdegradasi ke Liga 2

Dalam pertemuan itu, para anggota sering bertukar informasi tentang kesehatan, kawan maupun kondisi sosial budaya di masyarakat sekitar. Selama ini, Andi mengaku penerimaan warga Malang tergolong baik kepada kelompok gay atau pun LGBT. Meskipun mereka juga tak pernah mengumbar kemesraan di depan umum. 

“Tidak pernah ada perlakuan kasar dari warga terhadap waria, atau banci. Untuk pasangan gay juga tidak pernah ada masalah, selama kita tidak mencolok,” katanya.

Andi memaparkan, komunitas gay saat ini tidak harus dipandang sebelah mata karena sebagai warga negara Indonesia, mereka memiliki hak dan tanggung jawab yang sama. Meskipun sebagian besar pasangan gay yang memiliki keluarga di Malang, lebih banyak memilih menutup orientasi seksual mereka. 

Sejumlah pasangan gay juga tinggal serumah atau pun dalam kontrakan yang sama dengan menyembunyikan identitas mereka.

“Sampai sekarang, kami belum berfikir untuk menuntut legalisasi pernikahan sesama jenis. Di Indonesia, kemungkinan ini masih sangat kecil bisa terjadi. Yang penting, sekarang bagaimana tetap bisa berkarya, di Malang banyak anggota Igama yang punya nama di bidang fashion, kecantikan atau aktif dalam kampanye HIV/Aids,” katanya. (asp)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya