Menyibak Danau Tersembunyi di Gunung Semeru

Menjemput Fajar di Bukit Kingkong Dari Ngadas
Sumber :
  • VIVAnews/Dyah Ayu Pitaloka

VIVAnews - Dahulu, keberadaan Ranu Tompe hanya sekadar cerita dari masyarakat sekitar Gunung Semeru. Bahkan, danau ini dianggap angker sehingga tak ada warga yang berani menyambanginya.

Elite PAN soal PKB-Nasdem Gabung Prabowo: Ini Masih Perubahan atau Keberlanjutan? 

Namun berbekal citra satelit dan peta kawasan, Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (BBTNBTS) berhasil menemukan wujud danau seluas 0,7 hektare tersebut dalam sebuah ekspedisi pada Oktober 2013.

Tak hanya menyimpan pemandangan indah, kawasan Ranu Tompe juga kabarnya dihuni sejumlah satwa liar yang sebelumnya sudah dianggap punah, seperti Harimau Jawa. Guna membuktikan kabar ini, BBTNBTS memasang kamera penjebak atau camera trap pada 20-23 November 2014.

Top Trending: Habib Bahar Akui Kemenangan Prabowo Gibran hingga Seorang Ulama Kritik Nabi Muhammad

Seluruh kamera dibeli pada awal tahun ini di pasang di sejumlah titik sepanjang jalur menuju Ranu Tompe. Tujuannya, untuk memantau keberadaan satwa liar yang dilindungi di antaranya populasi Macan Tutul  dan kemungkinan Harimau Jawa.

Ranu Tompe berlokasi di wilayah kerja Resor Pengelolaan Taman Nasional (RPTN) Seroja, Seksi Pengelolaan Taman Nasional Wilayah III, Bidang Pengelolaan Taman Nasional Wilayah II, serta secara administratif masuk wilayah Desa Burno, Kecamatan Senduro.

Pemasangan dilakukan lima petugas BBTNBTS dibantu beberapa warga Ranu Pani, Kecamatan Senduro, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur.
 
Kepala Resor Seroja Agust Dwiandono menyatakan, Ranu Tompe ini berada di jantung atau zona inti BBTNBTS, perwujudan Ranu Tompe baru bisa didokumentasikan dalam bentuk foto dan rekaman video pada ekspedisi pencarian Ranu Tompe pada Oktober 2013.

Dokumentasi Ranu Tompe saat itu menjadi dokumen pertama terhadap keberadaan danau seluas 0,7 hektare itu sejak BBTNBTS berdiri pada 1982.
 
Pemasangan camera trap di kawasan Ranu Tompe didasari karena lingkungan yang masih sangat lestari dan menyimpan keanekaragaman flora dan fauna yang sangat beraga. Banyak satwa liar, utamanya Macan Tutul (Panthera pardus melas), berkeliaran di sana.

Tim ekspedisi tahun lalu menemukan banyak bekas cakaran di pohon-pohon dan kotoran Macan Tutul. Bekas cakaran macan juga terlihat di rute perjalanan tim, jauh di luar lokasi Ranu Tompe berada. 
 
“Kami menduga di Ranu Tompe dan sekitarnya masih banyak Macan Tutul , makanya pemasangan kamera diarahkan di jalur ke Ranu Tompe yang lokasi dan koordinatnya kami rahasiakan demi keamanan kamera dan kelestarian Ranu Tompe,” kata Agust, Selasa, 25 November 2014.
 
Kepala Resor Ranu Pani Toni Artaka menambahkan, pemasangan kamera penjebak ini adalah tindakan pertama kali dilakukan sejak BBTNBTS berdiri. Pemasangan kamera bertujuan utama untuk memantau keberadaan satwa liar di dalam kawasan BBTNBTS, terutama untuk merekam kemunculan Macan Tutul di dalam hutan.

Terpopuler: Indonesia U-23 Fenomenal, Ernando Ari Kepikiran Arkhan Fikri

Tak pernah terdokumentasi
 
Penampakan Macan Tutul di alam liar taman nasional seluas 50.276 hektare itu tak pernah terdokumentasi sebagai foto maupun rekaman video.

Selama ini Macan hanya pernah terlihat petugas dan masyarakat saat muncul di kawasan permukiman manusia, seperti yang peristiwa pada 2 Oktober 2013, di Dusun Sumber, Desa Sentul, Kecamatan Sumbersuko, Lumajang.

Seekor Macan Hitam atau Macan Kumbang yang tersesat dan kelaparan ini sempat menyerang petugas yang hendak mengevakuasinya sehingga ditembak mati oleh polisi.
 
Macan Tutul termasuk kucing besar yang sangat pemalu dan hidup soliter, serta populasinya semakin berkurang sehingga Macan Tutul  nyaris mustahil difoto dengan cara dan menggunakan peralatan fotografi biasa.

Camera trap bekerja otomatis mengambil gambar terhadap objek yang bergerak disekitarnya. Jika gerakan semakin banyak dan berkelanjutan menu kamera secara otomatis akan merekam objek tersebut.

“Kami atur kamera untuk bisa memotret tiga kali dan kemudian berfungsi sebagai video untuk merekam objek yang terus bergerak di depan kamera,” katanya.
 
Pengambilan kamera penjebak akan dilakukan dalam waktu dua pekan sampai sebulan setelah pemasangan kamera. Selain Macan Tutul, Agust dan Toni sangat berharap Harimau Jawa (Panthera tigris sondaica) yang dianggap sudah punah masih ada.

"Ada informasi awal dari masyarakat yang harus didalami lagi kebenarannya tentang penampakan Harimau Jawa di sekitar Ranu Tompe," katanya.
 
Adapun Macan Tutul sudah masuk daftar merah International Union for Conservation of Nature (IUCN) pada 2007, serta masuk ke dalam Apendiks I Konvensi Perdagangan Internasional untuk Tumbuhan dan Satwa Liar (Convention of Internatioal Trade in Endagered Species/CITES) sehingga Macan Tutul terlarang diperjualbelikan dalam bentuk apa pun.

Macan Tutul juga dilindungi Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya, serta dilindungi oleh Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 1999 tentang Pengawetan Jenis Tumbuhan dan Satwa.

Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai Bali

Nasib 2 Debt Collector Ambil Paksa Mobil Polisi, Kemenhub Pangkas Jumlah Bandara Internasional

Berita tentang nasib dua debt collector yang hendak mengambil paksa mobil Aiptu Fandri di parkiran salah satu pusat perbelanjaan di Kota Palembang jadi yang terpopuler.

img_title
VIVA.co.id
27 April 2024