- istock
VIVAlife - Indonesia merupakan negara yang sebagian besar masyarakatnya sudah sadar akan pentingnya perlindungan anak. Namun tahukah Anda, hanya 20% ibu di Indonesia yang mengetahui tentang bahaya gangguan pencernaan pada si kecil?
Karenanya, Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) mengadakan acara Bincang Ahli dengan Dokter Anak tentang "Pentingnya Kesehatan Pencernaan pada Bayi", di hotel JW Marriot, Selasa, 25 November 2014.
Seminar ini mengambil fokus pada pentingnya mengenali dan menyadarkan bahaya gangguan pencernaan pada bayi, kasus yang paling sering terjadi pada bayi di awal masa pertumbuhannya.
Data menunjukkan 55% bayi di Indonesia menderita setidaknya 1 gangguan pencernaan, di antaranya, 16,26 % menginap kolik, 30% Konstipasi (susah BAB) dan sisanya, diserang dengan gangguan Regurgutasi (Gumoh). Ketiga gangguan tersebut, sama-sama ditandai dengan tangisan yang berlebih pada anak.
Prof. Yvan Sandeplas, mengatakan bahwa setiap anak memunyai hak untuk mendapatkan asupan gizi yang optimal. Untuk bayi, pemberian ASI eksklusif sangatlah penting untuk mencegah gangguan pencernaan yang seringkali diremehkan para ibu.
Lebih jauh lagi, sependapat dengan Prof. Vandeplas, narasumber lain dalam seminar ini, Prof. Dr. Mohammad Joeffry mengatakan 80% ibu di Indonesia menganggap gangguan pencernaan pada bayi sebagai hal lumrah. Mereka cenderung membiarkan gejala gejala tersebut hingga hilang dengan sendirinya.
Ia katakan, pengetahuan tentang gangguan pencernaan dan cara menanganinya sangat penting, untuk diketahui berbagai pihak yang mendapat tanggung jawab untuk merawat bayi. Jadi tidak hanya kaum ibu, tapi juga nenek, bibi, atau bahkan babysitter di rumah.
Baca juga:
Menguak Kemesraan Ayu Ting Ting dan Shaheer Sheikh