Ragam Kuliner Lezat di Pasar Santa

Pasar Santa
Sumber :
  • VIVAnews/Tasya Paramitha

VIVAlife - Tak salah, jika penggemar kuliner dikatakan wajib mengunjungi Pasar Santa. Aneka kuliner dari lauk pauk khas warung nasi, jajanan pasar, mi ayam dan kuliner mancanegara seperti hot dog, pasta, sloppy joes, daging panggang Korea, taco, dan burrito ada di sini.

Ironi Perburuan Badak Jawa di Kawasan Konservasi Ujung Kulon, Cula Dijual Rp 280 Juta

Bisa dikatakan, daya tarik Pasar Modern Santa terletak pada kuliner dan jajanannya yang beragam dan unik. Keunikan kuliner yang dijajakan, membuat siapa pun harus datang ke Pasar Santa untuk mencicipinya karena kuliner tersebut tidak dapat ditemui di tempat lain.

Media promosi dan tempat menaruh iklan untuk menarik pengunjung kios-kios di sini pun menggunakan media sosial seperti Twitter, Facebook, dan Instagram.

Sukses Gelar MotoGP, Sirkuit Mandalika Jadi Magnet Pariwisata Olahraga

Salah satu yang patut dicicipi, ialah mi ayam khas Tiongkok yang dijajakan kios bernama Mie Chino. Di sini, pengunjung dapat menikmati semangkuk mi ayam lezat hanya dengan merogoh kocek sebesar Rp25 ribu.

Penggemar hidangan penutup juga dijamin akan meneteskan air liur ketika berkunjung ke sini. Mulai dari waffle, crème brûlée, es krim hingga es cendol durian akan memuaskan selera makan Anda. Tak hanya menu internasional, menu-menu lokal juga tersedia.

Menyelami Dampak Negatif FOMO pada Pengguna Media Sosial

Kuliner di Pasar Santa

Seperti kreasi ketan yang disajikan dengan serundeng manis, kuah duren, atau kelapa susu wijen yang dikenal sebagai jajanan pasar ikut meramaikan deretan kuliner yang hadir di Pasar Santa. Harganya pun sangat terjangkau yakni mulai dari Rp5.000.

Ada pula kios bernama Papricano, kantin ala Meksiko yang menawarkan sederet kuliner khas negeri topi sombrero seperti burrito, taco, quesadilla, taquito, dan nacho. Kios yang didesain menarik dengan gambar motif warna-warni dan ornamen khas Meksiko ini terletak agak tersembunyi di samping pasar.

Kuliner di Pasar Santa

Beralih ke Asia, kuliner negeri yang terkenal dengan industri K-Pop pun tersedia di sini. Ialah Bbo Bbo Kogi, kios yang menjual sejumlah hidangan daging barbekyu khas Korea yaitu striploin, bulgogi, chadol baki, dan lidah sapi. Tak kalah dengan restoran mewah Korea, di sini pengunjung juga dapat memasak daging sendiri menggunakan panggangan khusus dan menikmatinya bersama kimchi.

Kios lain, yang setiap harinya tak pernah absen diserbu pengunjung adalah kios yang terletak tepat di depan tangga lantai dua yang menjual hot dog. Padahal, kios bernama DOG tersebut baru buka kurang lebih selama dua bulan. Kepopuleran roti isi sosis dengan siraman berbagai saus lezat ini lantaran keunikan rotinya yang berwarna hitam.

Kuliner di Pasar Santa

"Semua orang bikin roti warna putih. Kita mencoba untuk beda dari sisi roti," ujar Adiel Aziz pemilik kios DOG yang juga ditemui VIVAlife beberapa waktu lalu.

Pria yang berprofesi sebagai produser musik itu mengaku membuka usaha hot dog bersama saudara dan temannya. Ia mengungkapkan bahwa warna hitam roti hot dog yang ia jual berasal dari wijen hitam yang digunakan sebagai bahan pembuatnya. Meski begitu, Adiel mengatakan wijen hitam tidak memengaruhi cita rasa roti secara signifikan.

"Cuma warnanya saja yang hitam. Estetika pas dilihatnya itu menghasilkan pengalaman kuliner yang bisa didefinisikan orang berbeda-beda," ujar dia.

Kuliner di Pasar Santa

Lalu, mengapa Pasar Santa dipilih sebagai tempat usahanya?

"Kenapa nggak? Soalnya waktu itu di sini diobral. Dulu kan, ini pasar mati. Kita mencoba menghidupkan lagi," katanya.

Menurutnya, kios-kios di lantai dua pasar umumnya tutup pada hari Senin dan Selasa karena akhir pekan selalu ramai pengunjung. Untuk jam bukanya berbeda tiap kios. 

Namun, umumnya mulai dari siang arau sore hari kios-kios sudah mulai buka hingga tengah malam. Untuk kios DOG miliknya buka dari hari Rabu hingga Minggu pukul 15.00 WIB. Untuk jam tutupnya tergantung hot dog yang dijual.

"Kita buka sampai sold out. Tergantung habisnya. Paling lama jam 11 malam," ujarnya.

Ketika ditanya apa pendapatnya soal tren kongko di pasar yang belakangan mulai digandrungi anak-anak muda Jakarta, setelah Pasar Santa bangkit dari mati surinya, Adiel mengatakan tren seperti ini lah yang dibutuhkan remaja sekarang

"Sangat bagus. Sudah saatnya sebagai anak muda kita turun ke 'bawah' dan nggak terlalu metropolitan banget jadi bisa menyatu juga sama street culture," ujarnya.

Baca juga:

(asp)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya