VIVAnews - Pos pelayanan terpadu (Posyandu) di daerah bakal direvitalisasi pemerintah. Pasalnya, saat ini kondisinya sudah memungkinkan lagi dalam memberikan pelayanan bagi masyarakat.
"Kami ingin mengoptimalisir kembali fungsi posyandu. Jujur saja, saat ini infrastrukturnya di daerah-daerah tidak memadai. Perlu adanya revitalisasi," kata Direktur Kesehatan dan Gizi Masyarakat Bappenas Dr. Arum Atmawikarta MPH dalam diskusi Kekurangan Gizi pada Balita dan Konsumsi Rokok Keluarga Miskin, di Hotel Grand Kemang, Kemang, Jakarta Selatan, Sabtu, 9 Mei 2009.
Misalnya, kata Arum, untuk penanggulangan diare, imunisasi, penimbangan balita, pemberian vitamin, terutama vitamin A dan vitamin D, dan lain sebagainya tidak terpenuhi lagi. "Ini perlu dilakukan untuk mengurangi dampak kekurangan gizi pada penduduk di daerah-daerah, terutama daerah terpencil," ujarnya.
Pada kesempatan sama, dirinya juga mengatakan sejumlah masalah pangan dan gizi terhadap pola hidup sehat. Di mana, gizi yang cukup tidak tercapai akibat mekanan yang dikonsumsi tidak aman. "Jadi, akses kepada pangan harus mudah dan terjangkau dan didukung pola hidup sehat," kata Arum.
Arum mengakui, meningkatnya faktor risiko obesitas, hipertensi, hiperglikema, dan hiperkolesterol disebabkan pola hidup tidak sehat. Biasanya, dikarenakan pola makan, termasuk minimnya konsumsi sayuran dan buah-buahan dan tingginya kadar garam, gula, lemak dalam tubuh.
Dia menambahkan, pola makan bisa diperburuk lagi dengan konsumsi rokok. Apalagi, merokok berpotensi besar menyebabkan kematian. "Sekitar lima juta orang menderita penyakit akibat mengkonsumsi rokok dan dua juta orang lainnya meninggal karena tembakau," ujar Arum.
Arum, juga mengatakan dampak rokok terhadap status gizi. Pertama, rokok dapat menurunkan kadar vitamin (C, B-Karotin, D, dan E,) dan mineral di dalam tubuh. "Jadi, percuma Anda memakan banyak buah-buahan bila konsumsi rokoknya juga sering," kata dia.
Selain itu, dia mengatakan berpotensi besar meningkatkan efek buruk terkena serangan jantung dan kanker. Serta, yang paling mengkhawatirkan, postnatal effects ibu-ibu hamil yang perokok aktif. Anaknya berpotensi mengalami gangguan pertumbuhan fisik, kemampuan intelektual, dan perkembangan perilaku bayi.
"Karena itu, kini kami (Bappenas) tengah menggodok draf kebijakan pembangunan pangan dan gizi (RPJMN 2010-2014) agar bisa segera diterbitkan," ujar Arum.
Kebijakan itu, Arum menambahkan, meliputi banyak hal, terutama isu-isu strategis seputar meningkatkan ketahanan pangan dan gizi. Misalnya, dengan meningkatkan status gizi masyarakat melalui peningkatan bidang pelayanan gizi, atau meningkatkan pengetahuan dan perilaku masyarakat tentang pola hidup sehat.
Baca Juga :
Terpopuler: Pengakuan Shin Tae-yong ke Ernando, Kata Pelatih Australia Usai Dihajar Timnas Indonesia
VIVA.co.id
20 April 2024
Baca Juga :
Komentar
Topik Terkait
Jangan Lewatkan
Terpopuler
Selengkapnya
VIVA Networks
Mobil Listrik China Ini Siap Produksi di RI, Pabriknya Numpang atau Bikin Sendiri?
100KPJ
sekitar 1 jam lalu
GAC Aion merupakan merek mobil listrik pendatang baru yang resmi menancapkan kuku bisnisnya di Tanah Air, dan berjanji akan produksi lokal, lalu di mana pabriknya?
Benarkah Insecure Dosa? Begini Kata Habib Jafar
Sahijab
sekitar 1 bulan lalu
Istilah "insecure" erat kaitannya dengan tingkat percaya diri seseorang, yang merupakan perasaan yang dapat berubah sesuai dengan situasi yang dialami. Apakah ini dosa?
Me Time by Kata Dokter: 5 Fakta dan Mitos Tentang Kecantikan yang Sering Disalahpahami
IntipSeleb
10 jam lalu
Banyak anggapan keliru soal kulit wajah yang beredar di masyarakat. Maka dari itu, yuk kita simak penjelasan fakta dan mitos tentang kecantikan yang sering disalahpahami
Dalam kancah musik dangdut koplo Indonesia, nama penyanyi dangdut muda, Happy Asmara semakin meroket dengan lagu-lagu yang penuh emosi dan memiliki makna mendalam.
Selengkapnya
Isu Terkini