Resep Merawat Kain Tradisional Indonesia

Kain tenun Gedog asal Tuban.
Sumber :
  • VIVAnews/Riska Herliafifah

VIVAlife - Kain tradisional asli Indonesia saat ini tengah diangkat oleh berbagai desainer Tanah Air. Hal tersebut membuat kekayaan warisan budaya nusantara itu semakin populer baik di dalam negeri maupun mancanegara.

Namun dalam segi perawatan kain, masih belum banyak yang memahami dan mengerti. Tak jarang, kain nan indah itu menjadi rusak.

Muhamad Fahmi, seorang Ahli Tekstil yang juga dosen Insitut Kesenian Jakarta (IKJ) mengatakan bahwa untuk merawat dan menjaga kain tradisional hampir sama untuk berbagai jenis. Mulai dari batik, tenun hingga songket.

Penanganannya tidak perlu dicuci terlalu sering. Namun bila sudah terlihat kotor, dianjurkan menggunakan sampo, bukan deterjen.

"Kotor itu ada dua macam, yakni kotor debu dan kotor noda. Kalau debu saja, bisa menggunakan sampo yang dicampur dengan air hangat kuku dan dikocok hingga berbusa," ujar Fahmi dalam acara Philips Hadirkan Rumah Inovasi, Solusi Kebutuhan Rumah untuk Ibu, di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Rabu, 17 Desember 2014.

Sementara untuk kain kotor dari noda, Fahmi menyarankan untuk membasahi bagian kain yang terkena noda tersebut, lalu dikucek perlahan dengan sabun mandi hingga hilang.

Setelah itu, lanjut Fahmi, kain tersebut direndam maksimal 30 menit. Lalu diangkat dibilas dan angin-anginkan tanpa terpapar sinar matahari langsung.

"Kain tradisional apapun tidak boleh dijemur dibawah sinar matahari langsung, karena akan merusak warna. Warna dari kain tradisional itu biasanya warna alami. Jadi harus dijaga dengan baik. Maka, ketika dijemur, sebaiknya ditempat yang teduh dan angin-anginkan saja," tambahnya.

Mencuci Kebaya


Untuk kebaya, yang perlu diperhatikan adalah cara penyimpanannya. Kebaya yang biasanya berbahan brokat atau tile, tidak diperbolehkan untuk digantung karena akan membuat kebaya melar pada bagian bahu tangan dan badan.

"Kebaya itu dilipat. Melipatnya juga sebaiknya dengan cara khusus. Yakni digelar dulu, diberi alas dengan kertas koran atau kertas lebar, baru dilipat beserta koran-korannya semuanya," kata dia.

Kertas tersebut, kata Fahmi, berfungsi agar bahan-bahan dan payet yang terdapat di kebaya, tidak saling tersangkut dan merusak bahan dan payet pada kebaya.

Kain dan busana tradisional ini,  juga perlu perhatian khusus ketika ingin menyetrikanya.

"Saat ini kita sangat diuntungkan oleh teknologi setrika yang mengimbangi perkembangan produk perawatan tekstil berkualitas tinggi seperti kain dan busana tradisional. Yakni dengan hadirnya setrika kering dan uap serta garment steamer," kata dia.

Garment steamer itu sendiri bisa digunakan untuk menyetrika kain dan busana tradisional agar tidak merusak tekstur, bentuk dan warna kain dan busana tradisional. (ren)

CIti Gandeng Occam Genjot Kinerja Komunikasi

Baca juga:

Aktivitas penumpang KA Bandara Medan.(istimewa/VIVA)

Lebaran 2024, KAI Bandara Medan Mengangkut 102.502 Penumpang

PT. KAI Bandara Medan mencatat telah mengangkut 102.502 penumpang sebagai angkutan Lebaran 2024 sejak 5 hingga 16 April 2024. Adapun, rute perjalanannya adalah Bandara Ku

img_title
VIVA.co.id
19 April 2024