Empat Tempat Ngopi Pilihan di Yogyakarta

Legend Coffe Kedai Kopi di Yogyakarta
Sumber :
  • VIVA / Ochi April

VIVAlife - Menikmati secangkir kopi dengan suasana santai sudah menjadi bagian dari gaya hidup tidak terpisahkan masyarakat Yogyakarta. Hampir di setiap sudut Kota Budaya ini, tampak warung kopi.

Ini Cara Indonesia Promosi Kopi Nusantara di Norwegia

Mulai dari kelas angkringan, hingga kelas mal dan cafe. Penikmat kopi di sana pun beragam, dari penikmat kopi sejati, atau kopi murni, hingga hanya kopi bungkusan.

Berikut, adalah kedai dan warung kopi yang bisa menjadi referensi Anda saat berkunjung ke Kota Gudeg tercinta.

1. Kedai Kopi Wikikopi

Namanya seperti mengingatkan kita akan Wikipedia. Ya, tempat ini memang ingin memberi semua yang dibutuhkan penikmat kopi, tidak hanya sebagai penikmat, tetapi juga bagaimana membuat bisnis kopi lebih menjanjikan. Menempati ruangan seluas 3 x 6 meter persegi di lantai dua Pasar Kranggan, Wikikopi memang jauh dari kesan warung kopi yang banyak bertebaran di Yogyakarta.

Hanya ada beberapa meja, mesin pembuat kopi dan beberapa biji kopi dari sejumlah daerah di Indonesia. Bahkan, pengunjung yang datang jika lebih dari 10 orang harus rela duduk lesehan.

"Kami baru berdiri satu bulan ini. Konsep yang kami tawarkan jauh berbeda dengan kedai kopi umumnya. Di sini, kami ingin menjadi akademi kopi, yaitu bagaimana dari kopi bisa menjadi peluang bisnis," kata Tauhid Aminulloh, salah satu penggagas Wikikopi, ditemui VIVAlife, Rabu lalu, 7 Januari 2015.

Keberadaan Wikikopi, selain memberi tahu teknik dan proses membuat kopi, juga bagaimana keberadaan kopi di perkebunan. Saladin, penggagas lainnya, menjelaskan initinya diajarkan bagaimana memahami dan belajar tentang kopi mulai dari hulu ke hilir. "Dari perkebunan hingga akhirnya menjadi secangkir kopi, kami terangkan semua," katanya.

Saat ini ada sekitar 12 orang penggemar kopi yang bisa dikatakan sedang belajar tentang kopi di Wikikopi yang dibantu empat mentor. Mereka akan diajak ke perkebunan kopi, berinteraksi dengan petani kopi, menanam kopi, memilih biji kopi, hingga memroses biji kopi menjadi secangkir kopi siap dinikmati.

2. House of Coffee Timoho

Buat Anda pencinta kopi sejati, rasanya belum pas jika saat ke Yogya belum menikmati secangkir kopi dari house of coffee yang berada di Jalan Timoho, Yogya ini. Konsep dapur terbuka menjadi salah satu ciri dari kedai kopi yang baru berdiri sejak lima bulan silam lalu.

Adalah Agus Prasetyo, penggemar kopi yang dalam sehari bisa menghabiskan enam gelas kopi hitam untuk menemani aktivitasnya. Dari kecintaannya terhadap kopi itulah, Agus belajar tentang kopi hingga proses pembuatannya.

Di house of coffee, Anda memang tidak akan dimanjakan dengan sambungan internet gratis. Ini sengaja, karena Agus ingin kedai kopinya menjadi tempat untuk penikmat kopi saling berinteraksi, tanpa diganggu gadget.

"Dan memang, banyak pelanggan saya yang sangat menikmati tempat ini, karena mereka akan bisa ngobrol maupun berinteraksi dengan pelanggan lain," kata Agus.

Bahkan, di house of coffee, pengunjung diberi keleluasaan memilih metode perbuatan kopi yang ditawarkan: seperti kopi tubruk, Vietnam dreep, French press, dan V60.

"Pengunjung juga boleh membuat kopi sendiri. Bahkan, kalau tidak ramai saya suka diminta memerlihatkan cara membuat kopi," kata Agus yang merupakan alumus salah satu perguruan tinggi swasta. Diletakkan di dalam toples bening, ada lebih dari 10 jenis kopi dalam bentuk biji yang siap dipilih pengunjung house of coffee.

Di sana ada kopi Aceh Gayo, kopi Mandailing, kopi Ciwidey Jawa Barat, Bali Kintamani, Toraja, Flores, Wamena, Blue Batak, Java Dampit Malang, Kopi Lampung, Menoreh, dan Bulukumba.

"Kopi itu selera, jadi saya harus memosisikan diri sebagai dokter. Artinya, kalau ada pengunjung, biasanya saya akan menanyakan jenis kopi yang mereka inginkan. Bahkan, kalau ada yang ada maag, saya akan merekomendasikan kopi yang aman," kata Agus.

House off coffee buka mulai pukul 14.00-02.00 WIB, selain kopi asli, juga ada makanan ringan. Harga yang ditawarkan bervariasi mulai dari Rp10 ribu - Rp17 ribu. "Banyak pejabat dari Jakarta yang kalau ke Yogya minum kopi di sini, saya kenal beberapa," ujar Agus bangga.

3. Angkringan Kopi Jos Lik Man

Jangan lupa nikmati seduhan kopi di angkringan kopi Jos Lik Man di utara Stasiun Tugu, Yogya. Angkringan memang identik dengan tempat bersantai warga dengan harga relatif murah. Di sini, pengunjung akan disuguhi sajian khas minuman berwarna hitam pekat, yang berbeda dengan kopi pada umumnya.

Meski tidak dibuat oleh barista andal, dan mesin pembuat kopi, kopi Joss di angkringan Lik Man menyuguhkan kopi unik, yaitu kopi dicampur arang dari tungku. Kopi jos itu sebenernya kopi tubruk yang diseduh pake arang panas. Caranya sangat sederhana, kopi bubuk menggunakan kopi Lampung, dimasukan dalam gelas lalu diseduh air panas.

Setelah itu langsung dimasukan arang yang masih masih panas ke dalam gelas kopi. Menurut Ibu Man, anak dari Lik Man, arang tersebut berasal dari kayu jati dan kayu Asam. "Minum kopi jos khasiatnya banyak seperti menghilangkan kembung dan masuk angin," kata dia.

Kalau untuk rasa, memang akan berbeda dengan kopi racikan barista yang ada di kedai kopi. Tapi untuk panasnya akan awet cukup lama, karena pengaruh areng tadi. Selain kopi jos, di angkringan Lik Man juga disediakan nasi kucing dan gorengan khas Yogya.

Tammy, mahasiswi salah satu perguruan tinggi swasta di Yogya mengaku suka menghabiskan waktu bersama kawan-kawannya di angkringan Lik Man.

"Tempatnya memang sederhana, tetapi di sini kita bisa menikmati kopi yang joss banget dengan harga Mahasiswa. Saya sih, suka saja suasananya, merakyat," kata dia. Angkringan ini tidak pernah sepi dari pengunjungnya. Kebanyakan yang berkunjung di angkringan ini mulai dari usia muda sampai yang tua.

4. Legend Coffee

Sejak marak warung kopi di Yogya,  Legend Coffee menjadi salah satunya. Dibuka sejak dua tahun silam, cafe yang berada di Jalan Abu Bakar Ali Jogja ini menawarkan konsep yang berbeda. Jika selama ini masuk cafe harus menguras kantong Anda, menikmati secangkir kopi di Legend coffee bisa dilakukan.

Di tempat ini, pengunjung dimanjakan dengan suasana yang layaknya rumah sendiri. Dengan konsep Games Café & Community Café, Legend coffee heritage, unik, dan elegan.

Riset: Jenis Kopi Ini Bikin Santai dan Serius

Selain kopi asli, di tempat ini beragam pilihan menu minuman dan makanan juga tersedia. Legend coffee buka 24 jam juga menyediakan  menu yang murah seperti Bakmi Godog, Bakmi Goreng, Bubur Ayam Legend, Nasi Goreng Sapi, Sop Buntut hingga Spaghetti Macaroni.



Baca juga:


Kisah di Balik Secangkir Kopi Indonesia

(asp)

Secangkir kopi.

Bahaya Kafein dalam Enam Cangkir Kopi

Syarat konsumsi kafein perhari yaitu 80 hingga 125 miligram.

img_title
VIVA.co.id
2 Agustus 2016