Menikmati Kopi Tambora dan Kopi Sembalun Khas NTB (I)

Nongkrong asyik cicipi kopi.
Sumber :
  • VIVAnews/Kusnandar/Mataram
VIVAlife - Seperti daerah berkembang lainnya, di Nusa Tenggara Barat (NTB) produk racikan kopi dengan berbagai merek dan tawaran rasa juga banyak beredar. Namun khususnya bagi masyarakat lokal, kata kopi yang dimaksud biasanya identik dengan racikan kopi hitam. Seperti halnya di Lombok, cukup menyebut kopi Lombok saja orang akan mengerti bahwa yang dimaksud adalah kopi hitam.
Bahaya Kafein dalam Enam Cangkir Kopi

Namun untuk kalangan penikmat kopi, mungkin akan berbeda seperti daerah lain. Di NTB penikmat kopi sudah tidak dikatagorikan dalam suatu komunitas lagi. Disini menikmati kopi sudah menjadi gaya hidup bagi semua kalangan, terlebih para remaja hingga wanita baik yang perokok maupun yang bukan perokok.
Ini Cara Indonesia Promosi Kopi Nusantara di Norwegia

Bahkan, kopi bagi masyarakat di NTB sudah menjadi kebutuhan pokok dalam setiap rumah tangga dan pedagang. Karena, meski terlihat menjamur lantaran banyaknya warung kopi tradisional hingga kedai kopi moderen diberbagai tempat. Mereka pastinya mengaku sangat di untungkan dengan berjualan kopi.
Riset: Jenis Kopi Ini Bikin Santai dan Serius

Ada beberapa kopi di NTB yang kekhasannya mengikuti rasa dari daerahnya didapat. Bijih kopinya tumbuh pada daerah dengan kondisi lingkungan dan suhu yang sedikit berbeda dari daerah penghasil kopi sesungguhnya. Beberapa pengaruh lingkungan tersebut juga menjadikan rasa dan aroma kopi berbeda bahkan tekstur bijih kopinya pun berbeda. Lebih kecil dan hitam dari bijih kopi pada umumnya.

Kopi khas itu ialah Kopi Tambora dan Kopi Sembalun. Kopi ini berasal dari pegunungan Tambora Kabupaten Bima dan perbukitan Sembalun Lombok Timur. Menikmati kopi ini tidak harus ke lokasinya.

Di Mataram biasanya kopi ini tersedia disetiap hotel-hotel besar. Menjadi suguhan mantab saat moment rapat atau kegiatan besar yang melibatkan pejabat. Namun beberapa tempat tongkrongan kedai kopi juga kerap menjadikan kopi tambora dan kopi sembalun sebagai menu spesial yang banyak dicari pelanggan. Salah satunya di Cafe Bandini Jalan Adi Sucipto 20 Rembiga Mataram.

Di Cafe ini kopi tambora dan kopi sembalun menjadi primadona. Bahkan terkadang pihak pengelola memasang tulisan Limited Edition pada 2 menu kopi tersebut. Itu dikarenakan permintaan yang banyak namun sulit untuk mendapatkannya.

Untuk soal rasa, dijamin akan berbeda dengan kopi-kopi lain. Bagi penikmat kopi, rasa memang yang paling utama. Karena itulah mengapa dua kopi ini seakan memiliki fans sendiri di lokasi tersebut. Seperti yang dikatakan salah seorang pengunjung penikmat kopi Tambora Haris Mahtul, tak mementingkan sajian namun menurutnya rasa kopi tambora memang selayaknya harus diburu.

Satu seruputan dengan tangan yang masih terhenti dicangkir kopi panasnya, ia mengatakan di lidah dan tenggorokan ini rasa khasnya. Entah apa yang ingin di ungkapkannya namun bagi Haris seruputan awal itu seakan membangkitkan lagi inspirasinya.

Wajah yang sebelumnya hanya terdiam dengan tugas kantor yang harus diselesaikannya, langsung berubah sumringah sembari membuka laptop dari dalam tasnya.

"Kopi tambora ini inspirasi saya, kopi harum dan rasanya itu buat cerdas kerja. Selalu pulang kantor mampir untuk alasan kopi tambora ini," ujar pria yang kesehariannya sebagai penulis itu.

Berselang seorang pelayan keluar dari dapurnya dengan membawa suguhan
kopi Sembalun racikan sang maestro robusta di Cafe tersebut. Ia akan mengantarkannya untuk seorang wanita cantik yang duduk dengan tablet
ditangan. Dia adalah Karnia, seorang pelanggan tetap yang biasa nongkrong dengan alasan secangkir kopi panas untuk melepas penat.

Cafe Bandini ini sudah menjadi tempat favorit bagi Karnia. Tak perlu memesan, kedatangannya pasti untuk bersantai dengan pesanan kopi andalan yang sudah rutin dipesannya.

Kesan Karnia, Kopi hitam sembalun sangat mantab di lidah. Selain dengan warnanya yang hitam pekat dan kental saat di seduh, kopi sembalun juga memiliki aroma yang khas dan berbeda dengan kopi pada umumnya.

"Aromanya ini lho, sembalun banget. Seruput sekali saja sudah terbayang damai dan hangatnya di bukit sembalun. Efek sampingnya yang bahaya, bikin fresh, kangen, dan ada sensasi seperti berasa cantik," ujarnya tersipu.

Yang menarik dari kedua kopi khas NTB andalan tempat tongkrongan ini, yaitu pada proses peracikannya. Takaran penyajian kopi diukur dari butiran bijih kopinya yang telah di oven.

Bijih kopi itu kemudian digiling secara manual dengan alat khusus, lalu dicampurkan gula pasir. Untuk menambah rasa nikmat, secangkir kopi dicelupkan sebatang kayu manis yang telah dikeringkan dan diaduk saat proses penyeduhan.

Campuran kopi gula biasanya di seduh dengan air dingin dalam sebuah wadah ukuran secangkir kopi. Campuran dimasak diatas kompor dan harus dalam 3 tahap pendidihan, artinya begitu kopi mendidih atau menguap berbusa, kopi diangkat, kemudian dipanaskan lagi sampai 3 kali mendidih barulah siap disajikan kedalam cangkir.

Racikan sempurna untuk rasa yang sempurna, hingga 1 cangkir kopi Tambora dibandrol harga Rp 17 ribu. Sementara secangkir kopi sembalun dibandrol dengan harga Rp 12 ribu.

Kedai kopi lainnya yang juga menawarkan Kopi Tambora dan Kopi Sembalun adalah Cafe Jangkuk. Bertempat di komplek pertokoan Kota Tua Ampenan Mataram, cafe jangkuk juga menjadi tempat favorit bagi pecinta kopi lombok atau kopi hitam. Selain itu, ditempat ini baik kopi tambora maupun kopi sembalun, biasanya selalu disandingkan dengan rokok arab (shisha). 

(ren)

Baca juga:


Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya