Hidangan Khas Penuh Makna di Hari Imlek

Kudapan imlek
Sumber :
  • VIVA.co.id/DA Pitaloka

VIVA.co.id - Hari ini, 19 Februari, merupakan hari libur nasional Tahun Baru Imlek 2566. Bagi mereka yang merayakan imlek, tahun baru itu dilewatkan dengan banyak berkumpul bersama keluarga.

Penjualan Ritel di China Naik 11,2% Selama Musim Libur Imlek

Tak ketinggalan menghidangkan sejumlah kudapan mulai dari ronde, kue keranjang, kue wajik, kue kukus hingga bakmie dan makanan lain yang disukai keluarga besar.

Sejumlah kudapan itu selain lezat dan mengenyangkan, juga memiliki makna berbagai harapan baru di kehidupan yang lebih baik sepanjang tahun Kambing.

Ronde Kuah Jahe

Rangkaian perayaan Imlek banyak dipengaruhi tradisi bercocok tanam di bagian utara. Rohaniwan Klenteng Eng An Kiong, Anton Tryono menyebut rangkaian imlek adalah perayaan sekaligus pengharapan musim tanam baru setelah musim dingin melanda.

Bursa Asia Pasifik Masih Diselimuti Aura Imlek

"Di belahan bumi Utara, dimana mereka punya empat musim, Imlek adalah ucapayan rasa syukur telah berhasil melewati musim dingin yang ekstrim dan perwujudan harapan baru pada musim semi yang akan datang," katanya, Kamis 19 Februari 2015.

Rangkaian perayaan Imlek pun mulai dilakukan pada sekitar 30 hari sebelum Imlek, atau 22 Desember 2014. Saat itu, keluarga berkumpul dan menyantap ronde.

Ronde adalah pertanda berakhirnya musim dingin dimana salju yang menutup tanah mulai leleh seiring dengan terbitnya matahari. Jajanan ronde terdiri dari bola-bola kecil yang terbuar dari tepung ketan berisi kacang hijau atau gula merah, disajikan hangat dengan kuah jahe.

Usai Imlek, Sebagian Bursa Asia Dihantui Risiko

Selain cocok disajikan di cuaca yang dingin, ronde juga memiliki makna filosofis.

"Ada sembahyang Ronde untuk menandai berakhirnya musim dingin dan satu bulan menjelang Imlek. Ronde terbuat dari tepung ketan karena hanya beras ketan yang bertahan hingga musim dingin berakhir. Berasnya sudah habis dimakan setiap hari,” katanya.

Ronde

Sedangkan kuah jahe ditambahkan karena hanya tanaman jahe yang masih bisa dipanen dibalik tanah yang membeku. Sementara tumbuhan yang berakar lainnya mati tertutup salju.  Bentuk bulatan bola-bola ketan pada ronde melambangkan pengharapan dan kehidupun yang utuh dan bulat di tahun yang akan datang.


Kue Kukus dan Wajik Perekat Persaudaraan

Ketika hari raya imlek tiba, seluruh keluarga akan berkumpul bersama. Satu hari menjelang imlek, keluarga akan medoakan leluhur yang telah mendahului mereka. Seluruh anggota keluarga memanjatkan doa dan berterimakasih pada leluhur di depan altar yang berisi nama-nama ataupun foto leluhur mereka.

Tak lupa, juga disiapkan sejumlah kudapan seperti kue kukus, kue wajik dan kue keranjang untuk disantap usai berdoa bersama.

Meskipun terlihat remeh dan tak modern, kue-kue yang juga dikenal sebagai jajanan pasar itu menyimbolkan berbagai harapan baru yang lebih baik di tahun baru.

“Kue Kukus itu bentuknya mengembang, simbol kehidupan kami yang akan berkembang di tahun baru. Sedangkan kue wajik itu melambangkan persatuan yang melekat erat seperti bulir beras ketan yang menyatu,” kata pria pemegang Kartu Tanda Penduduk (KTP) yang berlaku seumur hidup itu.

Kue kukus dan wajik

Kue Keranjang, Simbol Manisnya Harapan Baru

Namun semua kudapan itu belum lengkap jika tanpa kue keranjang. Kue dari tepung ketan yang dicampur dengan air gula dan dikukus serta dicetak dalam keranjang yang terbuat dari kayu.

Penikmat kue ini mempercayai kue keranjang yang rasanya manis dan berbentuk bulat adalah simbol dari pengharapan mereka untuk mendapatkan hidup yang manis dan penuh di tahun Kambing.

"Seperti ronde, kue keranjang juga terbuat dari ketan karena diakhir musim dingin hanya tersisa ketan. Diharapkan musim cocok tanam sejak musim semi akan menghasilkan panen yang manis dan berlimpah seperti rasa kue keranjang,” katanya.

Kue keranjang yang kini banyak dijual tanpa keranjang menurutnya paling enak jika dinikmati bersama keluarga. Cara mengolahnya bisa dengan dicelupkan kedalam kocokan telur dan digoreng, atau diiris tipis kemudian dikukus dan dimakan hangat dengan parutan kelapa. 

"Kue keranjang sekarang biasanya dibungkus plastik dan bertulis berbagai doa dan ucapan imlek,” lanjutnya.

Sejumlah kue olahan tepung ketan lain juga sering digunakan selama perayaan ronde sebagai simbol harapan yang baik.

Kue keranjang


Mie dan Lontong Cap Go Meh

Tepat pada tahun baru imlek, seluruh umat yang merayakan akan datang ke klenteng. Selain berucap syukur kepada Tuhan, mereka juga datang untuk menyambung silaturahmi dengan umat yang lain. Pada malam hari, lazimnya keluarga akan berkumpul bersama, makan bersama dan tak lupa, membagikan ang pau pada kerabat terutama pada yang lebih muda.

Sajian penting yang tak bisa hilang pada jamuan  bersama itu adalah bakmie. Makanan yang terbuat dari tepung terigu yang disajikan dengan bentuk panjang dan tipis lazim disantap dengan berbagai pemanis lain seperti telur hingga daging-dagingan.

Meskipun tak wajib ada, namun bentuk mie yang panjang dan tak terputus menyimbulkan rejeki dan peruntungan di tahun baru.

"Makanan itu sifatnya hanya tradisi saja, meskipun ada banyak simbol positif yang bisa dipetik,” imbuhnya.

Rangkaian perayaan tahun baru kalender imlek tahun Kambing akhirnya dipungkasi dengan perayaan Cap Go Meh, atau malam ke 15 an, 15 hari setelah 1 Imlek, yang dirayakan pada 3 Maret 2015. Perayaan yang ditandai dengan sembahyang Cap Go Meh ini tak pernah meninggalkan sajian khasnya, lontong sayur khas Cap Go Meh.

Sedikit mirip dengan opor ayam ketupat pada saat hari raya Idul Fitri, Cap Go Meh juga disajikan dengan sayur opor ayam lengkap dengan telur dan petis, pasta gurih yang terbuat dari udang dan ikan laut. Bedanya, jika pada Idul Fitri opor ayam disajikan dengan menggunakan ketupat maka Cap Go Meh selalu identik dengan menggunakan lontong.

"Lontong dibungkus daun bambu yang dikancing dengan tusuk bambu di dua sisi. Cap Go Meh menandai musim awal bercocok tanam. Kami harap lumbung beras kami atau rejeki kami tahun ini bisa terisi penuh dan tidak bocor di dua sisi,” kata dia. (ren)

Baca juga:

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya