Elegan dan Eksentrik Italia Meriahkan Panggung IFW 2015

Circa 2015 di IFW 2015
Sumber :
  • VIVA.co.id/Muhamad Solihin
VIVA.co.id
Akselerasi Desainer, IFF Gandeng Department Store
- Menilik industri fashion tidak lepas dari lihainya tangan-tangan perancang busana yang menghasilkan karya-karya eksotis dan menawan. Tentu hal ini tidak lepas dari bentuk pendidikan yang diterima sang desainer, baik dari sekolah atau bahkan otodidak. Salah satu dari beberapa institusi pendidikan Indonesia yang berkelas Internasional dan fokus industri fashion yakni Istituso di Moda Burgo Indonesia.

IFW 2015 Hadirkan Filosofi Batik Kimono

Dalam perhelatan Indonesia Fashion Week 2015, Istituto di Moda Burgo memamerkan 48 busana yang bertemakan
Sulaman Borneo Hentak Indonesia Fashion Week 2015
Italian Elegance and Eccentricity oleh siswi terbaiknya. Pemilihan siswi berdasarkan kurasi tingkat keahlian mereka mengolah sebuah ide menjadi karya yang nyata, original dan dapat diterima masyarakat.

Francesca Irene, Patricia Tania, Nerissa dan Dhianita telah memamerkan busana terbaik mereka saat hari terakhir Indonesia Fashion Week 2015 di Gedung Jakarta Convetion Center kawasan Jakarta Pusat tanggal 1 Maret 2015.


Francesca Irene menampilkan koleksinya bertajuk Kintsurukoi yang berarti teknik memperbaiki kriya keramik dengan menggunakan bahan emas atau perak cair. Dia mengangkat intisari dari ketidaksempurnaan menjadi sebuah inspirasi mengolah satin, suede dan lycra dengan aksen metalik. Sehingga busananya terlihat anggun dan berani.


Patricia Tania dengan label "Pi" mempersembahkan Monoaureale yang terinspirasi dari garis geometris kuat dan aktivitas ibu kota metropolitan. Dia menggunakan bahan lebih ringan seperti
net
,
duchess
dan
jersey
dalam palet monokromatik. Agar dapat memperlihatkan kesan wanita metropolis, dia bermain dengan konstruksi dan struktur.


Sementara Nerissa dengan koleksinya "Once Upon a Time" yang terinspirasi dari
fairy tale
diinterpretasikan melalui sudut pandang yang kelam. Nerissa menumpahkan kesan dongeng klasik dengan palet kebiruan di antara warna monokrom pada ragam kombinasi material untuk kesan lebih
whimsical
. Dia menggunakan bahan beludru, katun dan organdi serta
duchess
.


Lain hal dengan Dhianita yang lebih feminine dengan koleksi Floral Fantasy. Garis yang lebih
girly
diperagakan melalui palet ceria dan manipulasi kain menyerupai bunga sebagai aksentuasinya.


Seluruh rancangan
ready to wear
oleh siswi siswi Istituto di Moda Burgo ini banyak menjadi
evening wear
dengan potongan yang berbeda-beda. Sekolah busana tersebut sebanyak 80 persen mengajarkan praktek daripada teori. (one)

Baca juga:

(FOTO) Gianyar Cultural Wonders di IFW 2015

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya