- VIVA.co.id/Nuvola Gloria
VIVA.co.id - Tidak banyak wanita yang duduk di kursi pemerintahan. Hal demikian karena dianggap bahwa wanita masih belum mampu untuk memiliki jabatan legislatif maupun eksekutif. Hal ini ditanggapi serius oleh Veronica Ata Tori, aktivis wanita asal Nusa Tenggara Timur.
Veronica yang menjadi penerima penghargaan Indonesian Woman of Change 2015 dari Kedutaan AS, ingin meningkatkan partisipasi perempuan di dalam ranah politik. Dia seorang penggagas Jaringan Perempuan Politik di NTT dan secara aktif memberikan pendidikan politik bagi perempuan di masyarakat NTT.
“Perempuan sangat minim di dunia legislatif dan eksekutif,” ujar Tori sapaan akrabnya di @america Lt. 3 Pacific Place Mall, Selasa, 3 Maret 2015.
Kondisi seperti itu mendorongnya dan sejumlah aktivis perempuan lainnya di NTT untuk terus berjuang demi pemenuhan hak-hak politik perempuan. Selama 23 tahun, ia mendedikasikan dirinya dalam dunia kerja LSM untuk pemberdayaan masyarakat dan fokus pada perempuan. Selain itu, dia aktif dalam memperjuangkan perencanaan dan penganggaran responsif gender.
“Di sana sangat minim pendidikan anak dan anggaran untuk kesehatan reproduksi perempuan. Dana lebih banyak untuk pembangunan fisik, sementara untuk pembangunan SDM sangat kurang,” kata wanita yang pada tahun 2003 pernah diajukan sebagai calon wakil Bupati di Kabupaten Belu.
Ketua Badan Pengurus LBH Justitia, sekaligus Ketua Lembaga Perlindungan Anak di NTT itu berharap adanya komitmen pemerintah dan partai politik untuk meningkatkan keterwakilan perempuan.
![vivamore="